Fahri Selama ini aku benar-benar abai dengan anak-anakku sendiri. Tidak pernah kusangka kalau Haikal yang selama ini kupikir hanya membutuhkan kasih sayang Dania, ternyata .... Kami sangat terkejut ketika pintu tiba-tiba terbuka dan Haikal muncul dari balik pintu. "Aku tidak mau kasih sayang dari papa yang tidak peduli padaku, tidak mau memikirkan perasaanku," ucapnya langsung menikam hatiku seperti sebuah pisau yang sangat tajam. Sakit, tapi tidak berdarah, tapi sakit ini bukanlah sakit yang biasa. Namun, terasa hingga tulang, dan mengalir di darahku. "Tidak, aku akan tetap menjadi ayah anak-anak. Mulai sekarang, aku akan rajin pulang ke rumah, ya, benar," ucapku sambil berusaha untuk memeluk Kania yang masih ada di dalam kamar. Keputusanku kini sudah bulat, aku harus bisa menjadi f

