Di guna - Guna

5000 Kata
Ara pramita adalah anak ketiga dari Bapak Angga dan Ibu Anin. Kakak pertama bernama Anggie dan Kakak kedua bernama Ardi. Keduanya sudah berkeluarga. Bapak Angga seorang Guru jadi dan Ibu Anin seorang ibu rumah tangga. Menurut Bu Anin dan Pak Angga pendidikan nomer satu sehingga kedua kakak Ara lulusan terbaik di salah satu universitas negeri dan keduanya juga bekerja di perusahaan terbaik. Ara anak yang cerdas masa sekolah sampai sekarang kuliah Ara mendapatkan beasiswa. Ara selalu mendapatkan nilai tertinggi. Ara merupakan siswa akselerasi (percepatan pelajar) maka dari itu di umurnya yang masih 17 tahun Arah sudah berkuliah di salah satu kampus teknik terbaik. “Ara nanti ada praktikum jam 8 malam.”ungkap Shinta sambil duduk bersebelahan dengan ara yang sedang duduk di taman kampus. “Gimana ya sin masih bigung aku datang atau tidak sekarang aja masih jam 10 pagi nunggu ya kelamaan kalau pulang nanti malam berangkat lagi sudah tidak ada angkutan umum.”sambil mengerjakan laporan praktikum sebelumnya. “Oh ya lupa hari ini mata kuliah Cuma satu. Rumahmu jauh banget Ra mana kamu tidak mau bawa sepeda motor.” “Bukannya tidak mau sin tapi aku sudah cerita semenjak setelah kecelakaan aku agak takut mengendarai sepeda motor." “Makanya itu Ra lebih baik kamu kos Deket sini aja.” “Mana boleh sama orang tuaku kamu tahu sendiri orang tuaku agak kolot kedua kakakku juga tidak ada yang kos meskipun kampusnya jauh.” “Beda dong Ra kalau kedua kakakmu jurusan yang tidak ada praktikumnya jadi jadwalnya pun jelas. Apalagi kedua kakakmu bawa kendaraan sendiri. Coba aja pelan-pelan ngomong sama ibumu.” “Iya gampang deh nanti tak coba ngomong dulu terus nanti gimana ya?” “Gampang nanti tak jemput jangan lupa ongkos bensin.” “Sama teman pakai ongkos bensin segala tapi ya sudah nanti tak kasih ongkos bensin dari pada aku gak ikut praktikum nanti nilaiku kosong.” “Bener tu tapi kalau sekarang pulang aku gak bisa nganterin habis gini mau diajak keluar sama mamaku.” “Kalau sekarang masih jam 10 jadi masih banyak angkutan umum. Ya sudah tak pulang dulu.” Ara sambil membereskan semua barang bawaannya. “Oke hati-hati.” Dalam perjalanannya menunggu angkutan umum ada yang memegang pundak Ara. “Loh sep ngapain kamu disini.” “Nih lagi mau nongkrong sama saudaraku. Kamu kuliah disini ya hebat buat berkuliah disini susah Ra.” “Biasa aja sep mungkin rezekinya aja kamu tidak kuliah?”tanya Ara “Aku gak kuliah Ra gak mampu otakku.” “Masih sama kamu kayak dulu.” Septiadji adalah Teman SMA Ara. Ditengah obrolan mereka ada yang tersenyum Sinis. “Hmmmm.” “Oh iya Ra ini saudaraku namanya Alvin kenalin.” Mereka bersalaman tidak lama ada angkutan umum yang lewat. Ara pun berpamitan dengan Septi dan Alvin. “Mas gak usah punya pikiran aneh-aneh Ara itu lebih muda dariku dua tahun dia kelas satu langsung ke kelas tiga. kalian jaraknya terlalu jauh. Kasian masih kecil selama SMA aja Ara tidak pernah dekat dengan laki-laki.” “Apa sih sep gak usah punya pikiran jelek.” Dalam Hati Alvin “Lumayan nih buat target selanjutnya anaknya lugu dan cantik.”batin alvin Tempat yang berbeda ternyata Ara sudah sampai rumah. “Assalamualaikum Bu, Ara pulang.” “Ibu dibelakang nduk lagi masak.Tumben jam segini sudah pulang.” “Iya Bu mata kuliah berikutnya dosennya gak masuk sakit. Bu Ara mau ngomong.” Jawab Ara sambil mencium pundak tangan ibunya. “Ngomong apa nduk?Ibu belum selesai masak langsung ngomong aja.” “Bu, Ara boleh kos gak? Ara kalau ada praktikum malam bigung Bu apalagi rumah temannya Ara jauh dari sini jadi kalau selalu minta jemput tidak enak.” “Tidak usah pakai gitu nduk ibu khawatir kedua kakakmu tidak ada yang kos apalagi kamu anak cewek.” “Beda Bu kalau mas Ardi dan mbak Anggie bawa kendaraan sendiri mana kampusnya tidak terlalu jauh dan jurusannya pun tidak sama.” “Ya sudah nanti ibu coba omongkan ke bapak dulu.” Setelah perdebatan yang cukup panjang akhirnya Ara diperbolehkan oleh kedua orangtuanya. Pagi sekali Ara berangkat ke kampus rencananya mau mencari tempat kos terlebih dahulu. “Ibu.... bapak .... Ara berangkat dulu sambil mencium tangan orang tuanya” “Pagi sekali katanya hari ini tidak ada mata kuliah pagi.”ucap Angga. “Ara mau mencari kos dulu pak nanti ada praktikumnya takutnya selesainya malam jadi tidak keburu.” “Ya sudah bapak anterin ta?makan dulu Ara .” “Gak usah pak takut bapak telat kerja. Aku makan roti aja pak,Assalamualaikum.” Ucap Ara sambil memegang roti dan dimasukkan mulut.“ “Hati - Hati Ara nanti tersedak waalaikum salam.” “Kebiasaan anak itu ya pak tidak seperti kedua kakaknya.”ucap ibu Anin sambil menemani suaminya makan. “Biarin lah bu Ara lebih pintar memanage dirinya sendiri dari pada kedua kakaknya. Setiap anak punya kelebihan dan kekurangan Bu. Ya sudah Bu, bapak berangkat dulu. Assalamualaikum.” “Walaikumsalam.” Ara sudah sampai di dekat kampusnya. Ara bertanya dari satu kos ke kos yang lain menanyakan satu persatu.Disisi lain Ara tidak menyadari ada yang mengikutinya dari belakang. Ara pun menemukan kos yang cocok untuk dirinya selain tempatnya nyaman fasilitasnya lengkap selain itu harganya yang terbilang lebih murah daripada yang lain. “Bu saya jadi ngambil kamar yang biasa aja nih pembayarannya untuk dua bulan kedepan.” “iya mbk Ara terima kasih mau ditempati kapan mbk?”tanya ibu kos sambil menghitung uang pembayaran. “Besok mungkin Bu. Ya sudah Bu saya pamit dulu masih ada mata kuliah.” “Oh ya mbk.” Alvin yang dari tadi mengikuti Ara dan bersembunyi tersenyum culas mengetahui itu semua. Keesokan harinya Ara sudah menyiapkan semuanya untuk dibawa ke tempat kos. “Ara ayo keburu siang hari ini bapak ada rapat.” “Iya pak sebentar.”sambil mendorong koper bawaannya “Sudah semua tidak ada yang tertinggal.” “Sudah semua pak” Ara berpamitan dengan ibunya “Jangan lupa Ara setiap libur tidak ada kuliah dan praktikum kamu pulang.” “Iya Bu assalamualaikum.” Ara berangkat dengan diantar oleh Bapaknya. Sesampainya ditempat Angga menurunkan koper anaknya. “Ara yakin gak dianterin sampai kedalam.” “Yakin pak gak ush khawatir katanya bapak ada rapat nanti telat.” “Yasudah kalau ada apa-apa bilang bapak.” Ara menatap kepergian mobil bapaknya. Ara masuk kedalam kos dan menata semua barang bawaannya. Malam harinya ternyata ada yang mengetuk pintu kamar Ara. Ara membuka pintu kamar tersebut betapa kagetnya Ara melihat Alvin. “Lo kok tau aku disini pak eh mas.”ucapan Ara sangking bingungnya “Iya tau lah. Panggil mas aja biar lebih dekat.” “Kita ngobrol diluar aja mas gak enak dilihat penghuni lain sudah malam.” Ara sambil menutup pintu. Ternyata tangan Ara sudah ditahan dan Ara didorong kedalam sampai terjatuh. Pintunya dikunci dari dalam. “Ara....Ara...Ara.”Sambil tersenyum culas “Keluar mas atau aku teriak.” “Ini sudah jam 1 malam Ara dan diluar sudah sepi tidak ada yang mungkin dengar lagian ibu kos sedang keluar nginap di saudara nya apalagi kamarmu terletak diluar rumah pemilik kos makanya dengan bebas aku bisa masuk kesini.” Ucap Alvin sambil mendekati Ara Ara yang ketakutan semakin melangkah mundur hingga terpojok ke tembok. “Mau ngapain mas jangan mendekat tolong....tolong ......” Ditutupnya mulut Ara tangan dan kakinya. Alvin melecehkan Ara dan memuaskan nafsu birahinya sampai dia puas. “Tenang sayang kita sudah selesai enak bukan. Jangan sampai cerita pada siapapun sampai cerita akan aku buat hidupmu lebih sengsara Ara .”Alvin tersenyum puas melihat bercak darah itu menunjukkan bahwa dia yang melakukan pertama kali pada Ara. Sambil menodongkan pisau ke Ara membuat Ara takut. Ara hanya bisa menangis. Alvin meninggalkannya dengan kaki terikat,tangan,dan mulut yang juga terikat. Ara menggeser tubuhnya perlahan sampai menemukan pisau untungnya Ara bisa melepaskan ikatan itu semua. Ara sepanjang malam menangis. Ara mengingat kekhawatiran ibunya. “Ibu maafkan aku....aku bukan anak yang berbakti. Ara sudah kotor Bu. Aku harus gimana Bu?Ara bigung, Ara takut. Kamu harus kuat Ara kalau kamu cerita semua kamu akan dimarahi dan diusir dari rumah.”batin Ara Ara membersihkan seluruh badannya berkali-kali. Ara merasa dirinya selalu kotor. Dengan mengguatkan diri keesokannya Ara melakukan aktivitas seperti biasa. Waktu kembali di depan kamar kos Ara sudah ada kantong besar plastik berisi makanan dan minuman. Ara sudah menanyakan ini semua pada seluruh penghuni kos yang lain tidak ada yang merasa memiliki itu semua akhirnya Ara membawanya kedalam. “Sapa ya yang ngasih.” Ara memakan semua cemilan itu. Ara sangat lapar dan capek makanya dia menghabiskan semua itu tanpa berpikir panjang. Setelah membersihkan semua ternyata ada sepucuk kertas. “Maafkan aku Ara Aku khilaf ini semua sebagai permintaan maaf ku , Alvin.” Ara berusaha memuntahkan semua makanan itu tapi tidak bisa. Ara cuma bisa menangis mengingat yang terjadi semalam. Alvin yang melihat Ara menghabiskan semua pemberiannya tersenyum puas. “Setelah ini Kamu akan mencariku Ara. Target selanjutnya sudah masuk perangkap.” Ucap Alvin sambil mengepalkan tangannya. Benar saja malam harinya Ara tidak bisa tidur mengingat wajah Alvin. Ara heran dengan dirinya. “Kenapa aku seperti ini dengan orang yang memperkosaku?. Kangen pengen ketemu rasanya. Bodoh kamu Ara.”batin Ara Ara menjalankan aktivitasnya seperti biasa setiap hari tapi Ara tetap tidak bisa melupakan Alvin. “Kenapa Ara?”ucap Cindy “Aku selalu terbayang wajah seseorang. Aku gak pernah begini sebelumnya.”jawab Ara Ara memang tidak menceritakan semua yang terjadi padanya. Ara memang anak yang tertutup. “Mungkin kamu jatuh cinta Ra. Wajar Ra kita udah dewasa bahkan aku dan Cindy sudah punya pacar masak kamu belum.” “Gak mungkin itu.” “Memangnya anak mana.” Ucap Cindy sambil memegang hp “Aku gak tau cin, nomer hp nya aja aku gak punya rumahnya dimana aku gak tau.” “Lo kok bisa Ra emangnya bukan anak kampus sini?.” Ucap Sinta kaget “Bukan dia saudara temanku SMA aku ketemu dia seminggu yang lalu dekat kampus waktu aku nunggu angkutan umum.” “Guys aku pulang dulu ya yayangku menunggu.”Pamit Sinta “Iya hati-hati.” Jawab Cindy dan Ara berbarengan. “Apa kamu gak punya nomernya teman SMA mu itu Ra kan bisa tanya lewat dia?.”Ucap Cindy “Gak punya cin kamu tau sendiri aku jarang dekat sama teman cowok.”jawab ara “Gimana kalau kamu jelajahi akun media sosialnya.”ucap Cindy Ara mencoba mencarinya akun media sosial milik Alvin. Tanpa Ara sadari Alvin seorang preman dan umurnya sudah lebih dari 40 tahun. Alvin hanya memikirkan cara memperoleh uang. Baginya media sosial itu tidak penting. jadi tidak mungkin kalau Alvin memiliki media sosial. “ Tidak ada Cindy Gimana ya bigung aku.”sambil menatap hp dan mulai gelisah “Kamu bisa cek media sosialnya temanmu SMA yang sudaranya bisa juga tanya nomer HP nya lewat teman-temanmu SMA. Tanya anak itu lewat saudaranya. Siapa namanya Ra?” “Alvin”. “Coba kamu cerita tentang Alvin aku kan sahabatmu Ra jangan dipendem sendiri kalau lagi jatuh cinta.”sambil menggoda temannya. “Anaknya baik,ganteng. Aku gak bisa berkata-kata kalau tentang Alvin.” “Darimana kamu tau dia baik Ra kan baru kenal.”menatap keheranan pada temannya yang hanya bertemu sekali langsung jatuh cinta. Ara terus memuji Alvin didepan Cindy. Seakan Ara menutup mata dan lupa akan kejadian yang dia alami saat diperkosa oleh Alvin. Semenjak Ara memakan pemberian Alvin yang ada Alvin tampak sempurna didepannya. Sampai Cindy tertegun mendengar nya secinta itu Ara. “Ya sudah kita pulang aja Ra sudah sore juga. Ayo tak anterin ke kos daripada jalan kaki.” “ Kamu gak pulang sama cowokmu.” “Dia masih ada mata kuliah nanti. Ayo!”sambil menarik tangan Ara untuk menuju ke parkiran. Sesampainya di kos Ara melanjutkan pencariannya lewat media sosial yang sempat tertunda. Ara yang sangat religius mulai lupa Tuhannya. Dulu yang sholat gak pernah telat bahkan ibadah Sunah lainnya selalu dia jalankan. Sekarang ibadah Sunah dilupakan ibadah wajib ditinggalkan.Padahal baru kenal seminggu yang lalu sudah membuat Ara melupakan semua seakan dunianya hanya Alvin saja. Ara menemukan akun media sosial Septi. Ara mengirimkan pesan kepada Septi menanyakan nomer telpon Septi. Setelah mendapatkan nomer telpon Septi, Ara menghubungi Septi. “Halo sep” “Ini siapa?” “Aku Ara sep” “oh iya Ara ada apa ya Ra seperti nya penting banget?” “Iya sep aku pengen tau nomernya Alvin.” “Pasti Ara korban selanjutnya. Tidak bisa dibiarin Ara anak yang baik.”batin Septi “kok diam sep” “Hallo....Hallo Ara gak denger ra sinyalnya putus-putus.” “Sini gak sep aku bisa dengar suaramu. Hallo kok dimatiin.” Berkali-kali Ara telpon tidak diangkat oleh Septi. Alvin tiba – tiba masuk dalam rumah. “Ada apa sep?”Tanya Alvin “gak ada apa-apa.”jawab Septi “oh ya sep kalau Ara telpon kamu tanya aku kasih aja nomeku.” “Emangnya kenapa Ara tanya?Ara memangnya mau ngapain.” “Aku sudah nyerahin foto Ara ke Mbah gamprung.” “Masih aja urusan dengan ilmu hitam. Apa gak kapok udah 3 kali masuk penjara? awas aja buat masalah lagi tak beritahu ayah. Jangan libatkan aku dalam urusan apapun.” Ucap septi meninggalkan alvin “Jangan ikut campur.”Alvin mengepalkan tangan langsung meninggalkan Septi “Aku tunggu kedatanganmu Ara cantik.”batin Alvin Ara yang tidak puas jawaban Septi seperti menghindar. Ara terus mencari informasi tempat tinggal Septi. Ara pun mendapatkan alamat Septi. Pagi-pagi sekali Ara pergi menggunakan angkutan umum. Dalam perjalanan HP Ara berbunyi. “Hallo Cindy ada apa?” “Kamu kemana aku sama Sinta ada ditempat kosmu.” “Aku lagi dijalan Cindy. Aku mau kerumah Septi buat tau tempat tinggal Alvin.” “Kamu gak inget Ara sekarang ada mata kuliah.” “ Iya aku inget tapi ini lebih penting. Aku titip absen ya!” “Iya ara” Ucap Cindy sambil menutup telpon Ara. Sinta dan Cindy tertegun mendengar Jawaban Ara. “Tumben Ara seperti itu.”ucap Sinta “Entahlah, Ara memang aneh sekarang.”ucap Cindy merasa bigung dengan sikap Ara. “Biasanya Ara kalau masalah pendidikan nomer satu. Bahkan dia yang selalu mengingatkan kita tentang tugas-tugas kuliah.” “Iya nilainya pun turun karena banyak melamun dikelas. Bahkan masalah ibadah pun mulai ditinggalkan.” “Ara lagi jatuh cinta sama Alvin itu loh Sinta.” “Aku penasaran seperti apa sih orangnya. Ya sudah kita berangkat ke kampus aja nanti terlambat.” Akhirnya Ara sampai ditujuan. “Yang mana ya rumahnya.” Ucap Ara kebigungan mencari rumah septi Ara Panggil seseorang. Ara menoleh ditemukannya laki-laki yang Dia suka. “Mas Alvin” “Ngapain kamu disini” “Ara pengen ketemu mas Alvin.” Mendengar ucapan Ara. Alvin tersenyum Sinis. “Ya sudah ayo kita ke bengkel “ Ara mengikuti Alvin dengan senang. Sebelum kedatangan Ara. Alvin lagi mengobrol dengan teman premannya. “Hey Jon” “kalau ada seorang perempuan cantik tanya Aku langsung antarkan kebengkel ya.” “Korban selanjutnya ta?” “Iya aku mulai kekurangan uang kamu tau sendiri kan Jon kebutuhanku banyak. Belum mengirimi uang untuk ibu dan saudaraku. Sedangkan pekerjaan ku seperti ini cari kerja yang lain susah sekarang.” “Terserah kamu aja tapi aku heran sama kamu kok bisa banyak cewek yang suka belum lagi dia berkorban banyak buat kamu.”Ucap Joni heran “Aku pakai susuk Jon jadi sapa aja wanita yang liat aku pasti suka, tapi Ara berbeda dia melihat aku dengan biasa aja akhirnya aku menggunakan pelet pada Ara.” “Haduh jaman sekarang pakai seperti itu.”joni tidak percaya “Beneran bukti nya aku bisa dapat uang dari cewek-cewek itu.” “Kalau Ara.....Ara itu ternyata bukan orang kaya gimana?”Tanya Joni “Tinggal tak buang Jon lumayan aku sudah dapat perawannya Jon.” Joni kaget mendengarnya. Alvin menoleh ternyata dia melihat ada Ara yang sedang kebigungan. “Itu Jon anaknya “ “Cantik masih muda pula boleh buat aku.” “Nanti aja kalau aku sudah bosan” Alvin meninggalkan Joni dan mendekati Ara. Akhirnya Ara sampai di bengkel yang dituju Alvin. Alvin memang saudara Septi tapi dia disana untuk membantu Septi menjalankan bengkelnya jadi Alvin tidur dibengkel. Alvin bukan asli sini. Dia pernah menjambret ayahnya septi. Karena ayahnya Septi kasihan sama Alvin akhirnya Alvin dibawa kerumahnya untuk membatu membersihkan rumah dan membatu Alvin menjalankan bengkel Septi. Kalau tidak ada ayahnya Septi mungkin Alvin masih jadi preman dan tidur dibawah kolong jembatan.Letak bengkel tidak jauh dari rumah septi. “Sepi ya mas disini”Ucap Ara “Katanya kangen jadi aku cari tempat yang sepi untuk kita” Sebelum Ara menjawab bibirnya sudah dilumat oleh Alvin. Alvin menuntaskan nafsunya. Entah kali ini Ara lebih menikmati tidak seperti yang pertama.Setelah melakukan hubungan suami-istri. Ara membersihkan semuanya. "Ara boleh mas minta tolong?" "Minta tolong apa mas?ngomong aja" "Mas butuh uang ara. Ara ada uang" "Butuh berapa Mas?" "Ara punya berapa itu aja yang mas pakai" Ara membuka dompetnya uang sisa saku diberikan semua ke alvin. "Ini Mas " ucap Ara sambil memberikan uang tersebut "Lumayan nih"batin Alvin "Mas kok melamun" "Tidak apa Ra makasih ya" "Oh ya mas Ara minta nomer telpon nya mas alvin. Biar kalau kangen enak." "Maaf Ara bukannya gak mau ngasih tapi hp ku rusak. Bisakah kamu membelikannya? Uang yang darimu tak bisa kupakai karena itu untuk keperluan lain" "Iya mas nanti tak belikan ya sudah mas aku pulang dulu" Setiap Ara punya uang pasti menemui Alvin. Nilai Ara merosot turun dan itu diketahui oleh orangtuanya. Semakin hari Sesampainya Ara dikos ternyata sudah ada orangtuanya. " Ibu....Bapak....dari tadi ta?" ucapan Ara sambil mencium tangan kedua orangtuanya "Ini kenapa kok nilai bisa merosot. Nanti kalau beasiswa mu dicabut gimana?" "Maaf Bu aku tidak bisa mengikuti pelajarannya semakin hari semakin berat apalagi teman-teman pada les semua jadi aku ketinggalan." l Semenjak Ara kenal Alvin jadi sering berbohong. "Ya sudah nanti bapak transfer uang sekalian sama uang sakumu" "Alhamdulillah ada uang buat beli hp mas Alvin.batin Yang dipikirin hanya Alvin aja semua dilupakan berasa dunianya hanya Alvin. Keesokan harinya setelah selesai dari kampus Ara ke tempat Alvin. "Assalamualaikum" "Waalaikumsalam Ara" "Septi, ngapain kamu dibengkelnya Alvin" "Apa bengkelnya Alvin?Siapa yang ngomong begitu?" Alvin yang mendengar itu langsung menarik tangan Ara. "Ngapain kesini jam segini?" "Aku baru selesai mas dari kampus aku langsung kesini.Aku punya kabar bagus mas." "Kabar bagus apa Ara cepatan aku mesti kerja." "Aku sudah ada uang untuk mas beli Handphone Ayuk kita pergi berdua " "Sini kasihkan ke aku aja. Aku beli sendiri. Lagian kita mau naik apa?" "Naik ojek online aja mas tapi aku pengen kita keluar berdua mas" "Tidak bisa Ra aku sibuk sini uangnya aja jangan rewel mau aku tinggalin ta kamu" Ucapan Alvin membuat Ara gemetar dan menuruti semua kemauan Alvin. ''Mas boleh tanya gak?" Setelah diberi uang alvin bersikap lebih baik. "Tanya apa sayang?" "Kenapa tadi waktu aku bilang itu bengkelnya mas alvin . Septi kok kaget marah mas. Bengkel itu memang benar punya mas?" "Iya memang punyaku sayang tapi orang tuaku butuh uang yang dikasih hari ini habis dan ini aja buat beli hp kurang jadi bengkel itu aku gadaikan ke ortunya Septi" Ara langsung percaya padahal yang diucapkan alvin hanya kebohongan semua. "Orang tuaku mulai curiga mas dia sampai mendatangi aku ke kos makanya ini terakhir kali awku dikasih uang mas '' "Jadi anak penurut dulu kamu sayang. Aku boleh pinjam cincinnya buat tambahan nebus bengkel yang aku gadaikan" "Tidak bisa mas kan barusan udah tak kasih uang nanti ibu semakin marah" "Haduh kok gak nurut lagi apa efeknya mulai hilang. Nanti malam aku harus ke mbah gamprung lagi buat memperkuat efek susuk dan pelet."batin alvin "Mas kok diam. ya sudah aku pulang dulu" "iya Ara Hati-Hati" Alvin kembali ke bengkel. Alvin melewati Septi untuk masuk ke bengkel. "Mas urusan kita belum selesai" "Ada Apa sep" "Kenapa mas bilang bengkel ini milik mas jangan rusak Ara mas kasihan?" "Aku tidak pernah bilang begitu Ara aja yang salah paham"ucap Alvin setenang mungkin agar tidak diketahui kalau berbohong. "Aku sudah peringatan mas awas aja nyakitin Ara apalagi merusak Ara seperti yang lainnya" "Iya....iya cerewet sekali sih" Alvin pergi meninggalkan Septi. Alvin senang sekali mendapatkan uang lagi dari Ara. "Kenapa Ara tidak terlalu menurut ya?Apa dia punya rencana lain Atau eferknya mulai hilang? Tak tunggu deh beberapa hari dulu kalau tidak ke sini berarti bener efeknya hilang"batin Alvin Disisi lain Ara mulai menyadari kesalahannya. "Sudah ini terakhir kalinya aku seperti ini. Alvin tampaknya dia tidak mencintaiku. Alvin hanya memanfaatkan Aku."batin Ara Ara tidak menyadari bahwa dia terkena Ilmu hitam yang Ara tau dia mencintai Alvin tapi bertepuk sebelah tangan. Untuk melupakan Alvin Ara kembali ke rumah orangtuanya. Ara sudah pindah kos karena orangtuanya berfikir kos Ara kurang aman semua orang bisa bertamu.Ara mulai mendekat lagi pada Tuhannya. Ara melakukan sholat, puasa. Ara menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Nilai Ara kembali menjadi yang terbaik lagi. Ara mulai mendapatkan kepercayaan orang tuanya. Ara mulai melupakan Alvin sedangkan Alvin yang mulai kehabisan uang gelisah sudah enam bulan lebih dia tidak bertemu Ara. Alvin sudah mencoba mencari korban lain yang lebih kaya tapi tidak ada yang sepolos Ara dan tidak ada yang secantik Ara. Apalagi Alvin masih ingat sekali bahwa dia laki-laki pertama yang sudah meniduri Ara. Tidak ada yang bisa memuaskan Alvin dalam hal ranjang dan uang. Memang benar Alvin sudah berumur 45 tahun tapi Alvin tidak pernah menikah dan punya anak. Setiap meniduri korbannya Alvin menggunakan pengaman tapi berbeda dengan Ara. Setiap meniduri Ara, Alvin tidak pernah menggunakan pengaman. Alvin terus mencari Ara ke kostnya yang dulu tapi tidak ada. Alvin mencari keseluruh teman Septi mengatasnamakan Septi agar mendapatkan informasi. Tidak mendapatkan hasil apapun. Akhirnya Alvin menunggu Ara dikampusnya. Tidak sia-sia Alvin menunggu disana. Tak lama ada Ara dan temannya lewat. "Ara....Ara....Ara" "Mas Alvin" "Siapa itu Ara?"ucap cindy "Itu Alvin Cindy" Cindy kanget dan tidak percaya "Katanya ganteng kok jelek dekil lagi mirip preman di pasar "batin Cindy "Cindy jangan melamun aja aku nemui Alvin dulu"Ucap Ara sambil beranjak pergi meninggalkan Cindy "Ngapain mas kesini" "Aku kangen sama kamu Ara, Maafin aku ya! Ini makanan buat kamu" Alvin menggunakan cara yang sama untuk membuat Ara nurut lewat makanan." Ara langsung memakannya "Enak mas" "Habiskan" Setelah habis makanannya "Ayo ikut aku Ara. Ara langsung menurutinya." Ara pergi meninggalkan Cindy. Cindy yang dari tadi melihat langsung mengejar Ara. "Ara jangan pergi kita masih ada kuliah. Kamu kok nurut sama orang jelek itu Ara" Cindy berteriak mengejar Ara Alvin yang melihat Cindy dari spion hanya bisa tersenyum Sinis. "Aku harus cepat mengambil semua milik Ara. Aku tidak mungkin mencintai Ara. Aku pasti bisa cari yang lebih dari Ara dalam hal apapun" batin Alvin "Mas kita mau kemana" ucapan Ara membuyarkan lamunan Alvin "Aku akan bawa kamu ke orangtuaku Ara" "Kenapa kita tidak ke bengkel mas?" "Tempat itu sudah tidak aman Ara" Alvin jadi ingat insiden ketika dia diusir oleh Ayahnya Septi karena semua keluarga korban mencari Alvin kerumah Septi. Ayah Septi mengusir Alvin Karena kecewa dia pikir Alvin sudah berubah ternyata tidak. Kejadian seperti ini memang sering terjadi tapi ayahnya septi terus memaafkan. Untuk kali ini Ayahnya septi tidak bisa memaafkan Alvin sehingga Alvin diusir dari rumahnya. " Bu , Aku diusir dari sini " ucap Alvin saat menelepon ibunya "Kamu balik kesini aja! Ibu bawa kamu ke mbh gamprung lagi biar diperkuat ajianmu " "Alvin gak ada uang Bu semua sudah aku kirim untuk ibu" "Tenang aja, ibu ada simpanan jangan lupa kamu harus dapat uang lebih banyak lagi" Alvin pulang ke desanya lagi. Perjalanan ditempuh sekitar 1 jam. Sesampainya disana Alvin disambut oleh ibunya. "Ayo langsung berangkat ke mbh gamprung aja" "Aku masih capek Bu nanti malam aja" "Kamu harus cepat bertindak kalau tidak kamu masuk penjara lagi" "Ya sudah kalau itu maunya ibu" Alvin dan Ibunya harus melewati hutan untuk menuju ke tempatnya mbh gamprung. Setelah selesai Alvin dan ibunya pulang. "Apa bener ucapannya mbh kamu sudah melanggar ketentuan bahwa kamu jatuh cinta sama seorang gadis?" "Gak Bu bohong itu aku gak mungkin jatuh cinta. mbah gamprung udah gak sakti lagi Bu" "Mulutmu gak mungkin itu. Awas aja kalau kamu jatuh cinta sama sapa itu?" "Ara Bu" "Iya , kamu bawa Ara kerumah minta semua hartanya" "Siap Bu" Alvin sudah datang bersama Ara. Ibu Alvin melihat semua perhiasan yang dipakai Ara dengan tersenyum culas. "Assalamualaikum Bu" "Waalaikumsalam masuk nduk ibu sudah menyiapkan makanan buat Ara. Maafkan ibu nduk ibu cuma bisa menyiapkan makanan seperti ini" "Tidak apa Bu" "Le, barangnya Ara bawa masuk ke dalam kamarmu " "Iya Bu" jawab Alvin Ara makan bersama dengan ibunya Alvin. Selama Alvin belum datang ibunya Alvin tanya mengenai keluarga Ara. Itu semua hanya basa basi agar Ara percaya dengannya. "Nduk orangtuanya kerja apa?" "Bapak pegawai negeri Bu" "Pegawai Negeri dimana?'' "Bapak guru SMAN Bu kalau ibu hanya ibu rumah tangga Bu dulu pernah kerja di Bank cuma bapak menyuruh ibu keluar untuk ngurus Anak-anaknya" "Berapa bersaudara nduk?" "Tiga Bu saya anak ketiga" "Sudah berkeluarga semua ta?" "Iya Bu" Tak lama kemudian Alvin datang "Kok asyik banget sepertinya ngobrol apa kalian?" "Hanya ngobrol biasa mas"jawab Ara mereka makan bersama " Le, Ibu butuh uang buat pengobatan Minggu depan? " Aku belum ada dana Bu nanti coba aku Carikan" jawab Alvin yang sudah tau rencana ibunya berpura-pura sakit untuk menarik perhatian Ara'' "Ibu memangnya sakit apa?"tanya Ara Ibunya Alvin tampak bigung mencari alasan. Alvin yang tau akan itu langsung mencari alasan. "Ibu sakit keras Ra seminggu sekali harus berobat" Alvin yang tidak tahu tentang penyakit - penyakit jawab dengan seadanya. "Le, Ara pasti capek biar tidur aja " Ara dan Alvin tidur satu kamar. Hal itu sudah biasa untuk ibunya Alvin. "Ara mas boleh minta tolong" "Boleh mas apa?" "Ara tau sendiri ibu tadi butuh uang mas gak ada dana sedang kan ibu tidak bisa nunggu. Apa Ara ada uang?" "Ini mas Ara cuma ada segini" ucap Ara sambil menunjukkan uang 100 ribu sebanyak 50 lembar. "Ini kurang Ra ibu butuh biaya banyak boleh mas minta perhiasannya Ara" " Ini mas ambil" ucap Ara sambil melepas perhiasannya dan memberikan ke Alvin. "Ya sudah Ara tidur aja ini tak bawa" Waktu Ara tidur semua pemberian Ara, Alvin berikan sama ibunya. "Ibu ini " ucap Alvin sambil menunjukkan semuanya " Ini kurang, Kuras semua uang Ara. Dia dari keluarga berada suruh dia mencuri dirumahnya biar kita yang menikmati hasilnya " " Kasihan Ara Bu" "Kamu mulai tidak nurut sama ibu" "Ya sudah Bu" Alvin menuruti Besok pagi harinya. "Ara bangun" "Apa mas?" "Ara gak ke kampus ta?" Ara yang kaget langsung bangun dan bersiap. "Ara mas boleh minta tolong!" "Boleh mas" "Ara setelah dihitung semua pemberianmu semalam kurang" "Aku gak ada uang mas" "Kamu bisa mengambil semua milik orangtuamu" "Baiklah" Ara selalu menuruti semua keinginan Alvin. Sebenarnya Ara ingin Alvin mengantarkannya kerumah tapi Alvin tidak mau. Ara diantar menuju kampus. Ketika bersama Alvin, Ara melupakan semuanya. Sesampainya di kampus Ara pulang kerumahnya. Akhirnya Ara sampai rumah. "Assalamualaikum Bu " "Libur ta kamu nduk?" "Iya Bu . Bu boleh Ara tidur dengan ibu ?" "Oala nduk iya boleh. Kamu itu masih belum dewasa aja tidak seperti kedua saudara mu" "Aku kangen ibu lagian bapak kan lagi ada diluar kota" Malam pun tiba waktu ibunya tertidur Pelan-pelan Ara mengambil semua perhiasan dan uang yang disimpan oleh ibunya. Setelah mendapatkannya Ara menyimpannya kemudian tidur. Tidak terasa sudah pagi Ara melakukan aktivitas seperti biasa dan sampai ke kampus. "Mas aku sudah dapat yang mas mau" ucapan Ara dalam telpon "Oke nanti mas ke kampusmu" Tidak lama Alvin pun sudah sampai dikampus. Alvin hanya mengambil uang dan meninggalkan Ara. Ara mulai mual-mual. Keesokan harinya Ara melakukan test kehamilan dan benar garis dua menunjukkan bahwa Ara hamil. Ara yang senang akan hal itu menelpon Alvin. "Hallo Mas aku hamil " "Aku belum siap Ara jadi bapak apalagi ibuku tidak suka padamu.Jadi lebih baik kita putus aja" jawab Alvin sambil menutup telpon Ara seakan disambar petir mendengar jawaban Alvin. Ara hanya bisa menangis. Ara menyimpan rapat kehamilannya dari siapapun dan melupakan Alvin. Hari demi hari keuangan Alvin pun menipis sehingga Alvin mencari Ara. Alvin mencari ke kos ternyata Ara sudah pindah menunggu dikampus sampai malam Ara tidak kunjung datang. Alvin mencari Ara melalui temannya Septi. Akhirnya Alvin mendapatkan alamat rumah Ara. Alvin sudah mempersiapkan seperti yang dia lakukan dengan Ara membuat orang tua menurut lewat makanan. Saat tiba dirumah Ara, Alvin mendapatkan penolakan dari kedua orangtuanya Ara dan membuang semua makanan yang diberikan Alvin bahkan Ara tidak boleh menemui Alvin.Setelah Alvin pulang Ara yang sedang dikamar dipanggil. "Ara.....Ara" ucap ibunya geram Ara menuju ruang tamu tempat kedua orangtuanya berada. Sesampainya diruang tamu Ara ditampar oleh Bapaknya terlalu marah sampai tidak bisa berkata apapun. "Bodoh kamu Siapa yang suruh Kamu berhubungan sama laki-laki seperti itu? Sudah Jelek, dekil, bau, bertato, dan tua dia tidak pantas jadi pasanganmu Ara. Ibu tau kamu tidak pernah dekat dengan laki-laki tapi jangan sebodoh itu Ara. Liat kakakmu Anggie, Suami mapan dari keluarga terhormat ,ganteng, wangi. Memang bodoh kamu itu Ara" "Ara hamil Bu" Bagai disambar petir kedua orangtua Ara sangat kaget mendengarnya. "Sampai kapanpun kamu tidak akan menikah dengan laki-laki itu'' Angga menampar anaknya. "Masuk kamar Ara, bapak dan ibu akan menyampaikan semua pada kedua kakakmu biar kami mencari penyelesaiannya untukmu" Ara yang mendengar itu semua hanya menangis. Ara mengingat semua yang terjadi saat diperkosa Alvin dan langsung menurut apapun ucapan Alvin gara-gara makanan. Kedua kakak Ara datang dan mendengar semua penjelasan ara. Bahkan semua kaget mendengar semua barang milik Ara diberikan kepada Alvin bahkan tega mencuri uang dan perhiasan ibunya. "Ara kamu sebodoh itu" ucapan Ardi "Kamu bilang semua barangmu dicuri oleh orang ternyata kamu berikan pada Alvin kenapa kamu berbohong pada ibu Ara dan kenapa kamu tega menjadi pencuri dirumahmu sendiri" "Maaf Bu Ara benar-benar gak tau kenapa Ara seperti ini!" "Kamu di pelet mungkin Ara " ucapan Anggie Semua tertegun mendengar ucapan Anggie. "Bisa jadi itu kak, berarti kita harus menjauhkan anak itu dari Ara" ucapan Ardi Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN