Derryl Si Karung Beras

1256 Kata
"Hatiku rasanya berhenti berputar saat aku tak bisa melihat senyum diwajahmu yang kaku." DisaLove Diary *** Hari ini Disa tidak masuk sekolah karena demamnya tiba-tiba muncul lagi, setelah kehujanan saat pulang sekolah. Dan otomatis Daniz akan pergi sendiri kesekolah tanpa sang adil cantiknya. "Bang Daniz! kak Disa kan nggak masuk sekolah, mending Abang boncengin Derryl aja ya," pinta Derryl saat dimeja makan , mulutnya yang penuh dengan roti selai coklat berusaha untuk mengucapkan kalimat panjangnya . "Ogah! ntar turun kadar ketampananku!" tolak Daniz sambil meneguk habis s**u hangatnya dan pura-pura pergi . "Bang Daniz! Derryl janji deh! bantuin bang Daniz bersihin kamar, bantu cuci motor , sisakan duit jajan Derryl buat beli batagor untuk Abang," ucap Derryl yang buru-buru menyelesaikan sarapannya . "Kamu sama daddy saja! dijamin nggak kepanasan dan kehujanan ." "Derryl kan anak cowok! masa sekolah dianter daddy? Kan nggak keren banget." "Memangnya kalau pergi sekolah sama Abang situ keren?" "Tentu dong ! abangnya saja tampan dan cool tentu adiknya juga dong. Apalagi pake motor gede! tambah keren, Bang ." "Aishhh! Boncengin kamu, bisa-bisa ban motorku kempes, kalau kamu ikut. Lagi pula motor Abang udah ada larangam dari pabrik, tidak boleh boncengin orang gendut ntar shockbrekernya patah " sahut Daniz seraya memutar-mutar kunci motornya. "Momny! bang Daniz nggak mau anter Derryl sekolah!" Suara nyaring Derryl membuat Daniz gelagapan. Dia tidak mau dapat pengarahan BK dari mommynya pagi ini . "Iya iya! Abang anter. Tapi janji ya, kenalin sama kakaknya Keisya temen sekolah kamu itu," bisik Daniz sambil.membekap mulut lemes Derryl, bocah kelas satu SMP itu. Derryl melotot dan berpikir sejenak. "Kakaknya Keisya ? Oh kak Ariana boleh , tapi tiap hari kak Daniz anter Derryl sekolah ya ." "Kak Disa ntar pergi sama siapa? kamu pergi sama daddy saja! kan sekolah kamu searah sama kantor Daddy ." "Nggak mau ya sudah! Darryl aduin ke mommy kalo kak Daniz naksir cewek!" sahut Derryl sembari melangkah kearah ruang makan. Tampak Araela yang sedang menyuapi Darifa dan menemani Rewindra sarapan bersama Disa yang masih tampak pucat . "Awas loe! nggak kakak pinjemen PS4!" ancam Daniz, namun Derryl hanya menjulurkan lidahnya sambil tertawa. Bocah gendut itu berjalan menghampiri Araela, mengambil kotak makan dan botol minumnya yang kata Daniz segede galon air lalu memasukkannya kedalam tas sekolah yang sebesar ransel pendaki gunung. Derryl lalu mencium tangan Araela juga Rewindra serta Disa, Tak lupa pipi gembil Darifa membuat Daniz menepuk jidatnya karena sudah berhasil dibohongi adik gendutnya . "Daddy nggak usah antar Derryl ya , karena Bang Daniz yang mau antar Derryl," ucap bocah gendut itu tiba-tiba. "Benar, Daniz ?" Rewindra balik bertanya pada putra sulungnya yang tidak biasa sukarela mengantar Derryl sekolah . "Iya Dad! tapi itu karena paksaan dari sikarung beras itu! "sahut Daniz sambil tertawa saat menguyel-nguyel pipi ifa yang gembil membuat balita itu tertawa geli. "Daniz jangan suka menggoda adikmu saat masih makan!" hardik Araela , tapi yang dihardik hanya nyengir tampa dosa lalu beralih mengelus kepala Disa dan menciumnya penuh sayang. "Bang Daniz memang begitu, Mom! kalau ada saja usilnya minta ampun tapi kalau nggak ada kita ditangisi," kata Disa sembari tersenyum menggoda abangnya. Dia teringat sewaktu Araela beserta Disa dan kedua adiknya nginap dirumah oma dan opa nya di Semarang tanpa memberitahu Daniz yang saat itu ikut daddynya mengecek proyek baru di Makassar . Seperti orang stres Daniz mencari adiknya seperti tidak bakal bertemu lagi . "Ya itu namanya aku abang yang sayang sama adiknya," sahut Daniz sembari mencubit pipi Disa membuat gadis itu mengaduh karena sakit. Ulah Daniz berhenti saat tatapan tajam Daddy mampir ke dirinya . "Sudah jam berapa ini ? Kalian mau terlambat ?!" suara bariton Rewindra sukses menghentikan kegiatan usil Daniz . "Jangan lupa sikarung beras dibawa, Bang!" ucap Disa sambil tertawa saat melihat wajah Derryl yang merengut lucu . "Mudahan motor aku kuat menanggung beban ini ya Allah," balas Daniz dengan ekpresi seriusnya. "Motor Bang Daniz itu besar, jadi bohong kalau nggak mampu ." Derryl membela dirinya sambil menarik tangan Daniz . "Biar kuat kalau setiap hari boncengin karung beras ya pasti bakalan rusak ." "Ntar daddy beliin yang baru kok, Bang! tenang saja," ucap Derryl sembari menaikkan dagunya . "Atau Abang minta saja sama kak Akio, bukannya kak Akio punya showroom motor di Jepang ." "Usul yang bagus," sahut Daniz menyentil kening Derryl lalu berbalik badan menghadap meja makan dan berbicara pada Disa dengan suara nyaring . "Disa! mending kamu pacaran aja sama kak Akio! biar abangmu yang tampan ini bisa dapat motor baru 1000 cc ." "Dad, Bang Daniz mulai lagi," rengek Disa sambil.menunjuk Daniz yang sudah berlari keluar bersama Derryl . "Abangmu hanya bercanda," ucap Rewindra sembari mengelus kepala Disa untuk membuat anak gadisnya tidak mewek lagi . "Tapi kalau Disa mau , cocok kok ya, Dad," ucap Araela malah membuat Disa semakin memanyunkan bibirnya. Rewindra memberi tatapan tajam ke istrinya yang kadang suka menggoda Disa sama seperti Daniz. Araela lantas pura-pura sibuk dengan Ifa untuk menghindari omelan suaminya . Suasana pagi yang selalu ramai dirumah Rewindra entah sampai kapan suasana penuh keakraban ini akan selalu mereka nikmati . *** Disa yang tengah membaca buku, menoleh saat terdengar seseorang menyapa dirinya. "Kak Akio!" ucap Disa dengan semburat merah di kedua pipinya yang pucat. "Kok dirumah? Tidak pergi sekolah?" tanya Akio seraya mendudukkan diri di kursi sebelah Disa duduk. "Lagi demam, Kak. Sama Daddy nggak di izinkan sekolah dulu," jawab Disa seraya menahan debar jantungnya yang tak biasa tiap kali dekat dengan Akio. "Terus kenapa tidak rebahan saja, biar demamnya cepat turun. Wajah kamu masih pucat," ujar Akio menatap wajah Disa dari balik kacamata minus yang membingkai kedua matanya yang seperti bulan sabit. "Bosen di kamar terus, Kak!" Akio mengangguk, lalu menolehkan kepala mengitari rumah besar itu. "Om Rewindra apa dirumah, Disa?" "Daddy lagi nemenin Mommy, tapi bentar pulamg kok," jawab Disa lantas meletakkan buku novelnya diatas meja."Kak Akio mau minum apa?" "Memangnya Disa sudah bisa buat apa?" "Teh manis," jawab Disa malu."Kak Akio mau teh?" "Boleh, tapi gulanya sedikit saja ya," jawab Akio dan tersenyum simpul saat Disa mengangguk dan berjalan kearah dapur. Daniz yang datang kemudian, langsung duduk di dekat Akio. "Dari tadi, Kak?" "Tidak, baru saja. Kakak di suruh papa mengantar dokumen kerja buat Om Rewindra." "Tapi mobil Daddy nggak ada digarasi!" "Iya, kata Disa, daddy kamu lagi nemenin Mommy." Daniz mengangguk lalu senyum usilnya terbit saat melihat Disa keluar dari dapur seraya membawa nampan. "Kok cuman satu tehnya? Abang mana? Spesial banget nih!" canda Daniz mulai memgganggu adiknya. "Isshh, Apaan sih! Bukannya Bang Daniz tadi nggak ada disini, lagi pula, kalau Abang haus langsung saja ke dapur." "Yaa Abang kan pengen juga dibuatin sama Adik tersayang," balas Daniz. "Malas!" jawab Disa yang lantas pergi ke lantai dua meninggalkan Daniz yang tergelak geli dan Akio yang hanya menggeleng pelan. "Kamu itu, masih saja suka menganggu Disa!" "Karena kalau tidak menganggu princesnya daddy itu, bibir Daniz pait rasanya," sahut Daniz membuat Akio kembali mengeleng pelan. "Disa sakit apa?" "Demam tinggi sejak semalam, gara-gara kehujanan saat pulang sekolah karena di bonceng motor temannya." "Memangmya kamu nggak pulang bareng Disa." "Daniz masih ada kegiatan di pengurus OSIS, Kak!" "Lain kali jangan di ulang, kasihan Disa jika sakit, bisa tertinggal pelajaran. Kalian sebentar lagi semesteran kan?" "Iya, Kak! Daniz juga kemarin udah di omelim mommy dan di beri petuah panjang kali lebar sama Daddy. Dan sekarang tambah Kak Akio lagi, perhatian banget ke Disa, Kak! Udah langsung aja bilang ke Daddy!" "Bilang apa?" "Kalau kak Akio suka sama, Disa! Biar nggak keduluan cowok lain." "Nantilah, itu ada waktunya. Saya harus mempersiapkan diri untuk itu." "Jangan lama-lama!" "Iya." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN