"Apa?" Amelia tertegun. Ia bingung harus menerima atau tidak uang itu. Kalau diterima, tandanya dia harus beli baju syar'i seperti Qiera, memakainya, dan menjadi bayangan Qiera. Kalau tidak sudah pasti Yasa dan ibu mertuanya akan curiga dengan alasannya meminta uang. "Kenapa, tidak mau segini?" Ibu menatap Amelia dengan lembut, tapi tatapannya tajam. "Mau, Bu." Amelia terpaksa menerimanya. Nanti sepertinya harus beli yang paling murah, pikirnya. Yasa merasa bersalah, tapi pikirannya tidak bisa berpikir jernih. Ia masih teringat dengan Qiera yang kemarin dekat dengan Deri, laki-laki yang dia sendiri tidak tahu ada orang itu. Bahkan ketika mereka menikah dulu, Yasa memang tidak pernah melihatnya. "Ya, sudah, aku pergi dulu." Yasa bangkit dari duduknya tanpa mengucapkan kata-kata indah u

