Mengikuti

1149 Kata
Sera melajukan mobilnya dengan fokus mata yang mengarah pada mobil Aryan dimana sebelumnya telah menjemput Zara di rumahnya lalu mereka berangkat menuju Bandung seperti yang di rencanakan. Saat mengikuti Aryan dan berhenti di apartemen Zara untuk menjemputnya, Sera dihantam batu besar di hatinya saat melihat Zara memeluk Aryan tanpa rasa canggung saat pria itu datang. Rasa sakit itu tak membuat Sera menyerah dan terus mengikuti keduanya demi membuktikan jika apa yang baru dia ketahui bukan sekedar angannya. Sera lebih suka melihat kenyataan dari pada tertipu selama bertahun-tahun. Karena itu akan membuatnya menjadi lebih kuat. Seperti saat ini, meski dia menangis tapi dinding hatinya semakin menebal dan menerima kenyataan jika dunianya kini tak seindah perkiraannya. Sera membuka ponselnya dan memotret moment saat Zara dan Aryan berpelukan, lalu keduanya memasuki mobil untuk melanjutkan niat mereka melakukan perselingkuhan. Perselingkuhan yang di balut dengan perjalanan bisnis. Sungguh cerdas. Dan bodohnya dia tidak pernah menyadari dengan pengkhianatan keduanya selama ini. Sera kembali memotret keduanya saat turun sebentar untuk pergi ke sebuah mini market. Sera berniat mengumpulkan bukti perselingkuhan keduanya, hingga pada saatnya mereka meyangkal dia memiliki bukti. Tentu saja Sera tidak akan membiarkan keduanya terus bersenang-senang di belakangnya. Akan dia ungkapkan semua kebohongan dan pengkhiatan mereka di depan semua orang. Demi melakukan ini Sera bahkan meminjam mobil temannya sesama orang tua di taman kanak-kanak, agar Aryan tidak tahu jika dia tengah mengikutinya. Sera bahkan melakukan persiapan dengan meminta ibu teman Hanna tersebut untuk menjemput Hanna saat putrinya nanti pulang sekolah, karena dirinya yang akan fokus mengikuti Aryan dan Zara. Mobil Aryan kembali berhenti di lampu merah, sepenjang Sera mengikuti keduanya jelas pikiran Sera sangat kusut. Hanya saja dia berusaha berpikir jernih. Apa yang terjadi, terjadilah. Jika akhirnya dia harus bercerai dengan Aryan dia akan merelakannya. Perjalanan yang di tempuh lumayan melelahkan bagi Sera. Bukan hanya menguras tenaga, tapi juga hati. Saat bagaimana dia melihat interaksi Aryan dan Zara di setiap pemberhentian perjalanan, dimana Zara bergelayut manja di lengan Aryan membuat Sera terasa semakin tercabik. Bagaimana tidak, perlakuan manis yang dia kira hanya Aryan lakukan untuknya, ternyata pria itu melakukannya kepada wanita lain. "Jahat kamu, Mas." Sera menutup wajahnya dengan tangan. Perjalanan berlanjut hingga mereka tiba di hotel. Saat turun dari mobil keduanya nampak terburu-buru dengan saling memeluk, lalu masuk ke dalam lobi. "Kalau aku gak lihat sekarang. Mungkin aku gak akan percaya kalau kamu mengkhianati aku, Mas." Jari Sera bergerak untuk menekan nomer Aryan. Beberapa saat menunggu hingga Aryan menerima panggilan dengan latar hening hingga Sera tidak mendengar suara apapun di belakangnya. Pintar sekali mereka berperan. "Hallo, Sayang?" "Hallo, Mas. Aku ganggu gak?" "Gak kok, ini baru nyampe hotel. Kenapa?" "Enggak. Aku cuma sampein nanti abis pulang dari Bandung ajak Zara mampir ke rumah ya!" "Zara? Mau apa?" "Gak, cuma udah lama aja kita gak ketemu, aku kengen." "Ya sudah. Nanti Mas ajak Zara ... udah dulu ya, Sayang. Mas harus siap- siap buat rapat ...." Aryan terdengar terburu-buru dan menahan nafasnya. "Oke. Aku gak ganggu kamu lagi." "Bye, Sayang." "Bye." Sera menunggu beberapa saat, namun Aryan belum juga mematikan teleponnya. Saat Sera akan menekan tombol merah terdengar suara Aryan samar- samar. "Kamu apa- apaan, sih. Gimana kalau Sera dengar." Sera membelalakan matanya, lalu kembali menatap layar ponselnya dimana panggilan masih berlangsung. Aryan lupa mematikan teleponnya? "Sera terus, kamu gak bosen apa tiap hari ketemu dirumah.“ terdengar suara Zara. Jantung Sera seolah berhenti berdetak saat menanti jawaban Aryan, apa yang akan pria itu katakan untuk menenangkan Zara. "Aku tahu, Sayang. Tapi, gak bisa ya kamu tahan sebentar? Lagi pula kalau kita ketahuan apa yang mau aku bilang sama Sera." "Bilang aja, kamu udah gak cinta sama dia." "Gila, kamu!" "Kamu yang gila, Mas. Kamu mau sama aku tapi tetap pertahanin Sera!" terdengar nada suara Zara meninggi. Air mata Sera kembali menetes, perasaannya semakin dingin dengan rasa benci yang mulai tumbuh. "Jangan lupa awalnya kamu yang menggoda aku Zara!" Sera terkekeh dalam tangisnya. "Kalau kamu pria baik-baik kamu gak akan tergoda!" Zara benar. "Kita melakukan hubungan ini dengan kesepakatan sejak awal, Zara. Atas dasar suka sama suka. Jangan lupa kamu yang memohon agar aku gak ninggalin kamu!" Aryan b******k! Sera menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya. Membiarkan benda itu terus merekam percakapan keduanya. Tubuh Sera berguncang dengan tangis yang semakin kencang. .... Aryan keluar dari rumah di antar Sera seperti biasa. Wanita yang dia nikahi 6 tahun lalu itu selalu tersenyum saat menyambut dan mengantarnya bekerja. Rasa cintanya tidak memudar meski enam tahun berlalu. Dan Aryan tidak akan pernah berhenti merasa bangga karena memiliki Sera. Aryan mengecup dahi Sera sebelum benar-benar memasuki mobilnya. Ada perasaan bersalah dalam hatinya sebab percakapannya dengan Sera tadi. Ya, dia telah berselingkuh. Dengan Zara sekretarisnya sekaligus sahabat Sera. Awalnya dulu dia terjebak dalam asmara terlarang itu karena tak sengaja mabuk dan menghabiskan malam dengan Zara. Namun karena dia menjadi yang pertama bagi Zara. Zara memohon agar dia tak meninggalkannya dengan alasan tak akan ada yang mau menerimanya jika dia tak suci lagi. Meski hanya menjadi seorang simpanan Zara rela. Asal dia masih bisa bersamanya. Aryan yang merasa bersalah pun tak bisa meninggalkan Zara tanpa tanggung jawab. Jadi Aryan berjanji akan bersamanya hingga Zara mendapatkan pria yang benar-benar menerimanya yang sudah tak suci lagi. Namun semakin lama dia dekat dengan Zara, dia justru tak bisa menahan godaan wanita cantik yang selalu menempel padanya. Hingga hubungan terlarang itu terus berlanjut hingga kini. Sudah dua tahun lamanya mereka menjalani cinta terlarang tanpa pernikahan dan hanya menikmati surga dunia yang memabukkan. Namun saat mendengar bagaimana Sera terang- terangan membenci pria berselingkuh, Aryan menjadi takut. Bagaimana kalau dia ketahuan dan Sera benar-benar meninggalkannya? "Tidak, aku tidak mau!" Aryan menggeleng cepat. Meski dia suka dengan pelayanan Zara padanya. Zara tetap tidak akan bisa mengalahkan Sera di hatinya. Sera adalah cintanya untuk selamanya. "Aku akan mengakhiri ini," tekad Aryan dengan kuat. Saat ini dia baru saja tiba di rumah Zara untuk menjemput selingkuhannya. "Hai, Sayang." Zara berlari dengan ceria dan memeluknya tak lupa mengecup pipinya sebelum masuk ke dalam mobil. Sepanjang jalan Zara terus bergelayut manja padanya. Hingga dia merasa semakin bersalah. Bagaimana caranya dia mengakhiri hubungannya dengan Zara, sementara dia tak tega menyakitinya. Tiba di hotel seperti biasa mereka selalu memesan satu kamar untuk berdua. Meski Aryan mencintai Sera, tapi seperti yang dia katakan dia juga tak mampu menahan godaan dari Zara. Saat mereka memasuki kamar hotel, gadis itu langsung menerjangnya dengan ciuman di bibir. "Aku mencintai kamu." ucapan itu selalu terucap dari bibir Zara meski tak pernah dia balas. Aryan membalas ciuman Zara tak kalah ganas. Satu kali lagi. Setelah ini dia akan mengatakannya pada Zara jika dia akan setia pada Sera mulai sekarang. Dia tak mau menyesal jika Sera tahu tentang mereka. Aryan baru saja membuka kemejanya saat tiba-tiba ponselnya berdering. Kegiatannya terhenti saat melihat nama Sera disana. "Siapa?" tanya Zara. Aryan meletakan jari tangannya di mulut agar Zara tidak bicara. Aryan bangkit dan menjauh dari Zara untuk menerima panghilan dari Sera. "Hallo, Sayang?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN