"Tidak! Tidak mungkin anakku melakukan hal yang begitu k**i!" jerit Ibu, ia tidak terima kalau anaknya difitnah dengan kejam. "Telpon keluarga Qiera dan minta mereka untuk bertanggung jawab atas fitnah Riko!" titahnya. Yasa mengangguk cepat dan menelpon nomor siapa saja yang bisa dihubungi, tapi tidak ada yang mengangkat panggilannya. "Bagaimana ini, Bu?" Yasa melihat ibunya frustasi. "Ayo kita datangi Yani!" Ibu mengambil langkah besar dan membuka memutar kenop pintu, tapi tidak bisa. Pintunya dikunci. Yasa berlari kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci cadangan yang tersimpan di lemari, tapi kunci itu tidak ada. Untungnya masih ada satu kunci lagi, tapi dia simpan di gudang. Jadi harus mencarinya lebih dulu dan itu membutuhkan waktu. "Tidak mungkin kalau anakku melakukan itu. Sek

