Keesokan harinya, Gerry pun mulai dipijat pelan oleh Sang Kyai. Tak ada rasa sakit yang Gerry rasa karena mungkin sarafnya yang masih pada mati rasa. Setelah 1 jam, Kyai pun berhenti memijatnya dan menyuruh mereka semua untuk sarapan lebih dahulu dulu dan akan dilanjutkan kembali nanti. Mereka oun akhirjya sarapan lebih dulu dengan nasi dan ikan asin serta sambal dan lalapan mentimun. Menu sederhana, namun terasa sangat nikmat. Apalagi cuaca teduh dan semilir angin yang masuk melalui celah-celah anyaman bambu mampu menyejukkan suasana saat ini. Setelah selesak sarapan semua dan sambil menunggu waktu, Nata serta keluarga dan juga Gerry nampak berkeliling di sekitar rumah Kyai. Tak jauh dari rumah Kyai itu, terdapat hamparan sawah yang menghijau serta barisan pepohonan di kaki Gunung Gede m

