( Gill VS Dragon )
( Dragon )
Melanjutkan petualangan dari Dragon dan kawan-kawannya yang masih akan terus berlanjut. Sebelumnya dikisahkan bahwa Dragon telah berhasil menjuarai Turnamen Kota Togu, dia berhasil mengalahkan Gill dalam babak Final Turnamen tersebut. Dragon dan Gill bertarung secara sengit dengan mengerahkan segala kemampuan yang mereka miliki.
Dragon menggunakan gabungan pedang Heat flame dengan kekuatan Melinda, sedangkan Gill menggunakan kekuatan monster Grood yang bersemayam di dalam pedang H butcher miliknya. Nanti kita akan bicarakan lebih banyak tentang monster Grood.
Pertarungan babak final antara Dragon melawan Gill membuat keduanya babak belur, namun pada akhirnya, ketika Dragon hampir kalah oleh Gill, Gill tiba-tiba saja tumbang, dikarenakan kekuatan dari mode tangan Grood yang digunakannya rupanya mengkonsumsi terlalu banyak energi, sehingga Gill bahkan jadi tidak punya sisa kekuatan lagi untuk hanya sekedar berdiri. Maka setelah itu, sang wasit pun akhirnya menyatakan Dragon sebagai pemenangnya, karena dia berhasil terus berdiri sampai akhir pertarungan.
Tetapi Gill tidak masalah dengan hal itu walaupun dia telah dinyatakan kalah dari Dragon, dia menerima kekalahannya itu dengan senang hati, karena rasa penasarannya terhadap kekuatan pedang milik Dragon kini telah terpuaskan. Sehingga dirinya merasa senang dan menerima hasil akhir dari pertandingan tersebut. Saat Dragon sudah diumumkan sebagai pemenang, Gill yang sedang dalam keadaan terbaring di tanah, tersenyum sambil memejamkan matanya.
Seluruh penonton di tribun segera berdiri dari kursinya masing-masing sambil bertepuk tangan, untuk memberikan penghargaan dan ucapan selamat terhadap Dragon, yang telah berhasil menjadi Juara dari Turnamen Kota Togu. Tak sedikit yang bersorak kegirangan atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon tersebut. Suasana di seluruh penjuru Stadion Amritzer menjadi sangat meriah dan dipenuhi oleh kegembiraan, terutama teman-teman Dragon dan para peserta lain yang mendukungnya.
Walaupun ada juga para pendukung Gill yang merasa kecewa atas kekalahan dari jagoan mereka tersebut. Tetapi walau begitu, mereka juga tetap menunjukan rasa kagum serta memberikan pujian terhadap Dragon, dengan cara turut bertepuk tangan dan berbaur bersama riuhnya suasana meriah di Stadion Amritzer.
“Dragon adalah Juara Baru Turnamen Kota Togu!! Dragon adalah Juara kita!! Beri ucapan selamat atas kemenangan yang telah diraih oleh Dragon!! Selamaaaaat!!!” Teriak sang Pembawa acara dengan penuh semangat kepada seluruh penonton.
Lalu beberapa saat kemudian, para Penyihir medis mulai berdatangan untuk menghampiri dan membawa Gill ke ruang perawatan. Sedangkan Dragon belum boleh pergi kemana-mana, dia belum diperbolehkan untuk meninggalkan arena pertandingan, karena dia akan diberi penghargaan serta mendapatkan hadiah yang berhak dia terima.
Tepat setelah Gill dibawa oleh para Penyihir medis menuju ke ruang perawatan, kemudian sang Walikota segera datang ke arena pertandingan sambil didampingi oleh beberapa ajudannya. Lalu setelah sang Walikota menyampaikan beberapa kata sambutan, dan ucapan selamat terhadap Dragon, maka dia segera memberikan hadiah simbolik yang berhak diterima oleh sang Juara dari Turnamen Kota Togu tersebut, yakni sebuah medali dan karangan bunga yang dikalungkan di lehernya.
Dragon merasa sangat gugup ketika berada dalam situasi tersebut, ditambah dengan suasana seisi Stadion yang sangat ramai sambil mengagung-agungkan namanya, sehingga membuat Dragon jadi semakin merasa canggung dan tidak bisa berkata apa-apa. Ketika dia menerima seluruh sanjungan tersebut, sebenarnya Dragon merasakan perasaan bahagia yang teramat sangat, karena dia telah berhasil menjadi orang yang disanjung oleh seluruh penduduk Kota Togu. Tapi disamping hal itu, Dragon juga merasa sedih, karena dia harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya masih terikat dengan sebuah misi yang diberikan oleh Flaur kepadanya, yaitu sebuah misi yang dapat mengkhianati hati semua orang yang telah mendukungnya di kala itu, karena misi tersebut adalah perbuatan yang sangat buruk untuk dilakukan serta menyangkut keselamatan seluruh Kerajaan Nexus. Namun Dragon tidak bisa berbuat apa-apa untuk bisa terbebas dari misi tersebut, karena bagaimanapun juga saat ini nyawanya sedang berada di genggaman tangan Flaur. Sebagai ganti dari nyawa Dragon, maka Dragon harus bisa menyelesaikan tugas yang Flaur berikan kepadanya, yakni Dragon harus bisa masuk ke dalam Istana Kerajaan Nexus untuk mencuri bola Aporion.
Dan kini Dragon telah mendapatkan tiket untuk bisa masuk ke dalam Istana Kerajaan Nexus, secara resmi. Hal itu juga merupakan kesempatan emas baginya supaya dia dapat mencuri bola Aporion dengan cara yang lebih mudah, karena Dragon jadi tidak harus susah payah menyelinap untuk melewati ketatnya setiap penjagaan keamananan yang ada di Ibukota Kerajaan Nexus.
Ketika Dragon sedang melamun tentang hal itu, sambil meresapi suasana meriah disekitarnya, Tiba-tiba sang Walikota mengajaknya berbicara. “Sekali lagi kuucapkan selamat untukmu, Dragon ... Setelah kau mendapatkan pengobatan, kau harus ikut aku ke Balai kota untuk mengambil hadiahmu, ayo.” Ajak sang Walikota kepada Dragon, yang langsung mengangguk sambil mengikuti sang Walikota menuju ke pintu keluar dari arena pertandingan tersebut.
Sementara itu di Kastil milik Flaur. Lewat bola kristalnya, sang Penyihir jahat itu sedang menyaksikan kemenangan yang telah diraih oleh Dragon. Kemudian dia berkata. “Wah, wah, wah. Lihat siapa yang berhasil menjadi Juara ... Bagus sekali, sekarang lakukan yang harus kau lakukan untuk bisa segera membawakan bola Aporion kepadaku!” Ujar Flaur kepada bola kristal yang berada di genggaman tangannya itu. Dengan perasaan yang sangat antusias, karena dia yakin bahwa sebentar lagi dia akan segera mendapatkan benda yang sangat diidam-idamkan olehnya, yakni bola Aporion.
(Beralih ke tempat lain.)
Di waktu yang sama, namun di lain tempat. Lebih tepatnya di suatu daerah yang menjadi tempat terjadinya konflik yang telah berlangsung cukup lama, antara pasukan dari Kerajaan Gold one dengan pasukan penjaga perbatasan Kerajaan Nexus. Keadaan disana sampai saat ini masih cukup panas dan berbahaya.
Pasukan dari Kerajaan Gold one terus menerus menggempur benteng pertahanan wilayah timur milik pasukan Kerajaan Nexus, tujuan mereka adalah untuk mengambil alih daerah perbatasan tersebut, sehingga Kerajaan Gold one dapat memperluas daerah kekuasaannya, yang saat ini masih terus berkembang semakin pesat.
Sebelumnya, beberapa minggu yang lalu, Pasukan Nexus yang bertugas untuk menjaga daerah perbatasan tersebut, telah mengirimkan permintaan bantuan kepada Raja Velodrian, dikarenakan mereka semua sudah kewalahan menahan gempuran yang terus menerus dilancarkan oleh Pasukan dari Kerajaan Gold one.
Maka dari itu, Raja Velodrian segera mengutus orang andalannya, yakni Kesatria agung Tomb hayes, yang juga merupakan Kesatria terkuat di Kerajaan Nexus, untuk pergi ke daerah konflik itu dan menyelesaikan permasalahan yang ada disana (Dengan cara yang keras tentunya). Beliau adalah Kesatria yang sangat dihormati dan disegani oleh seluruh penduduk Kerajaan Nexus, terutama oleh seluruh Prajurit Kerajaan Nexus, karena pengalaman serta kekuatannya yang sudah tidak dapat diragukan lagi.
(Dulu sekitar 25 tahun yang lalu, Tomb hayes adalah seorang Kesatria yang mendampingi serta melindungi Raja Velodros dalam perjalanannya untuk mencari keberadaan dari sang Kesatria naga. Selain itu, Tomb hayes juga terlibat dalam perang besar yang terjadi antara Pasukan Darkros melawan Pasukan Kerajaan Nexus pada 25 tahun yang lalu. Bersama dengan Kesatria naga dan kawan-kawannya termasuk Melinda, dia berjuang dan bertarung secara mati-matian melawan para anggota Emperors unity beserta seluruh pasukan Darkros, hingga akhirnya perang tersebut berhasil dimenangkan oleh pihak dari Kerajaan Nexus. Kemudian, setelah berakhirnya perang tersebut, Tomb hayes diangkat menjadi Kesatria resmi di Kerajaan Nexus, namun lain halnya dengan Kesatria naga, dia lebih memilih untuk tidak menerima jabatan tersebut dan malah memutuskan untuk pergi berpetualang karena itu adalah hal yang paling disukainya. Sedangkan teman-teman Tomb hayes yang lain, seperti Melinda tidak diketahui dimana keberadaannya, atau bagaimana nasib mereka saat itu. Pada kenyataannya, sekarang ini nasib Melinda adalah, dia telah menjadi sebuah lempengan emas, yang selalu dibawa oleh Dragon di pundaknya.)
Saat ini, Dengan diutusnya Sang Kesatria agung Tomb hayes ke daerah konflik tersebut, Raja Velodrian berharap semoga persoalan yang ada disana dapat segera diatasi dan diselesaikan oleh sang Kesatria agung, supaya daerah tersebut tidak akan sampai jatuh ke tangan Kerajaan Gold one.
Saking berbahayanya kondisi di daerah itu, bahkan Saat ini pun, sedang terjadi pertempuran yang sengit antar kedua kubu Pasukan, sehingga suasana disana tampak semrawut dengan banyaknya batu besar berterbangan ke arah benteng perbatasan Kerajaan Nexus, yang dilemparkan oleh kendaraan ketapel besar dari pihak pasukan Gold one. Walaupun Kerajaan Nexus bisa mengantisipasi serangan dari batu-batu besar itu dengan menggunakan perisai magis di atas benteng, tapi lama-kelamaan kekuatan dari perisai tersebut semakin melemah dan semakin mudah untuk dihancurkan, dikarenakan gempuran dari batu-batu besar yang terus menghantamnya tanpa henti.
Namun pihak dari Pasukan Nexus juga tidak tinggal diam. Dengan menggunakan meriam dalam jumlah yang sangat banyak, mereka terus-menerus menghujani pasukan Gold one dengan tembakan-tembakan yang menghantam serta meledakan sepanjang barisan Pasukan Gold one, dan yang jadi sasaran utama dari tembakan meriam-meriam itu adalah kendaraan ketapel dari pihak Pasukan Gold one yang sangat merepotkan.
Namun, pihak dari pasukan Gold one juga menggunakan perisai magis untuk menahan tembakan-tembakan meriam dari benteng pertahanan Nexus, sehingga senjata andalan mereka jadi terlindungi, karena perisai magis tersebut diprioritaskan untuk melindungi kendaraan-kendaraan meriam yang merupakan senjata utama bagi mereka, sehingga gempuran batu-batu besar yang menghujani benteng pertahanan Nexus, dapat terus dilancarkan tanpa henti.
Suasana di kawasan pertempuran terlihat sangat kacau dan menegangkan, bahkan para Prajurit dari kedua kubu juga saling beradu pedang di tengah-tengah area pertempuran tersebut. Tak hanya itu saja, suasana disana juga diliputi oleh suara-suara bising dari ledakan juga hantaman keras yang saling bersahutan, sehingga menjadikan kondisinya menjadi benar-benar semrawut.
Sedangkan di dekat benteng, atau lebih tepatnya di bawah benteng pertahanan Nexus, para Prajurit Gold one juga sudah banyak yang sampai disana dan berusaha untuk melewatinya. Mereka bertarung secara sengit melawan para Prajurit Nexus, sambil terus merangsek untuk menaiki benteng pertahanan itu, supaya bisa melewati benteng lalu masuk ke dalam barak pasukan Nexus, sehingga selanjutnya mereka bisa mengincar sekaligus membunuh Pemimpin dari pasukan Nexus yang bertanggung jawab disana. Karena jika mereka berhasil membunuh sang Pemimpin pasukan, maka itu artinya mereka telah memenangkan pertempuran dan berhak untuk menduduki serta menguasai daerah perbatasan tersebut.
Tapi para Prajurit Nexus tentunya tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Maka dari itu mereka terus berusaha secara mati-matian, menahan dan menghabisi setiap prajurit Gold one yang terus-menerus berdatangan tanpa henti untuk melewati benteng mereka.
Hingga akhirnya keadaan menjadi benar-benar genting bagi pihak Pasukan Nexus, akibat saking banyaknya gempuran dari batu-batu yang menghantam perisai magis di atas benteng pertahanannya, maka seluruh perisai magis tersebut mulai memudar sedikit demi sedikit, hingga akhirnya jadi benar-benar menghilang. Hal itu dikarenakan para Penyihir pelindung yang sudah mati-matian mempertahankan perisai magis dalam waktu yang lama, kini sudah benar-benar kehabisan tenaga dan sudah tidak mampu lagi untuk menciptakan perisai magis.
Kini bagian atas benteng pertahanan Nexus jadi terbuka dan tidak terlindungi sama sekali. Maka dari itu para Prajurt Nexus segera bersiap dan pasrah saja untuk menerima hantaman-hantaman batu besar yang mengarah ke tempat mereka berlindung. Kehancuran dari benteng tersebut sudah tidak dapat terelakan lagi.
Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi, batu-batu besar yang dilemparkan ke arah benteng pertahanan tersebut, tiba-tiba berhenti secara mendadak di atas udara, lalu batu-batu itu hanya diam Saja melayang disana tanpa bergerak kemanapun, sehingga benteng perbatasan Nexus tidak jadi mendapatkan hantaman Yang akan merobohkan benteng itu seketika. Dengan begitu, benteng pertahanan Nexus berhasil terselamatkan dari kehancuran yang nyaris saja terjadi, namun yang menjadi pertanyaannya, siapakah yang telah membuat batu-batu besar yang sedang melesat itu tiba-tiba berhenti di udara?
Tentu saja semua orang yang sedang bertarung disana tiba-tiba langsung merasa kaget, serta merasa heran atas kejadian tersebut, sehingga pertempuran mereka jadi sempat terhenti sejenak, dikarenakan seluruh Prajurit dari kedua kubu tak henti-hentinya memandangi batu-batu besar yang sedang melayang dan berdiam di atas udara.
Lalu hal yang tak kalah mengejutkan pun terjadi lagi, seluruh batu besar yang sedang melayang di atas udara itu, tiba-tiba langsung melesat ke arah sebaliknya, yaitu ke arah tempat kubu pasukan Gold one berada, sehingga batu-batu besar itu seketika menghantam para Prajurit Gold one sekaligus kendaraan ketapel yang merupakan senjata andalan bagi mereka. Seluruh kendaraan ketapel itu akhirnya harus terkena gempuran dari batu-batu besar yang telah dilemparkan oleh mereka. Padahal sebelumnya, lemparan batu-batu besar tersebut dimaksudkan untuk menggempur benteng pertahanan Nexus, tapi sekarang malah berbalik menyerang diri mereka sendiri.
Hal itu menyebabkan para Prajurit Gold one jadi merasa sangat terkejut sekaligus kebingungan, karena bahkan perisai magis yang melindungi kendaraan ketapel mereka juga sampai mengalami kerusakan Akibat dari hantaman batu-batu besar itu, keadaan mereka bahkan menjadi semakin terpuruk karena ditambah dengan banyaknya ledakan dari tembakan meriam yang berasal dari benteng pertahanan Nexus, yang masih terus menghujani mereka.
Lalu hal yang mencengangkan bagi Pasukan Kerajaan Gold one rupanya masih belum berakhir, karena tiba-tiba munculah sosok orang yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, yakni sesosok pria bertubuh kekar, yang meloncat dari balik benteng pertahanan Kerajaan Nexus menuju ke tengah-tengah area pertempuran yang ada disana. Kehadirannya itu membuat seluruh pasukan Gold one menjadi semakin terguncang lalu seketika itu juga mereka langsung merasa ketakutan. Pria kekar itu berdiri dengan gagah di tengah area pertempuran sengit antara Pasukan Gold one dan Pasukan Nexus sambil terus diperhatikan oleh ratusan pasang mata.
Beberapa saat kemudian, sebagian besar Prajurit Kerajaan Gold one yang berada di dekat Pria kekar itu, mulai berniat untuk mendekati dan menyerangnya. Namun Pria kekar itu tidak terlihat gentar sama sekali, dia sudah sangat siap untuk menghadapi seluruh pasukan Gold one yang ada disana, walau hanya seorang diri saja, satu persatu pasukan Gold one yang mendekatinya itu berhasil dikalahkan hanya dengan menggunakan tangan kosong, dia bahkan tidak menggunakan pedang yang menempel di punggungnya.
Awalnya semua orang tidak terlalu mengenal siapa Pria kekar misterius tersebut, namun dengan rambut hijaunya, baju tempurnya, ditambah dengan sebuah pedang besar yang ada di punggungnya, maka seluruh Pasukan yang ada disana akhirnya sadar bahwa Pria kekar itu adalah sang Kesatria legendaris yang dikirim dari Ibukota Kerajaan Nexus. Dan namanya adalah kesatria agung Tomb hayes.
Berlanjut ke Chapter 33