Cincin

1013 Kata
Ini keajaiban. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Ford. Dia terhipnotis oleh istrinya sendiri. Swana yang berdiri di pentas sana terlihat begitu murni dengan kehamilan yang ditonjolkan. Tubuhnya mewakili segala kasih sayang seorang ibu. Keindahan Swana terpancar dari senyum lembutnya yang seolah siap menerima anugerah sebagai ibu. Semua diperkuat dengan perhiasan rancangan khusus Brandon. 'Swana, apa kamu emang seindah ini? ' tanya Ford dalam hati. Dia belum pernah, atau lebih tepatnya belum menyadari jika istrinya sangat indah. Mungkin selama ini Ford lebih sibuk memuji Cindy. Jiwa Ford kembali terayun tak tentu arah karena pemandangan menakjubkan dari istrinya. Pikirannya tersesat bahkan tidak bisa menemukan kata- kata yang tepat untuk dirangkai dalam sebuah kalimat untuk memuji istrinya, Swana. Semua itu mengambil kesadaran dirinya akan sekitar, sampai tak menyadari jika tamu yang lain turut berdiri dan bertepuk tangan. Mereka juga ikut mengagumi dan memberi apresiasi pada gadis yang tampil apa adanya di atas panggung. Tanpa ekspresi cool seperti yang ditunjukkan model-model sebelumnya, juga lenggak- lenggok anggun. Dia tampil apa adanya sesuai pesan Brandon. Swana maju perlahan sambil mengelus perutnya. Dia berhenti di ujung panggung dan melemparkan senyum pada tamu. Perhiasan indah berisi ratusan berlian melingkar di lengannya yang membelai perutnya yang buncit. Dan dengan hasil penataan cahaya lampu yang profesional, membuat berlian itu berkilau seolah daerah perut Swana bersinar. Plok. Plok. Plok. Tepuk tangan meriah dihadiahkan Bagi Swana yang memberi pengalaman paling menyentuh saat ini. Itu mengejutkan Ford hingga tersadar dari lamunannya. Dia pun kembali ke backstage yang disambut dengan ucapan selamat dari Brandon. Satu-satunya orang yang marah dengan penampilan Swana adalah Cindy. Dia mendidih dengan penampilan gadis yang tidak secuilpun memiliki kelebihan darinya. Dia tidak memiliki tubuh tinggi semapai, dia tidak pernah diajari sikap anggun untuk debut di kalangan sosial atas. Namun secara kurang ajar bisa mengalahkan dirinya, dia kini berada di panggung yang ia impikan. Padahal Cindy dan model-model yang papan atas lainnya tersingkir dari persaingan. 'Apa-apaan ini. Kok bisa Swana ada di panggung dan jadi the wedding? ' batin Cindy penuh dendam. 'Gadis udik itu ternyata nggak bisa dianggap remeh. Lihat aja nanti Swana, kami bakal nyesel sudah nantang aku kayak gini. ' Sebagai model profesional, Cindy tetap tersenyum meski senyumnya terlihat menakutkan. Terlebih segala pujian penuh cinta sekaran datang dari arah kanan dan kiri meja yang Ford dan Cindy duduki. Segala macam pujian itu membakar Cindy dengan segala macam kebencian yang tidak masuk akal. "Aku membencinya. " "Ford... " Cindy mencoba memanggil Ford, tapi kekasihnya ini tidak bergeming dan hanya menatap kosong pada tempat Swana berdiri di panggung tadi. Ekspresi Ford yang seperti itu semakin membuat Cindy jengkel. Dia hendak mencubit lengan Ford sebelum Brandon naik ke panggung. Cindy bertanya- tanya apa yang pria itu lakukan di antara para model yang mengenakan perhiasannya. Dia mengambil mic dan mulai berpidato. "Hari ini aku melengkapi ambisi hidupku dengan memamerkan perhiasan karya terbaru perusahaan kami. Terlebih teman lamaku mempercayakan cincin pernikahannya padaku dan berniat membelinya sekarang juga. Nah, sobatku Ford, silakan kamu naik ke panggung dan nyari cincin mana yang kau pilih untuk menjadi cincin pernikahan kalian. " Kelicikan Brandon membuatnya mendapatkan keuntungan. Apalagi Ford yang masih belum tersadar dari sisa- sisa pesona istrinya--- kini nampak tidak berbahaya. Ford naik ke panggung dan masih kebingungan. Tanpa Ford duga, tepuk tangan meriah kembali menggema dari tamu. Para tamu itu memang pintar. Mereka tau harus bertepuk tangan untuk siapa. Ford jelas salah satu orang yang masuk list agar diberi tepuk tangan terkeras jika diperlukan. Bagaimanapun, dia adalah penerus Broxe sekaligus pengusaha yang sukses. Menjadi mitra Broxe tidak akan merugikan mereka dan justru sebaliknya. "Well, karena nyonya Broxe masih ada di backstage, aku akan memanggilnya. Tidak mungkin aku memanggil nona yang disebelahnya kan? Rupanya dia nggak sabar bahas masalah pekerjaan sampai-sampai duduk di kursi nyonya Broxe tadi. " Jelas itu merupakan sindiran. Semua tamu terkikik atas candaan Brandon yang menyakitkan. Membuat Cindy menjadi meradang dan mati - matian tetap tersenyum. 'Brandon, dia terus-terusan mempersulitku. Padahal aku nggak ingat punya masalah sama dia. ' Tak lama kemudian Swana datang ke arah mereka. Senyumnya mekar bersama dengan wajahnya yang merona. Dia menuju Brandon dengan langkah yang berhati- hati. "Ini dia, ibu hamil favoritku. " Brandon mendahului Ford menyambut Swana yang berjalan ke panggung. Itu membuat Ford menjadi kesal. "Nah Swana, aku memiliki beberapa cincin di sini. Kau bisa memilih cincin yang kamu sukai, iya kan Ford. " Ford mendengus. Dia mendekati Swana dan melingkarkan tangannya di sekeliling Swana. Sikapnya menunjukkan teritorial pada Brandon. "Kau boleh memilih yang kamu suka Swana, " ucap Ford mengulang ucapan Brandon. "Tolong pilih yang termahal Swana, aku tadi malam berdoa mendapatkan untung hari ini. " Kelalar Brandon di sambut tawa oleh para tamu. Tapi tidak dengan Cindy. Dia sangat marah dan cemburu. Karena tidak tahan dengan pemandangan yang menjadi kekalahannya, Cindy memutuskan pergi dari sini. Dia bisa berpikir membalas Swana di tempat yang lain. Meski ia sangat tidak terima harus mengalah sekarang. 'Kamu memang menang hari ini. Tapi nggak selamanya kamu bisa tersenyum Swana. ' Swana di panggung memilih cincin silver dengan berlian bertahta emerald. Sebuah cincin simbolis yang akan melingkar di jarinya. Cincin yang akan menandakan jika dirinya adalah nyonya Ford. "Yeay, kamu memilih cincin yang cantik Swana, katakan kenapa kau memilih cincin ini. " "Itu karena Ford suka warna hijau. " Jawaban Swana membuat Ford terpengkur. Dia tidak menyangka jika Swana tau warna kesukaannya. Padahal Cindy sampai sekarang lupa apa warna kesukaannya. 'Apa Swana memperhatikanku selama ini. Dia bahkan tahu warna kesukaanku.' "Wah Ford. Kamu beruntung memiliki istri yang mendahukukan suaminya dari pada dirinya ya. Jarang lo ada istri seperti Swana..." "Kamu jangan iri..." balas Ford. Keduanya memang seperti kucing dan anjing sejak dulu. Di manapun mereka bertemu selalu ada yang menjadi pemicu perdebatan. Bahkan di depan khalayak seperti ini tidak menghentikan keduanya berdebat. "Tentu tidak. Aku akan mencari istri seperti Swana. Bagaimana kalau aku merebutnya...?" canda Brandon. Bibirnya menyeringai seolah ini adalah tantangan. Sesuatu yang membuat Ford gatal ingin menonjok Brandon. "Apa pasaranmu turun sehingga menginginkan milikku?" "Aku bahkan merasa pasaranku naik jika mendapatkan istrimu." "Kau menyebalkan " "Terima kasih pujiannya." Dan begitulah mereka. Terus berdebat dan berdebat hingga membuat Swana pusing. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN