The Murder and The Girl part 2

1078 Kata
… Dengan kecepatan yang penuh, ia lajukan mobil yang ia kendarai menuju lokasi di mana Ajeng menuliskan tempat sang gadis kecilnya bersembunyi. Jari jemarinya tidak pernah berhenti mengetuk stir mobil di sana, ia merasa resah, ia khawatir dengan keadaan Sarah yang ditinggal begitu saja di gudang peralatan pertanian. Apakah petani di sana menyadarinya?? ataukah ia sudah di temukan dan dilaporkan pada pihak yang berwajib oleh petani di sana?? itu semua kekhawatiran yang dipikirkan oleh Joshua sepanjang perjalanan menuju lokasi. Jalanan yang ia lalui saat ini hanyalah sebuah jalanan kosong yang disisi kanan dan kirinya terdapat padang jagung dan gandum yang begitu luas, serta beberapa rumah yang jaraknya tidak saling berdekatan satu sama lain. Melihat hal itu, membuat Joshua berpikir bahwa lokasi persembunyian sang gadis benar-benar sempuran namun juga berbahaya. Kedua mata Joshua kini beralih menatao layar ponselnya yang saat itu menunjukkan peta lokasi, dan ketika ia menyadari bahwa lokasi yang ia tuju sudah berada di titik yang sama dari GPS yang ada di layar ponselnya, membuat Joshua segera menepikan mobil dan bergegas keluar dari sana dna mencari bangunan tua yang dimaksud di dalam kertas tersebut. “come on Sarah, I have to find you!!” gumam Joshua seraya berputar untuk mengedarkan pandangannya kepada seluruh sudut  dari lokasi tersebut agar ia bisa menemukan gedung atau bangunan yang dimaksud oleh Ajeng di sana, dan ketika kedua mata Joshua menemukan sebuah bangunan yang terletak cukup jauh dari tempatnya berdiri, membuat Joshua segera berjalan untuk mendekati bangunan tua tersebut. Gedung bekas penyimpanan bahan makan, dan kemudian di jadikan sebagai penyimpanan traktor tua yang sudah tidak terpakai, mungkin itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan gedung apa yang dimaksudkan oleh Ajeng di dalam tulisan itu. Karena saat ini, Joshua hanya mendapati debu dan juga traktor yang sudah mulai berkarat di sana. “uhuk!” Joshua terbatuk karenanya, ya … ia alergi terhadap debu-debu yang mengganggunya di sana, namun ia tidak berhenti atau mengurungkan niatnya di sana, ia dengan berani masuk menembus debu-debu itu dan berusaha untuk mencari anak gadis yang benama Sarah. “Sarah?? You there??” bisik Joshua dengan pelan, ia sesekali merengkukkan tubuhnya untuk menatap bagian bawah dari traktor-traktor di sana, berharap bahwa Sarah tengah bersembunyi di situ, namun … ia tidak mendapati apapun di sana sehingga ia hanya menghela nafasnya dengan cukup kencang. Namun, ketika pendengaran tajam milik Joshua mendengar sebuah suara seretan sebuah kaki, membuat kedua matanya kini menoleh menatap satu sudut yang kala itu tertutupi oleh jerami serta seng. Hal itu membuat Joshua yakin kalau gadis kecil itu tengah bersembunyi di sana, karenanya ia melangkah dengan perlahan dan berucap, “Sarah?? you there?? umm … my name is Joshua, and I’m here because your mother tell me to keep you save and She’s telling me that I have to hide you from your Father, if you in there … please say something to me”bisik Joshua dengan yakin bahwa Sarah ada di sekitarnya saat ini, ia dengan sengaja mengatakan hal itu karena ia takut jika-jika Sarah tidak memercayainya di sana dan hal itu lah yang terjadi, Kedua mata Johsua kini menatap seorang gadis kecil mengintip dari sela-sela jerami yang menutupinya, dan hal itu membuat Joshua tersenyum manis dan berbisik, “hi” sapanya, namun hal itu membuat Sarah kembali bersembunyi dan hal itu membuat Joshua kembalimelangkah mendekat dengan perlahan seraya berucap,  “don’t afraid, I’m you mother’s friend … I am in his side, don’t worry”jelas Joshua kepadanya yang kini kembali mengintip di sana dan kemudian bertanya, “apakah kau benar teman dari Ajeng, ibuku??” tanya Sarah dengan suara manisnya, dan hal itu membuat Joshua tersenyum seraya menganggukkan kepalanya untuk menjawabnya, “yeah, aku teman ibumu dan aku di sini untuk membantumu … kita harus segera pergi sebelum ayahmu datang untuk membawamu Sarah, ayo … ikut denganku”ajak Joshua kepadanya, ia mengatakan hal itu seraya merentangkan tanganya dan mengangguk berusaha merayu Sarah yang masih bersembunyi di balik jerami dan seng itu, dan ketika Sarah menganggukkan kepalanya setuju, Joshua pun berjalan mendekat dan menyingkirkan semua barang yang menghalanginya dan kemudian menggendong Sarah yang kini memeluk sebuah boneka kelinci yang berwarna coklat kehitaman. “kau akan baik-baik saja bersamaku, ayo!” ucap Joshua kepada Sarah seraya berjalan menggendong gadis kecil itu menuju mobil miliknya yang terparkir cukup jauh di sana, “where is mom??” tanya Sarah kepada Joshua, dan hal itu membuat Joshua sedikit kenbingungan namun dengan cepat ia menggeleng pelan dan kemudian berucap, “your mother save now, and she is going to somewhere for hiding … but she is fine, she is save in there, and now I have to keep you save too … okay?” ucap Joshua kepadanya yang kini mengangguk pelan menyetujui dan mengerti akan hal itu, ia bersandar di bahu Joshua yang kini menggendongnya untuk mendekat ke arah mobil yang terparkir di sana. … Joshua berjalan mendekati mobil dan kemudian ia memasukan Sarah ke dalam mobil dan tersenyum kepadanya,ia merasa bersyukur karena kondisi Sarah baik-baik saja, hanya saja ia tampak lemas karena dehidrasi, dan hal itulah yang membuat Joshua dengan segera meraih botol minum yang ia letakan di dalam dashboard dan kemudian membukakan penutupnya untuk Sarah, “minumlah” ujar Joshua, dan setelahnya Joshua langsung menyalakan mobil dan segera bertolak untuk kembali menuju kota dan menjauhi daerah tersebut. Selama perjalanan panjang yang ia lalui, seperti di awal ia tidak menemukan satu pun mobil yang berlalu. Namun, tidak lama setelah ia merasa tenang, sebuah mobil jeep berwarna merah pun melalui dirinya begitu saja, dan dengan kedua mata Joshua, ia mendapati Michael lah pengemudi dari jeep merah tersebut, dan yang lebih mengejutkannya lagi, Joshua menangkap sebuah senjata laras panjang dengan dua selongsong peluru yang sepertinya dengan sengaja diletakan di kursi sampingnya. Dan hal itu tentun membuat Joshua panik dan ingin sekali ia menancap gas untuk pergi dari sana, namun ia masih bisa menggunakan logikanya, karena jika ia melakukan hal itu di dekat mobil Michael yang masih terlihat oleh kedua matanya,itu bisa saja membuat sebuah kecurigaan dan ia takut jika-jika ternyata Michael, ayah dari Sarah menyadari keanehan itu dan ia menduga keberadaan Sarah di dalam mobil tersebut. Memahami logika yang ada di otaknya membuat Joshua dengan tenang mengendarai mobil tersebut. Namun, ketika kedua pandangannya kini melihat mobil jeep merah itu berbalik lewat spion mobilnya, Joshua pun tanpa berpikir dua kali segera menancapkan gas untuk kemudian mengebut dan menghindaru mobil jeep yang kini juga terlihat mulai mengejarnya.  ...  to be continue. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN