Adisa 33

1286 Kata
DI hari Sabtu sore ini, Adisa dan Fattah sedang berada di perjalanan menuju ke lokasi tempatnya melakukan perlombaan futsal antara angkatannya dan juga angkatan dari Haga. Dengan di temani oleh indahnya langit senja, Adisa memeluk tubuh Fattah dari belakang yang membuat jantung laki-laki itu berdetak berkali-kali lipat dari biasanya. "Oh iya Ca, gue punya hadiah buat lo," "Apa? Lo bawa?" "Gue pake," jawab laki-laki itu yang membuat sang kekasih kebingungan. "Apa? Jaket ini hadiah buat gue?" laki-laki itu terkekeh mendengar jawaban polos dari Adisa. "Bukan sayang, nanti liat di lapangan aja ya. Gue jamin lo pasti suka," balas Fattah kemudian mengelus tangan Adisa yang melingkar di perutnya itu. "Tapi Haga nggak akan marah kan?" Mimik wajah laki-laki itu langsung berubah seketika saat mendengar perkataan dari sang kekasih. "Tenang, gue udah tanya sama Haga kok. And he say yes, by the way lo udah denger belum kalo Haga mau nembak si Chinesse?" Adisa membelalakkan matanya. "Hah iya? Lo kata siapa Tah? Kok Haga nggak bilang sama gue sih," "Kenapa? Lo cemburu Ca?" celetuk Fattah sambil melirik Adisa melalui kaca spionnya. "Cemburu? Nggak sih, cuman tumben banget Haga nggak bilang sama gue," "Jujur gue malah seneng kalo Haga punya pacar, kan kita jadi bisa double date kayak orang-orang. Iya nggak sih?" sambung Adisa lagi. "Bener juga, yaudah kalo gitu lo udah tau dari gue. Sekarang juga dia lagi jemput Xia kayaknya," "Ih Tah, sejak kapan lo jadi deket sama Haga hah? Kalian nggak saling suka kan?" Fattah langsung mendadak mengerem motornya yang membuat kepala Adisa terpentok helm yang sedang Fattah gunakan. "Aw," lirih perempuan itu dan Fattah langsung turun dari atas motornya. "Sorry Ca, sumpah gue pengen muntah denger omongan lo, jadi maaf karena itu kepala lo jadi lecet," ucap Fattah dengan khawatir lalu ia memeriksa kepala Adisa yang mengeluarkan sedikit darah. "Mau muntah kenapa? Haga nggak sejelek itu please," "Haga kayak boneka mampang, apalagi waktu lo sama dia berduaan. Haga kayak ondel-ondel gagal, pokoknya he so ugly please, ih geli, merinding gue Ca denger omongan lo," ujar Fattah sambil membuka jaketnya dan memperlihatkan bulu kuduknya yang mulai berdiri. Adisa yang melihat itu menahan tawanya. "Fattah kalo Haga denger lo pasti udah luka-luka Tah hahaha!" "Biarin, gue nggak takut sama dia," gumamnya dan ia kembali menaiki motornya dan menjalankannya. *** Setelah menjalankan motornya selama kurang lebih dua puluh menit, akhirnya Adisa dan Fattah sudah sampai di lapangan futsal yang akan mereka tempati untuk bertanding itu. Fattah kemudian turun untuk melepaskan helmnya dan juga milik Adisa, saat Fattah sedang membuka kancing helm milik Adisa, dengan tiba-tiba Haga datang dengan Xia menaiki motor Ducati Scrambler Urban Enduro cokelat tua milik Haga. "Eh Ca, baru sampe?" tanya Haga yang langsung turun dari motor meninggalkan Xia. "Ya mungkin baru lima menitan, hai Ci. Long time no see you," celetuk Adisa sambil melambaikan tangan kepada perempuan yang keturunan Chinesse itu. "Hey, Dis," "Thanks Fattah," ucap Adisa saat Fattah selesai melepaskan helmnya dan meletakkan helm tersebut di atas motornya. "Yaudah yuk langsung masuk aja," ajak Fattah kemudian laki-laki itu menggandeng tangan Adisa dan memasuki area lapangan futsal. "Ca, sorry ya," ucap Fattah dengan pandangan lurus ke depan yang membuat Adisa bingung. "Hah? Sorry?" "Maaf karena motor gue nggak sebagus punya Haga. Maaf karena standart lo harus turun karena gue. Maaf karena gue belum bisa kasih barang-barang mewah kayak yang Haga kasih ke lo," Adisa langsung menatap dalam ke mata kekasihnya itu. "Harusnya gue yang minta maaf ke lo, maaf karena lagi-lagi gue mematahkan hati lo Tah," balas Adisa kemudian memeluk tubuh Fattah yang lebih besar darinya. "Duh yang pacaran bikin spam aja nih, iya gue tau kita mah cuman numpang," celetuk Haga yang menyenggol tubuh Fattah dan Adisa dengan sengaja. Fattah tak melakukan apapun, tapi matanya tak bisa bohong. Laki-laki itu terus menatap tajam ke arah Haga dengan emosi yang sekuat tenaga ia tahan di dalam hatinya. 