TAWANAN

1021 Kata
Sekaran apalagi, Cheryl? Apalagi alasan yang sudah kamu persiapkan untuk kami?tanya Bu Dina dingin." Saudar kamu sakit? Tukang kebung kamu kena flu rusia? pembantu kamu patah tlang? atau di jalan kamu kena macet, yang macetnya kaya di india?Apa lagi sekarang yang baru ? Cheryl mengangkat wajahnya sesaat dan kembali menunduk, ketika melihat dua guru di depannya ini sangan menyeramkan. Tapi tetap senyum, tanpa ekspresi, dan terus memandangnya lurus-lurus seakan ingin menelanya hidup-hidup. "Saa ngak bermaksud mengarang cerita, Bu , Pak.Tapi, pagi ini ban mobil saya benar-benar bocor di tengah jalan tadi.Makanya saya naik taksi ke sekolahnya. Tapi Bapak, Ibuk sendiri tau kalo jalan menuju sekolah ini itu mistis banget dan harus muter dulu ngelewatin fly ofer dulu baru sampai, padahal kalo di lihat sepintas,kan, nggak jau-jauh amat dari rumah saya, Bu , Pak."bantah Cheryl dengan wajah dibuat semenyesal mungkin. Tapi emang bener sih hehe Pak Rusdi berdehem keras sebagai peringatan.Cheryl sudah hawal itu , peringatan kalau Cheryl berani berbohong maka dia akan kembali terkena hukuman. Bukan skorsing yang jelas. Karena sama saja membebaskan gadis itu diluar sana.Dan bukannya merenungi kesalahan malah akan semakin bertingkah karena lolos dari pengawasan sekolah. Tapi papinya Cheryl tak pernah sadar akan itu semua, alagkah sulitnya menjaga satu anak ini. "eneran, Bu, Pak. kalau Bapak sama Ibu tidak percaya, Bapak sama Ibu bisa tanya sama pembantu dan supir saya yang kena diare karena kebanyakn makan sambal terasi itu, deh. Saya nggak bohong"Cheryl kembali meyakinkan kedua gurunya ini. " Saya terlambat kali ini karea ban mobil saya bocor dan Pak Ahmad, supir saya itu kena diare mendadak, makanya saya naik taksi dan kelamaan dijalan." lajut Cheryl. "Cheryl,.... Kamu tahu nggak, sih,saya pagi ini ada ulangan dikelas XII IPA 1. Dan gara-gara kamu, satu jam saya terbuang sia-sia karena ini. Siapa suruh sengaj tungguin gue?lagian sekolah segini gedenya memang yang jadi guru tiket cuma Bapak doang? Cheryl berkata dalam hati. "Sekarang, kamu haus menerima hukuman. Kamu anterin itu LKS XII IPA 1 dan absensi kesemua kelas, lalu tunggu sampai mereka ngasihin balik absennya." perintak Pak Rusdi sambil menunjuk setumpukan LKS yang tak jauh dari jangkauan nya. " Yah, waktu belajar saya juga bakalan kepotong bayak dong? soalnya saya harus muter ke semua kelas buat nganterin absen dan LKS ke XII IPA 1." guman Cheryl " Itu pantas kamu terima. Itu hukumanmu yang cukup ringan, Cheryl." Bentak Bu Dina/ Mendengan tuturan dari Bu Dina tersebut membuat keluar ide isengnya. " Menghukum dengan tidak mempertimbangkan bermanfaat dan tidaknya hukuman itu terhadap saya, Bu? Rasanya itu ggak adil." Pak rusdi dan Bu Dina saling berpandangan. " Apa maksud, kamu?" tannya Pak Rusdi dengan ketus. " Ya, coba aja Bapak dan Ibu tinjau ulang lagi mengenai hukuman saya untuk menyebarkan absen kesetiap kelas ini. Apa ada manfaat dan pelajaran apa yang bisa saya ambil? Apa saya akan lebih disiplin pada waktu atau tidak akan pernah terlambat lagi lantaran ngasihin apsen ini?" tannya lia sambil tetap tersenyum tulus. Pak rusdi dan Bu Dina saling berpandangan, lalu menatap Cheryl dengan pandangan yang lebih sewot lagi. "Berani-beraninya kamu menawar-nawar dengan hukuman yang telah kami berikan, Cheryl? yang berhak menghukum itu kami, gurumu, karena kami pengganti orang tuamu di sini. Tetapi kenapa kamu malah mengungkapkan pndapat kamu soal ada tidaknya manfaat dari hukuman itu.? tanya Bu Dina yang mulai kesal. " Saya, sih, nggak bermaksud menawar-nawar hukuman saya, Bu. Tentu saja saya tahu kalo yang berhak menjatuhi saya hukuman selama saya masih disekoh ini adalah Bapak dan Ibu d sini. Saya menerima kok kalo memang saya di hukum untuk nganterin absen doang." Cheryl berusaha sekuat tenaga agar senyum liciknya tidak muncul dibibir manisnnya. " Tapi apa Bapak dan Ibu tidak berpikir kalo hukuman itu terlalu ngan buat saya? yang sudah menyita waktu pak rusdi yang seharusnya ngasih ulangna ke kakak-kakak kelas pagi ini.?" Pak Rusdi lantas berdiri dan memandang lia dengan tatapan luar biasa kesal " Kamu pintar sekali bicara, ya ,Cheryl?sombong sekali kamu mengatakan bahwa hukuman mengantarkan absen ke tiap kelas tu ringan? kamu mau jadi yang lebih berat?" "Ya, nggak juga sih, Pak, sebetulnya. Tapi kalo memang Pak Rusdi emang pengen banget menghukum, ya saya isa apa?" " Oke! Saya akan kasih. setelah mengantar absen kesetiap kelas,kamu boleh membantu Pak Joko membersihkan rumput dan buang sampah. Kalo masih kurang berat juga, kamu bisa bantu Bu Ningsih mendata anak-anak yang sakit hari ini dan masuk ke PMR. Wajah Cheryl terperangah. Sengaja dia berakting seperti itu supaya meyakinkan saja kalau memang hukuman yang diberikan kepadanya itu memang berat.padahal yang sebtulnya terjadi, Cheryl memang malas belajar saja hari ini. Apa lagi dia ingat bahwa hari ini adalah jadwa mengajarnya Pak Tama di kelasnya.Ya guru yang terkenal galaknya. " Silahkan kamu kerjakan semua hukuman itu. Artinya, hari ini kamu akan dianggap tidak masuk sekolah. Absen tanpa keterangan apa-apa alias alpa. Paham?!"Pak rusdi yang tanpak semakin kesal. Cheryl menunduk. Lalu dia mengangguk lambat. Supaya semakin meyakinkan kalau dia menyesal kan kenapa harus terjadi hal seperti ini. " Segera keluar dan kerjakan apa yang tadi sudah saya suruh!"pinta Pak Rusdi Gadis itu kembali mengangguk lambat dan bagun dari kursinya, lalu berkata. "Saya boeh titip tas saya disini,nggak, Bu? Saya, kan, mau bantuin Pak Joko bersihin rumput dan buang sampah. Nanti tas saya kotor, lagi.Soalnya ini dikasih mami saya waktu dia pulang jalan-jalan di brunai, kalo dirupiahin ini, nolnya ada enam lho, Bu, Pak. Habislah saya kalo tas ni sampai lecet. " Saya nggak peduli sama harga tas kamu. Kalo mau titip, ya, taro aja. Nggak perlu banyak prolog segala." ujar Bu Dina keki Cheryl mengangguk seraya yersenyum. "Oke,Bu. Makasih banget. cheryl lalu meletakkan tasnya di atas meja." Saya ambil LKS kakak-kakak kelas saya ini, ya, Pak. Oh,Ya, Pak...,saya harus minta absensinya sama siapa, ya.?" " Minta sama TIka di tata usaha!" ucap Pak Rusdi yang masih enggan untuk menurunkan nada bicaranya. "Oke, Pak. Saya permisi dulu kalo gitu." Gadis itu kemudian keluar dari ruang Bk danmenutup pintunya dengan pelan. Saat berjalan di taman, Cheryl beremu dengan Niken dan Metha, yang baru keluar dari kkantor guru sambil membawa tumpukan buku. Mereka adalah teman sekelas sekaligus 'fans berat' Cheryl, sebab langkah apapun yang diambil Cheryl maka akan selalu mendukung dan menyemangati gadis itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN