SYAKIRA ANDERSON
Gadis cantik yang manja, cengeng nan pendek! begitulah cara menggambarkan nya. Ia manja, apalagi ketika ada kedua kakaknya, duh! manja nya melebihi batas kapasitas normal!
Syakira kini ia masih berada di bangku sekolah menengah pertama. Ya! dia masih SMP. Tepatnya SMP kelas 8. Syakira anak ketiga dari empat bersaudara, ia memiliki dua kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Sayang, adiknya masih belum lahir! masih didalam rahim bundanya..
Sifatnya yang manja dan cengeng membuat ia selalu menjadi korban bully disekolah. Ia tidak pernah melakukan perlawanan, yang bisa ia lakukan cuma menangis! Melihat hal itu, pelaku pembullyan tersebut semakin gencar mengganggunya. Kedua orang tuanya tau mengenai hal itu, mereka pun sudah menguatkan putri nya, memberikan saran dan sebagainya. Menyuruh putrinya itu melawan ketika ada yang membully nya. Tetapi itu hanya masuk lewat telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri. Nyatanya dia tidak cukup berani untuk melakukan perlawanan.
"Bang, besok anterin aku sekolah ya?"
"Enggak! berangkat sendiri!" jawab abangnya ketus.
Terdengar helaan nafas dari Syakira. Abangnya itu! kenapa sih?! adiknya mau dianterin sekolah sama dia kok nggak mau!
"Alah.. ayolah abang, kapan lagi kan aku minta abang buat anterin ke sekolah. Sesekali gitu loh!" ucap Syakira kesal.
"Enggak bisa dek, abang ada kelas pagi besok,"
"sama bang Raffa aja sana." lanjutnya.
"Ck! abang mah gitu! bodo ah. Ngambek aja aku."
"Ya udah, sono-sono kalau mau ngambek! abang nggak peduli!"
Mendengar jawaban dari abangnya itu, mata Syakira langsung berkaca-kaca. Dan mungkin tidak sampai hitungan ketiga dia akan menangis.
satu..
dua...
tig-
"Huaaaa.. bang Raffa.. bunda.. ayah.. bang Arsya nakal! masa abang nggak mau anterin Syakira ke sekolah besok! huaaaaaa..."
"Mampus lo Sya.. bentar lagi pasti kena amuk semua orang!" batin Arsya.
ARSYA ANDERSON
Kakak kedua yang Syakira miliki, hanya dengan kakaknya itu (Arsya) dia berani minta ini minta itu. Tapi, kalau sama kakak nya yang pertama (Raffa) dia tidak akan berani minta ini minta itu, sebab, ia pernah tidak sengaja mendengar percakapan antara kedua kakaknya bahwa "abang nggak pernah suka sama orang yang cerewet! minta ini minta itu." ya kurang lebih seperti itulah kalimat bang Raffa yang bisa didengar oleh telinga Syakira.
Dan ya yang benar saja, mendengar tangisan lantang dari Syakira semua orang berlarian menuju ruang tengah.
"Loh loh loh!! ini kenapa kamu nangis hm?" tanya ayahnya.
"Kok nangis? baru ditinggal sebentar aja udah nangis. Sini!" ucap bang Raffa menyuruhnya mendekat, dan mendekap erat tubuh adiknya.
"Kenapa sayang?" tanya bundanya.
Tidak ada sahutan dari Syakira, ia malah membenamkan wajahnya di d**a bidang sang kakak sambil terisak, yang mereka dengar pun malah isak tangis. Melihat itu Arsya hanya bisa berdo'a supaya ia tidak kena siraman rohani dari bunda, ayah serta abang tercintanya.
"Abang besok ada kelas pagi loh yah, bund, bang.. jadi nggak bisa kalau musti anter adek dulu ke sekolah." jelasnya sebelum semua orang meledak.
krik.. krik.. krik..
Hening.
Tidak ada yang respon dari seluruh anggota keluarga. Kini isak tangisan Syakira mulai mereda didalam pelukan sang kakak. Ia merasa nyaman sekali berada disitu, mengeratkan pelukannya, sampai tertidur pulas merasakan hangatnya pelukan seorang kakak.
"Bang, tidur dia?" tanya Arsya.
RAFFA ANDERSON
Kakak pertama Syakira, seorang kakak yang sangat ia sayangi. Seseorang yang terbiasa dipanggil "bang Raffa" oleh Syakira ini sangat sabar ketika menghadapi mode manjanya. Terkadang Syakira bingung, kenapa abang yang satunya ini tidak pernah kesal dengan sifat manjanya? padahal bang Arsya saja sampai geleng-geleng kepala melihat sifat manjanya.
"Hm, lain kali kalau dia minta apapun itu iya in aja dulu, nanti kalau semisal enggak bisa menuhin permintaannya bilang sama abang! jangan bikin dia nangis kaya tadi." papar Raffa.
"Iya bang"
"Ya udah, balik ke kamar sana, tidur! udah larut ini."
Arsya hanya mengangguk menjawab nya. Ia beranjak dari sofa dan pergi ke kamarnya.
"Ayah sama bunda balik ke kamar lagi juga ya bang? nanti temani adiknya tidur dikamar. Jangan ditinggal tidur sendirian dulu, ayah takut nanti dia kenapa-napa." ucap ayah.
"Iya yah"
Ayah dan bundanya pun balik ke kamar mereka. Kini tinggal Raffa dan Syakira yang masih senantiasa tertidur pulas di pelukannya. Perlahan Raffa dengan hati-hati menggendong adiknya ala bridal style dan membawanya ke kamar, tidak! bukan kamar adiknya melainkan kamar dia sendiri. Ia merebahkan tubuh adiknya dengan perlahan supaya tidak membangunkan adiknya, tetapi.. gagal! suara decitan ranjang membuat adiknya itu terusik dalam tidurnya.
"Eughh, bang Raffa?" lenguhan dari adiknya pun terdengar.
"Iya, tidur lagi aja gih. Maaf udah buat tidur kamu terganggu" jawab bang Raffa sambil mengusap lembut kepala adiknya.
Syakira tidak mendengarkan perkataan abangnya, ia malah beranjak duduk lalu melepas baju kaos serta celana panjangnya. Kini menyisakan lingerie yang biasa ia pakai kalau ingin tidurnya lebih nyenyak lagi. Supaya tidak panas katanya.
Beda dengan abangnya yang melotot melihat itu, ia menelan saliva nya kasar, melihat adiknya hanya memakai lingerie saja membuatnya harus menahan sesuatu mati-matian sendiri. Adiknya itu! ingat posisi kek! kan sekarang ia berada di kamarnya bukan kamar dia sendiri! tapi kenapa malah?! oh tidak, ia harus segera menyudahi pemandangan ini. Kalau tidak.. ia bisa hilang kendali! Kan bagaimana pun juga ia masih normal.
"Dek, bisa nggak kamu pakai lagi aja kaos sama celana panjang mu? kamu sekarang lagi tidur dikamar abang loh, bukan kamar kamu sendiri" ucap bang Raffa dengan nada bicara berat.
"Huh? abang.. aku nggak akan bisa tidur nyenyak kalau tetap memakai baju panas itu." jawab adiknya sambil mencari posisi yang tepat untuk tidur. Dan yap! selesai.. dengan posisi berada dalam dekapan kakaknya pasti tidurnya akan terasa sangat nyenyak,
"kayak gini aja sampai pagi hari tiba ya bang." ucapnya seraya memejamkan mata.
"I-iya" duh, ya tuhan.. tolong jaga hasrat seksual hamba.. jangan sampai hamba melakukan hal itu ke adik hamba sendiri. Racau Raffa membatin.
"Astaga, ini sangat menyiksaku!" geram Raffa. Dari tadi ia tidak bisa tidur, adiknya itu tidak bisa diam dari tadi! ditambah lenguhan yang ia dengar dari adiknya.
Masih dalam posisi yang sama, sang adik mendekap erat tubuh kakaknya dalam selimut.
"Ya tuhan.. maaf, mungkin hanya sebatas pemanasan. Sungguh! aku tidak bisa menahannya lagi!" geramnya dengan tangan yang meremas lengan adiknya.
Mulai pukul setengah dua belas ia meluncurkan aksinya. Ia mulai membelai halus pipi adiknya, menatap mata indah yang kini tengah terpejam nyenyak, mencium seluruh inci wajah adiknya.
"Let's start playing with me baby" bisiknya.
Raffa mulai berpindah posisi, sekarang posisinya berada di atas dan adiknya masih tertidur pulas dibawahnya. Ia bingung sekarang, haruskah ia bermain sendiri? ini tidak nikmat! bermain itu akan nikmat kalau keduanya sama-sama dalam keadaan sadar apalagi dalam keadaan saling menuju k*****s.
"Wake up dear, accompany me to play for a while" ucapnya halus menyuruh sang adik bangun dari tidurnya.
"Wake up honey, just a minute. Take responsibility for provoking my s****l desire."
Masih tidak terusik. Adiknya itu kenapa kebo sekali tidurnya! oke baiklah, Raffa tidak mau membuang-buang waktu. Kalau begini langsung saja ia meremas paha adiknya itu dengan sangat keras.
"Eughh! bang! abang apa-apaan sih? aku udah ngantuk tau nggak?"
Akhirnya.. setelah sekian lama ia pun bangun juga! huh~ melelahkan!
"Bertanggung jawablah sayang, kau yang sudah memancing ku melakukan hal ini!" ucap abangnya tegas.
"Memancing apa? jangan setengah-setengah abang kalau ngomong itu. Udah sini tidur!" titah adiknya.
"It's not that easy baby."
.
.
.
.
.
To be continue all !!!
Aku saranin jangan nethink dulu! okay :)