'Belum ada seminggu gue jadian sama Adisa, tapi kelakuan lo udah bikin gue emosi terus. Harus sesabar apa lagi gue Ga?' "Mana? Katanya lo mau kasih gue hadiah," gumam Adisa yang masih memeluk tubuh kekasihnya itu. Fattah melepaskan pelukannya dengan Adisa. "Oh iya, yaudah lo tunggu sini dulu ya," Adisa mengangguk lalu laki-laki itu mengambil tasnya dan pergi meninggalkan Adisa disana, Haga lalu berjalan mendekati Adisa dan menyuruh wanita itu duduk di sampingnya. "Ca, aku mau nembak Xia." "Haha aku udah tau, tadi Fattah bilang waktu mau kesini. Ga, tapi kamu janji ya jangan sakiti hati Cici Xia," "Aku nggak bisa janji, karena Fattah aja sakit hati waktu kita berduaan. Padahal kita hampir setiap hari di rumah berduaan," balas Haga kemudian laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. "Apalagi dia perempuan, pasti lebih sakit lagi hatinya. Karena wanita itu memakai hati dan laki-laki memakai logika," sambung Haga dan Adisa terdiam mencerna perkataan sahabat laki-lakinya itu. "By the way Mommy minta paspor kamu Ca buat beli tiket ke Australia dan Canada," "Yaudah nanti ingetin lagi ya pas udah di rumah," jawab Adisa lalu ia membuka ponsel milik Haga. "Ga, bisa bicara sebentar?" ucap Xia dengan tiba-tiba datang di hadapan Adisa dan Haga yang membuat kedua orang itu langsung menatapnya. "Okey, mau dimana?" "Disana aja," jawab Xia sambil menunjuk sebuah warung kopi yang lumayan sepi. "Ca, aku temenin Xia dulu ya," ucap Haga lalu mengacak-acak rambut Adisa. 'Ga, harus sampai kapan gue nahan kesabaran ini?' batin Xia saat melihat pemandangan itu di hadapannya. Dari kejauhan, Fattah datang dengan memakai jersey berwarna putih pink dan Adisa tak bisa menahan senyumnya saat melihat kelakuan kekasihnya itu. Laki-laki itu kemudian memutarkan tubuhnya dan memperlihatkan kaos jersey bagian belakang yang bertuliskan nomor 07 dengan nama punggung Adisa. Adisa tak bisa berhenti tersenyum saat melihat namanya ada disana. Fattah kemudian berlari dan langsung memeluk Adisa dengan erat. "This jersey it's for you Ca," "Thanks, jaminan lo ternyata bener ya Tah haha," balas Adisa dan laki-laki itu tersenyum bahagia saat melihat wajah Adisa. "And the second one is for you too," ucap Fattah kemudian ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang akan ia berikan kepada Adisa. "Apa?" tanya Adisa sambil melepaskan pelukannya dengan Fattah. "This," ucap Fattah lalu memberikan kotak itu kepada kekasihnya. Adisa membelalakkan matanya dan lagi-lagi ia di buat terkejut oleh perlakuan kekasihnya itu kepadanya. Fattah memberikan sebuah smartphone keluaran terbaru dengan harga yang sangat fantastic menurutnya. "Tah--" "Ini bukan buat gue kan? Kalo ini buat gue, kayaknya gue nggak bisa terima karena ini mahal banget Tah," gumam Adisa dengan terus memperhatikan kotak smartphone itu di tangannya. "Gue ikhlas beliin buat lo, lagian itu gue beli pake duit gue sendiri kok Ca, tanpa minta orang tua gue," jawab Fattah. "Bukan, gue yang akan di marahin Oma dan Om gue, nanti gue di sangka melakukan hal-hal yang aneh lagi," jawab Adisa lalu ia mengembalikan ponsel itu kepada Fattah. "Ca, kalo lo nggak terima, berarti lo nggak tulus sama gue," ucap Fattah dengan wajah sedih dan Adisa semakin dibuat bingung oleh ucapan laki-laki itu. "Kalo gue terima, lo mau bantuin gue jawab kalo ditanya sama Oma atau keluarga gue?" tanya Adisa dan Fattah menganggukkan kepalanya dengan senyum manis yang menghiasi wajah tampan itu. "Sure, officialy I will help you for anything, Babe" balas Fattah lalu ia mencubit pipi kekasihnya dengan gemas. Sedangkan di lain sisi Haga dan Xia sedang bicara serius tentang keluh kesah perempuan itu. "Haga, gue udah capek sama semua tingkah laku lo ke gue dan ke Adisa. Dan sekarang gue tau, cuman Adisa yang ada di hati lo, karena sekarang Adisa udah punya Fattah. Makannya lo dateng ke gue, karena lo tau, gue nggak akan nolak kalau lo minta," ucap wanita itu lirih yang membuat Haga merasa iba saat mendengarnya. "Ci, maaf tapi gue mau bilang sesuatu ke lo--" Wanita itu langsung menatap mata Haga dengan serius. "Apa?" "Cici Xia, lo mau nggak jadi pacar gue?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN