Ryan: 7

1360 Kata
Beberapa tahun lalu.... Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seorang Nick Ryan selain bisa berbicara dengan Mia usai usahanya yang kesekian kalinya. Nick tidak lagi menghitung berapa banyak panggilan darinya yang tidak dijawab oleh Mia. Nick sadar dan mencoba untuk memhami posisi Mia. Nick mengutuki dirinya sendiri yang tidak mampu menyingkirkan Mia dari pikirannya. Mia bukan lah wanita bebas, ia memiliki suami. “Kau sedang memikirkan seseorang?” Pertanyaan yang membuat Nick menoleh. Mendapati sosok Rudolf yang berjalan mendekat padanya sambil membawa dua gelas minuman lalu memberikannya pada Nick dari salah satu di antara keduanya. “Terima kasih,” ucap Nick sambil menerima uluran gelas berisi anggur putih. Mereka berdiri berhadapan dan saling meneguk minuman dalam gelas masing-masing. “Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu karena---” “Aku belum melakukan apa pun untukmu, Rudolf,” sela Nick sambil tersenyum tipis setelahnya di hadapan Rudolf yang terlihat begitu lelah dengan lingkar mata yang terlihat samar menghitam. “Aku terkejut kau berada di London kembali, Rudolf.” Rudolf hanya tersenyum meski terlihat getir. “Kau pernah mengatakan jika kau tak akan pernah ke London.” Keduanya terdiam lalu meneguk kembali minuman masing-masing. “Jangan katakan jiak bisnis yang telah membawamu kembali ke tempat ini.” “Tak ada alasan bagiku untuk terus meratapi semua yang terjadi. Alena memang menghilang dan aku tak tahu di mana dia sekarang.” Perkataan yang mengejutkan bagi Nick. Rudolf memiliki kemampuan dan daya untuk mencari tahu banyak hal. “Aku tak percaya kau tak berusaha mencarinya, Rudolf.” Rudolf bergeming, mimik wajahnya tampak datar dan Nick tak mampu menebak yang sedang dipikirkan oleh Rudolf saat ini. “Paman Olivier memiliki akses yang luar biasa dan aku yakin kau mewariskan semua itu. Jika pun tidak, kau bisa dengan mudah menghubungi Luke atau paman Larry.” Nick mengamati wajah Rudolf dari samping. Pria di hadapannya sedang meneguk minuman dalam gelas yang digenggamnya. “Aku telah melakukan itu semua dan aku tetap tidak menemukannya.” Rudolf mengatakannya dengan jujur dan tanpa ada yang ditutupi. Nick merupakan tempat pertama yang Rudolf cari acap kali masalah menghampirinya. Nick menjadi sosok yang paling dicari Rudolf sebelum kemunculan Kate Mary. Bahkan Rudolf memilih untuk mencari Nick dan bibi Claudia untuk sebuah nasehat ketimbang sang ayah, Olivier Felix. “Aku tahu kau tak yakin dengan yang aku katakan, tapi---” “Bukan aku tidak yakin tapi---” “Tatapanmu cukup mengatakan segalanya, Dokter,” seloroh Rudolf menghentikan perdebatan di antara mereka. Nick hanya tersenyum. Yang dikatakan Rudolf memang benar jika dirinya memang bukan sosok yang pandai berpura-pura Jeda hadir kembali dan dipergunakan oleh Rudolf untuk meletakkan gelas yang di genggamnya ke atas meja di bawah tatapan Nick yang menyelidik. “Tapi bagaimana mungkin kau tidak dapat mencarinya.” “Entahlah. Mungkin suatu saat nanti aku akan menemukannya. Aku akan kembali ke Boston dan mengurus beberapa hal tentang kepemilikan aset Dad di perusahaan milik paman Larry.” “Semua yang terjadi begitu cepat, Rudolf.” Waktu yang tak terlampau jauh sejak menghilangnya Alena dan meninggalnya Olivier Felix. Waktu yang tak memberikan kesempatan bagi Rudolf untuk memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Bisnis yang ditinggalkan oleh Olivier dalam keadaan yang tidak stabil dengan beberapa temuan penggelapan uang dan dengan membabibuta Rudolf menebas habis semua oknum karyawan yang kedapatan melakukan hal itu. Rudolf yang harus menyelamatakan kehidupan banyak orang yang bekerja pada dirinya. Tak hanya itu, Rudolf tak akan pernah membiarkan perusahaan yang dibangun oleh mendiang ayahnya, Olivier Felix hancur begitu saja. Saham yang hilang berusaha direbut kembali oleh Rudolf dengan cara apa pun. “Banyak hal yang lebih penting dari pada kepentingan diriku sendiri.” “Tapi Alena wanita yang kau cintai, bagaimana mungkin kau tidak mencarinya dan---” “Terlampau banyak informasi yang aku terima, Nick. Tak ada satu pun yang dapat aku percayai.” “Bahkan kau tak mempercayai Kate Mary sebagai---” “Sosok baru bagiku. Kau tahu aku---” “Ya aku mengerti,” sela Nick setelahnya disusul dengan tepukan sebanyak dua kali pada bahu Rudolf. Nick tersenyum penuh simpatik. Keduanya duduk di salah satu sofa. “Kau harus tahu jika seorang mendiang Sanny dan bibi Victoria bisa sama jahatnya padaku.” Ada senyuman getir yang muncul di wajah tampan Rudolf. “Bagaimana denganmu?” tanya Rudolf tepat saat Nick meletakkan gelas di atas meja kemudian menatap Rudolf dengan curiga. “Bagaimana dengan dirimu sekarang? Aku tahu hal yang sulit bagimu untuk memutuskan hubunganmu dengan Meg. Wanita terkadang membutuhkan kepastian Nick.” “Bukan hal yang mudah bagiku melupakan semua yang telah terjadi, Rudolf,” potong Nick dengan tatapan yang berubah keruh. Nick menarik napas setelahnya. “Aku masih belum menerima kenyataan jika Meg tidak bahagia bersamaku,” tambah Nick dengan kedua rahang yang mengatup setelahnya. “Kenapa kau berpikir jika Meg tidak bahagia bersamamu? Kalian saling mencintai,” ucap Rudolf ragu, ia mengenal Meg dengan baik, sama baiknya dengan Nick yang mengenal Alena. Nick tidak langsung menjawab, ia tampak terdiam dengan tatapan kosong yang seakan dirinya tidak berada di raga yang ada di hadapan Rudolf. “Seseorang memilih untuk pergi meninggalkan pasangannya karena tidak bahagia, depresi dan insecure.” Kalimat yang membuat Rudolf mengernyitkan kening. “Dan kau berpikir jika Meg memiliki perasaan itu? Kau membuatnya merasakan hal itu?” Rudolf memberondong Nick dengan dua pertanyaan langsung. Keduanya terdiam beberapa detik hingga keheningan hadir di antara mereka. “Sebaiknya kita membicarakan kasus milikmu.” “Aku sedang menyelidiki aliran dana mereka.” “Kau menyelidiki hingga aliran dana mereka, Rudolf. Melewati batas privacy orang lain.” “Karena aku membutuhkannya dan Eva dapat melakukannya.” Nick terdiam seketika seakan teringat sesuatu yang ia tidak yakin sbeelumnya. “Kau tidak berpikir jika dirimu tertarik pada Eva kan?” “No. Tidak. Tapi sepertinya aku juga membutuhkan bantuan darinya.” “Apa maksudmu?” Kening Rudolf mengerut, menatap dengan bingung. “Aku ingin membangun sebuah rumah sakit khusus anak-anak. Dan aku sedang menyelidiki sebuah perusahaan yang menolak tawaranku.” “Uang yang kau janjikan kurang menguntungkan. Kau harus---” “Tidak seperti itu, Rudolf. Aku menawarkannya di atas harga pasaran. Aku memberikan keuntungan dua kali lipat, bahkan aku memberikan kebebasan padanya untuk menentukan harga awal.” Nick menjelaskannya dengan panjang lebar. Wajah tampan keduanya berubah serius hingga bayangan Ben Reynolds menghinggapi kepala Nick. Bagaimana pria itu menolak dengan terang-terangan tawaran yang diberikan padanya. “Aku tidak menerima kerjasama sosial. Dan jauhi istriku selagi Anda bisa, Dokter.” Penekanan yang meluncur dari mulut Ben beberapa hari lalu seakan masih segar dalam ingatan Nick. “Aku tertarik pada istrinya,” seloroh Nick cepat dengan tatapan penuh keyakinan yang membuat Rudolf terkejut dan matanya memicing. “Wow,” desah Rudolf terkejut. “Kau mempertaruhkan bisnis hanya untuk mengejar seorang wanita? Kau---” “Aku serius dengan hal itu,” timpal Nick. Ia meraih botol anggur yang tak jauh darinya lalu kembali mengisi gelasnya dan gelas Rudolf. “Aku juga bisa melakukan hal gila seperti yang kau lakukan untuk Alena, Rudolf.” Nick mengatakannya sebelum ia meneguk kembali isi gelas hingga tersisa setengah di bawah tatapan mata Rudolf. “Aku senang mendengarnya. Karena kau sudah keluar dari perasaan sedihmu yang aku ragu akan bisa lenyap dari kehidupanmu, Nick.” Nick mengeluarkan ponselnya, membuka sosial media miliknya sebelum menyambangi akun milik Mia, lalu memberikan ponselnya pada Rudolf. Terlihat Rudolf yang bingung pada awalnya. “Namanya Mia. Dia---” “Cantik.” Satu kata yang meluncur dari mulut Rudolf sebelum ia mengembalikan ponsel Nick. “Mirip dengan Meg, dan sepertinya kau tidak benar-benar melupakan mantan tunanganmu, Nick.” Nick hanya diam menatap Rudolf. “Aku harap perasaanmu benar. Kau tertarik padanya bukan karena tampilannya nyaris menyerupai Meg.” “Dia seorang arsitek.” Alis Rudolf spontan naik sebelah. “Sesungguhnya aku menawari proyekku padanya. Aku telah menyelidiki sebagian bisnis mereka. Tapi tidak banyak temuan.” “Dan kau ingin Eva melakukannya untukmu?” tuding Rudolf yang disusul seringai di wajah Nick sebelum pria itu meneguk kembali anggur dalam gelas. “Apa yang kau harapkan dari temuan Eva?” “Aku ingin tahu seberapa berengsek seorang Benedict Reynolds menyembunyikan kehancuran bisnisnya dari Mia.” Suara yang dihasilkan pita suara Nick terdengar bagai penekanan yang membuat Rudolf menatap dengan serius. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN