Bab 23 - 25

2225 Kata

Yasa Mati di tangan wanita lain? Aku mencoba mencerna perkataan Pak Harun yang kata demi katanya kenapa mirip dengan Qiera? Seolah yang dibicarakannya memang Qiera, apalagi sahabat istrinya pun hanya Qiera seorang. Ah, tidak. Tidak mungkin kalau Pak Harun sedang membicarakan Qiera yang jelas-jelas aku adalah suaminya dan sedang ada di hadapannya. "Benar, kan, Abang?" tanya Pak Harun ke arah anak pertamaku. Tunggu, ada apa ini sebenarnya? Ziron beranjak dari pangkuanku dan mendekat ke arahnya. "Abang masih punya Papa, tapi Papa Abang ini jarang di rumah. Jadi Abang minta sama Om Harun agar Abang punya Papa yang lain yang selalu ada di samping Mama, Abang, sama Adek. Papa yang tahu kalau Mama sedang sakit, jadi gak kemana-mana." Anak yang baru berusia lima tahun itu menjelaskan keingina

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN