PARANOID

854 Kata
PARANOID Author : Arista Novitasari Chapter 1 Die Erste Liebe (cinta pertama) Bulan purnama malam itu, tampak murung tak seperti biasanya. Cahayanya yang temaram, memeluk hati yang berbalut rasa rindu, tak terbendung (Paranoid.Ans) Hujan sangat deras mengguyur aspal jalanan, di depan sebuah Sekolah menengah atas elit disebuah kota kecil bernama kota Wuryantoro. Awan hitam pekat diatas langit, seperti enggan memberi celah sinar matahari, di tengah hari itu. Seorang gadis berlari-lari kecil, menyebrangi jalan raya, mengejar bus yang akan mengantarkannya sampai ke rumahnya, namun dari arah kiri terdengar suara motor yg memekakkan telinga di tengah derasnya hujan. Daaaasssss......... Gadis itu terlempar ketengah jalan darah mengalir dari bibirnya. Seluruh siswa yang berada di dalam bis kota pun keluar dan berteriak "Aretta, Aretta.... Oh tidak aretta". Gadis itu tertabrak motor yang melaju kencang, pemotor itupun melajukan motornya terus tanpa peduli, seorang gadis terkapar ditengah jalan tak sadarkan diri. Dalam keadaan pingsan, si gadis berada di dalam alam bawah sadarnya, dia terduduk disebuah bangku taman SMP-nya yang lama. Disitu sesosok jangkung berdiri disebelahnya mengulurkan tangannya. " Aretta.... " Sosok itu memanggilnya. Lalu si gadis menggapai uluran tangan sosok itu, "David jangan pergi!" Aretta menangis menggenggam tangan sosok laki-laki itu, namun David menjauh. Sambil tersenyum melepaskan tangan Aretta. "David" Lirih bibir mungil Aretta memanggil David. Dia pun tersadar, di sebuah ranjang di ruang UGD, sebuah Puskesmas di kota wuryantoro. Aretta menangis dan menahan sakit di tangannya. Saat itu hari sudah sore, dan suasana sangat hening. ### David duduk di sebuah halte bus di kota Sunni. Pikirannya terus memikirkan seorang gadis yang setelah perpisahan SMP tidak pernah ia jumpai lagi. Dia menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan bayangan gadis itu dari pikirannya, karena selalu saja tiba-tiba bayangan gadis itu datang dalam kepalanya, meskipun dia tidak mau memikirkannya. Seorang gadis menghampirinya dan duduk disampingnya kemudian dia memegang tangan David "yuk pulang!". David membelai lembut rambutnya. "Sudah selesai? mau aku antarkan ke rumah atau diantarkan kemana? masih ada barang yang mau di beli?" Tanya David. Tasya nama gadis itu tersenyum manja ke david "maunya makan dulu, motormu kemana? Kok kita naik bisa sayang? ". David menjawab " Bannya pecah, aku bawa ke bengkel samping sekolah. Ya sudah ke bakso mang bejo saja kita yang dekat sini". "Kok pak bejo sih. Ke mall aj yuk sambil ngadem" Tasya merajuk manja. Di ranjang rumah sakit, kemudian ibu Aretta datang bersama om nya. " Yuh sayangku kenapa sayang?, kenapa bisa begini?". Semua pun bersiap menuju ambulan membawa Aretta ke rumah sakit di kota Solo, karena di Puskesmas kecil itu fasilitas tidak lengkap, tulang bahu Aretta patah dan harus segera di operasi. Mereka semua pun berada di Ambulan ke kota Solo. ### Senja telah menampakkan dirinya, langit berwarna jingga tertutup awan, bunyi burung-burung bersanding dengan suara Adzan maghrib. Ambulan yang membawa Aretta pun telah sampai di gerbang Rumah sakit kusus tulang. Ibu dan omnya bergegas mengiring Aretta memasuki UGD, para dokter dan perawat sibuk memberikan pertolongan pertama. Tak lama kemudian Aretta dibawa ke ruang tunggu, menunggu giliran Operasi dini hari nanti. Sambil terbaring menahan sakit, Aretta lemah setengah sadar ingatannya kembali ke masa SMP. Di sebuah ruang di perpustakaan SMP, dia dan beberapa temannya sibuk membantu petugas perpustakaan merapikan buku-buku, di sebuah sudut rak bagian bawah tiba-tiba Aretta menemukan sebuah buku yang menarik, bergambar tata surya dan bersampul biru kecil. Dia buka halaman demi halaman buku itu. Ternyata isinya tentang Astronomi, di SMP tidak ada pelajaran Astronomi. Di dalamnya dijelaskan tentang langit dan segala isinya yang maha luas, tidak terbatas. Disana Aretta baru tahu bahwa ternyata Matahari adalah sebuah bintang berukuran sedang dengan panas yang sedang, ada jutaan bintang lain yg lebih besar dari Matahari dan lebih panas. Seperti bintang Rigel yang berukuran 17 kali masa Matahari. Bintang pun ternyata mempunyai umur seperti Manusia. Suatu saat panas bintang akan habis lalu meledak, ledakan itu dinamakan Nova, ledakan yang lebih besar lagi disebut supernova, dan yang sangat besar dinamakan hipernova. Banyak sekali benda-benda langit yang lainnya, planet-planet yang maha besar, serpihan-serpihan bintang dan sampailah pada super massive black hole, yaitu lubang hitam bekas ledakan bintang yang menyedot apa saja di luar angkasa di dekatnya saking kuatnya bahkan cahaya pun akan tersedot kedalamnya tanpa tahu kemana semua benda langit yang tersedot itu pergi. Seperti halnya manusia, Manusia hanyalah makhluk kecil, super kecil seperti debu dibandingkan semua makhluk Allah di luar Angkasa. Manusia tidak akan pernah tahu kemana takdir akan membawanya, Aretta pun terhentak seperti tersadar. Dia hanya manusia super kecil itu, dia Aretta, dia manusia, dan manusia itu adalah dia. Dia pun tersadar apa yang dia pikirkan hanyalah bayangan yang tidak nyata, untuk apa mengharapkan sesuatu yang tidak nyata, hanya membuang-buang waktunya. apa yang dia inginkan belum tentu yang terbaik menurut Allah. Dia harus Tegar, harus kuat, harus menatap masa depan, meskipun kemungkinan tangan kanannya tidak akan sama lagi dengan yang sebelumnya. Dia pun menghela nafas kecil-kecil menahan sakit di tangannya. Ibunya terus disampingnya, berdo'a supaya Retta terus tersadar. ### David di kamarnya terus merasa khawatir tanpa tahu apa yang dia khawatirkan. Bolak balik duduk dan berdiri kebingungan. Aretta dan David di tempat berbeda saling terdiam dan terpaku, berada di kota yang sama, kota Solo. Namun, mereka sama-sama tak menyadarinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN