Sissy memutar mata jengah ketika melihat lelaki tampan yang sedang membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan pada Sissy membuat Sissy memutar bola mata jengah sedangkan Cilla hanya tertawa geli.
"A Dhigo ganteng gitu kok di cuekin teh?" Cilla bertanya disela tawanya.
"Kalau kamu mau, ambil gih." ujar Sissy jengah.
Prissy Athar Domani, gadis manis dengan rambut pendek merupakan atlet taekwondo yang berprestasi, selain itu dia juga beberapa kali menjuarai balap motor.
Hidung mancung, kulit putih dan bibir tipisnya yang berwarna alami banyak menarik lawan jenis, salah satunya Ardhigo Rusman Wirawan
Cowok keturunan Arab memiliki mata hitam yang tajam dan wajah yang sangat tampan, membuatnya menjadi incaran gadis di sekolahnya dan sekolah luar, terkecuali Sissy dan Cilla.
Sissy sangat membenci Dhigo. Baginya Dhigo tipe lelaki pemain hati wanita, buktinya banyak temannya yang patah hati setelah diberi harapan oleh Dhigo.
Dhigo turun dari mobilnya menghampiri Sissy dan Cilla.
"Hai Twins. " Sapa Digo sambil tersenyum.
"Hai juga calon kakak ipar." balas Cilla, sedangkan Sissy hanya memandang jengah keduanya.
"Waaaah, calon adek ipar dong. Berarti gue di restuin dong ya jadi kakak ipar lo, Cill?"
"Tenang aja, aku restuin." bosan mendengar percakapan antara Cilla dan Dhigo, Sissy menarik Cilla menuju motornya. Tapi tangannya ditahan oleh Dhigo.
"Maaf adek ipar, boleh gue pinjem teteh lo yang cantik ini untuk makan siang dan pulang bareng gue?" pinta Digo dengan wajah memelas pada Cilla.
"Silahkan kakak ipar, tapi balikinnya nanti harus utuh dan nggak kurang satu apapun ya." mata hazel yang serupa dengan Sissy itu melotot tajam pada Dhigo.
"Beres itu mah." lalu Dhigo mengambil kunci motor ditangan Sissy, melemparkan kunci itu yang langsung ditangkap oleh Cilla. "Hati-hati ya adek ipar."
"Dhigo lepas." perintah Sissy saat Dhigo menarik lembut tangannya kearah Dhigo memarkirkan mobilnya tadi. "Lo budeg ya. Gue bilang lepas."
"Silahkan masuk tuan putri." ucap Dhigo saat dia membuka pintu mobil untuk Sissy. Sissy menghela nafas kasar lalu mengikuti ucapan Dhigo untuk duduk.
Saat sampai di Cafe, Dhigo kembali membukakan pintu mobil untuk Sissy. Saat Dhigo akan menggandeng tangan Sissy, Sissy sudah lebih dulu berjalan dan masuk ke dalam.
"Cepetan mau ngomong apa, gue nggak punya banyak waktu karena gue ada latihan." ucap Sissy to the point.
Dhigo menghela nafas lelah, sudah lebih dari 2 tahun dia mendekati Sissy tapi respon Sissy masih sama dengan saat pertama kali mereka bertemu. Cuek dan jutek, tapi itulah yang di sukai oleh Dhigo. Karena entahlah bagaimana sejak pertama kali melihat Sissy hatinya berdebar dan hanya Sissy yang mampu membuatnya berdebar.
Sayangnya Sissy tak pernah melihat ke arah Dhigo sama sekali. Berbeda dengan Cilla yang ramah, tapi sayangnya rasa itu bukan untuk Cilla melainkan untuk Sissy.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Sissy sangat mengagumi Dhigo. Gadis mana yang tidak menyukai Dhigo? Dia pribadi yang asik di ajak bergaul, tapi sayang Sissy tak mau memupuk perasaan itu, Sissy tak akan siap jika hatinya disakiti.
"Gue mau lo jadi pacar gue."
"Lo nembak gue atau maksa gue jadi pacar lo?"
"Terserah lo mau anggap apa, yang pasti sekarang lo pacar gue."
"Maaf gue nggak minat." ujar Sissy lalu berdiri dan berniat meninggalkan Dhigo, namun suara lirih Dhigo membuatnya berhenti.
"Gimana caranya supaya gue bisa terlihat di mata lo?"
"Kalau lo udah sukses dan jadi dokter yang hebat, silahkan datang ke hadapan gue." ucapan Sissy membuat Dhigo menatap punggung Sissy. "Karena gue pengen punya suami seorang dokter yang hebat." lanjutnya masih membelakangi Dhigo. "Tapi, sebelum lo jadi dokter yang hebat jangan pernah temuin gue dulu atau gue bakalan ngelupain semua yang gue omongin ini." tanpa menunggu jawaban dari Dhigo, Sissy melangkah keluar Cafe.
Gue akan buktiin kalau gue bisa dan mampu jadi apapun yang lo minta Prissy Athar Domani. Janji Dhigo dalam hati.