"Mengucapkan Alhamdulillah dengan seribu rasa sakit di hati adalah contoh dari keyakinan yang dalam kepada Allah."
~Kanza
"Aku tidak berharap untuk menjadi yang sempurna karena aku ingin melengkapinya dengan kekuranganku."
~Rafi
--------------------------------------------
Entah...
Itu saat, ku lihat...
Ada debar kencang...
Apa yang ia miliki...
Namun, ku langitkan...
Rasa ini...
Pada Sang Pemilik Segalanya...
Bahwa...
Dia-lah Penata Terbaik...
~Rafi
Mungkin...
Hanya...
Rabb Yang Mengetahui Segalanya...
Yang tau...
Apa kelanjutan...
Dari kisah ini...
~Kanza
Tau, dulu Rafi hanya dapat menatap Kanza di kejauhan, saat itu.
Saat ini, sudah ada di depannya.
Tapi, Ia tau yang ada di hadapannya, hatinya ada di lain.
Kanza tau, bagaimana perasaannya, tapi, bagaimanapun...
hidup harus terus berlanjut...
langkah harus terus berjalan...
Yang ada di hadapan memang lebih mengenalnya dari siapapun,
tapi...apakah hanya dengan itu cukup...
Apakah iya untuk ketulusannya...
Yang bukan pura-pura...
Ataupun maksud tersirat..
Bagaimanapun...
Pada akhirnya...
Semua butuh ketenangan...
Dan kebahagiaan....
Lalu...yang terpenting dari sgalanya...
Ketulusan...di awal dan tuk seterusnya...
--------------------------------
Tak terasa...
Lembaran-lembaran...
Terus membalik...
Dalam berjalannya...
Waktu...
Hari ini, ia putuskan menerimanya dalam hidupnya. Memberinya kesempatan untuk menjaganya dalam ikatan yang di-Ridhoi-Nya.
"Bagaimana, apa jawaban kamu?". Rafi
"Semoga ini yang terbaik untuk semuanya, iya aku terima...". Kanza
"Beneran, gak salah denger kan...". Rafi
"He.em...gak". Kanza
"Alhamdulillah...Makasih kamu dah percaya sama aku, Kanza, aku pasti akan berusaha bahagiain kamu". Rafi
"He.em...". Kanza