Bagian 14

1511 Kata

Segera aku meninggalkan Adi begitu meluapkan amarahku. Lebih tepatnya bentuk rasa kecewaku padanya juga Melati. Setitik penyesalan menyelusup di d**a karena sudah mempercayai maduku itu. Harusnya aku tidak perlu terpesona akan kebaikannya yang selalu meminta Adi untuk bersikap adil padaku. Kini semua nyata di depan mata, jika pernyataan Melati yang akan membantuku untuk membuat Adi mencintaiku tidak lebih dari pemanis bibir. Omong kosong belaka. Air mataku kembali tumpah. Entahlah ... pernikahan ini terlalu berliku untukku jalani. Inginku sudahi semua ini, tetapi wajah-wajah kecewa dari orang tuaku dan Adi terbayang dibenak. Juga, aku sendiri yang belum tentu mampu menerima cercaan dari para tetangga mengenai statusku yang kelak menjadi janda, jika kelak perpisahan akhirnya terjadi. Aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN