Keesokannya, Selina terbangun di kamar yang begitu asing baginya. Wajahnya tampak sembab dengan kedua netra yang begitu susah untuk dibuka. Masih di atas tempat tidurnya, Selina mengamati keadaan di sekitarnya. Ia baru menyadari jika kamar yang ditempatinya saat ini begitu mewah dengan segala perabot berkualitas tinggi. Kemarin ia tidak sempat meneliti ruangan itu karena pikirannya yang masih kalut dan sedih. Rumah keluarga Anderson pun kalah jauh dengan mansion ini. Setiap dinding berwarna putih gading itu dihiasi dengan lukisan-lukisan abstrak yang memiliki nilai seni jutaan dolar. Namun, Selina sama sekali tidak tertarik dengan kehidupan seperti ini. Gadis itu pun beranjak dari tempat tidurnya dengan malas. Ia berniat membasuh mukanya yang tampak lusuh dan sembab. Ia menyusuri kamar

