Rekaman Terakhir Rian

1312 Kata

"Hei," panggil Radit. Aku menoleh lesu. "Ada apa?" tanyanya lagi, matanya bolak balik memandangku dan jalanan di depan. "Entahlah Dit, hatiku kosong dan terasa sakit. Apa yang aku lakukan ini salah?" Aku menghela napas dan membuang pandangan. "Kenapa aku tidak merasa bahagia saat Riana mendapat balasan. Dia telah menghancurkan keluargaku, harusnya aku bahagia sekarang saat dia mendapat balasannya. Tapi ...." Aku menggigiti kuku, hatiku bimbang dan sedih. "Hentikan Halwa! kamu akan melukai tanganmu," cegah Radit. Lalu, ia menepikan mobilnya. "Aku merasa sangat iba pada Zain. Bagaimana pun dalam darahnya mengalir darah yang sama dengan Bian. Meskipun di lahirkan dengan status berbeda mereka adalah saudara," ucapku lagi penuh emosi. Rasa sedih, bimbang, dan marah yang menjadi satu. "Ras

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN