Bab 2 Semua karena kamu

1023 Kata
"Tok, tok, tok, mas..." Ucap Natasya yang masih mengetok dari luar pintu kamar mandi, namun lelaki itu tidak juga menyahutnya dari dalam kamar mandi. Lalu saking khawatirnya Natasya pada tamu tak di undangnya itu, akhirnya ia pun masuk paksa dengan begitu saja tanpa aba aba. "Astaga mas...kenapa diam saja?" Tanya Natasya saat ia sudah masuk di dalam kamar mandi, dan ternyata lelaki yang ia jumpai itu belum beranjak sedikitpun dari sana, dan ia juga belum mengganti pakaiannya. Natasya berjalan mendekat menuju lekaki tampan yang pucat itu, menempelkan punggung tangannya di kening lelaki tersebut, dan beralih ke kedua sisi wajahnya, turun kelehernya dengan cepat. "Kamu, kamu...demam?" Ucap Natasya yang benar benar kaget sembari sedikit tersentak karena suhu tubuh yang sangat panas dari tubuh kelaki yang ia baru selamatkan itu. "Mas...tidak apa apa kan aku membantumu untuk berganti pakaian?" Ucap Natasya yang sudah menunduk dengan kedua tangan yang sudah perlahan lahan membuka kancing baju lelaki tersebut satu persatu, meski lelaki tersebut belum memberi jawaban atau sekedar anggukannya. Dengan kedua mata yang menutup rapat dan jemari yang berusaha membuka kancing baju si lelaki dengan cepat cepat, namun jemarinya selalu tidak tepat, akhirnya makin membuat pekerjaan yang ia lakukan tidak selesai selesai. "Bukalah matamu, aku rela kau menatap tubuhku, aku sendiri tidak tahu siapa diriku sendiri, bagaimana aku bisa percaya pada diriku, jika aku meyakini kau adalah penyelamatku." Ucap si lelaki dengan lemahnya, barulah Natasya membuka kedua matanya, menatap wajah tampan yang pucat di depannya dengan tatapan iba. "Apa? apa kau bilang? kau tidak mengingat apa apa?" Ucap Natasya dengan wajah yang menatap lekat. Dan si lelaki hanya mengngguk sekali sebagai jawabannya. "Ja, jangan bercanda...kita sedang dalam masalah sekarang karena aku menolongnu dan membawamu pulang, jangan menambah masalah." Ucap Nataysa yang benar benar ingin pingsan kala itu, ia pikir setelah menyelamatkan lelaki itu dan membawanya pulang ke partemen, Natasya pikir semua akan baik baik saja setelah lelaki itu sembuh, ia akan pulang ke tempat tinggalnya berada, dan jika harus berurusan dengan pihak yang berwajib, ia pun bisa membantu Natasya untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya yang tengah ia alami, namun kenyataan nya semua itu hanyalah hayalannya saja, rupanya si lelaki yang ia tolong malah hilang ingatan, Natasya tidak tahu harus menghubungi keluarga si lelaki dari mana, karena si lelaki tidak ada satupun identitas diri yang ia bawa di tubuhnya. Tiba tiba Natasya terduduk lemas di depan toilet duduk yang sedang di duduki si lelaki, tepat di depannya. "Huaaaa....kenapa semua ini harus terjadi padaku? disaat gajiku yang tidak seberapa ini, kenapa harus aku mengalami hal ini? mengapa?" Ucap Natasya dengan tangis dan isakannya. Lelaki itu pun hanya bisa mengusap usap kepala Natasya dengan lembutnya seperti anak kucing yang sedang kedinginan disana. Lalu ia tiba tiba tersenyum, senyum yang tampan yang seketika membuat Natasya berhenti menangis, meski wajahnya terlihat babak belur karena luka lebam di beberapa tempat di sana, namun tidak bisa menyembunyikan ketampanan lelaki tersebut. Untuk beberapa saat, barulah ia teringat bahwa harusnya saat itu ia bersedih, bukan malah tersenyum atau tertawa. "Mas tersenyum? kenapa mas senang diatas penderitaanku?" Ucap Natasya dengan sungutan kesalnya, karena ia merasa apa yang dilakukan lelaki itu tidak pantas kala itu. "Karena kamu lucu, kamu seperti seekor kucing yang tengah kehujanan." Ucap si lelaki dengan jujurnya. Dan membut Natasya bangkit dari duduknya, ia berusaha dengan cepat mengganti pakaian si lelaki, sebelum temannya datang kesana. "Astaga mas...punggungmu semua lebam di beberapa tempat mas..." Ucap Natasya seketika saat sudah berhasil melepas pakaian yang lelaki itu kenakan. Namun si lelaki hanya diam, tubuhnya makin panas, hingga Natasya segera saja mengganti pakaian basahnya dengan pakaian kering. Namun saat ia tiba di bagian celana si lelaki, ia merasa tidak sanggup, jantungnya berdegup kencang kala itu, seakan hampir meledak. "Mas ayolah...keburu Dokter datang...mas ganti celana sendiri ya..." Ucap Natasya pada lelaki tersebut, dan benar saja, saat itu bel pintu apartemennya berbunyi, tanda Dokter sudah tiba disana, ia pun segera keluar dari dalam kamar mandi, berjalan menuju ke pintu apartemennya. "Syukurlah Ken kamu sudah tiba, badannya begitu panas...dan yang lebih parahnya lagi, ia kehilangan ingatannya Ken, bagaimana ini? peluangku untuk terbebas dari semua menjadi kacau..." Ucap Natasya dengan sungutannya. "Sya...mana orangnya? aku juga harus cepat cepat Sya...kekasihku juga ada di rumah sakit sekarang." Ucap Niken dengan berjalan menuju ke kamar Natasya, ternyata disana Lelaki tersebut sudah duduk di atas ranjang dengan berganti pakaian lengkap. Segera Niken mengobati luka luka yang terbuka dan nampak di tubuh lelaki yang di selamatkan Natasya, tidak henti hentinya Niken terkikik geli, karena pakaian yang lelaki itu kenakan semua kekecilan di tubuhnya. "Ken...kenapa kamu dari tadi menahan tawa terus?" Tanya Natasya saat melihat Niken sesekali. "Kamu ini gila Sya, lelaki tampan begini kamu beri pakaian yang aduhai..." Ucap Niken dengan jujurnya, yernyata sedari tadi ia menahan tawanya karena melihat pakaian lelaki itu. "Ken ini darurat...aku tidak punya pakaian lelaki...itu saja pakaian yang sangat kebesaran aku pakai." Ucap Natasya dengan seriusnya, dan tinggalah luka yang berada di luar tubuhnya, yang lebam lebam. "Ini salep, dan ini obatnya Sya...kamu oleskan salepnya di seluruh lebam yang ada di tubuhnya ya...kalau obatnya habis...nanti kamu ambil ke tempatku bisa, atau aku kirimi resepnya kamu ambil ke apotik juga bisa kok." Ucap Niken pada sahabatnya itu, sembari memberikan obat obatan dan salep pada Natasya. Sedangkan lelaki itu sudah berbaring di tempat tidurnya, kebetulan apartemen Natasya hanya ada satu kamar saja, satu tempat tidur disana. Lalu Niken pun berpamitan dan pergi, ia harus segera ke rumah sakit untuk menemui kekasihnya yang kebetulan juga mengalami kecelakaan mobil. Tinggalah Natasya dan juga lelaki tersebut disana. Dengan langkah gontai Natasya pergi menuju ke kamarnya, ia duduk di tepian ranjang di samping tubuh si lelaki yang terlihat tengah tidur pulas. "Pasti saat ini kamu lelah bukan? tubuhmu sakit semua, dulu aku jatuh dari motor pun merasa seakan tubuhku copot semua tulangnya, tidurlah...nanti kalau bangun biar aku obati luka lebam mu, dan sekarang aku akan membuatkan mu bubur, agar mudah kamu mengunyah dan menelannya." Ucap Natasya yang akan beranjak pergi dari tempatnya, namun dengan cepat, satu tangannya sudah tersambar oleh tangan lelaki itu yang mencekalnya, menahanya agar tidak pergi dari sisinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN