Owin langsung mengendong Yulia “Ayo kita pergi” ujarnya dengan lembut
Begitu menduduki Yulia dengan hati hati, Owin langsung masuk ke bagian stir mobil dan melajukan mobilnya
Yulia mulai bertenaga walau kepalanya masih pusing, mengambil Hpnya dan menelepon :
“Mami aku hari ini ngak pulang ya”
Terdengar omelan panjang di ujung telepon
Yulia meringis mendegar ocehan maminya yang panjang itu
“Khan besok sabtu mih, trus kata mami suruh Yulia sering sering kencan” Ujar Yulia sambil menyeka pipi dan bibirnya dengan tissue basah.
Terdengar lagi pertanyaan pertanyaan dari seberang.
“Iya iya, udah dulu ya mih.” Yulia menutup teleponnya. Dia tidak mau emaknya kuatir bila dia tidak memberi kabar, apalagi peristiwa ini tidak boleh mengetahui, dia tidak mau emaknya merasa kuatir dan bersalah.
“Kita mau kemana Yul?” tanya Owin
“Kemana aja, Gue ngak bisa pulang dalam kondisi begini”
Owin melirik Yulia, ternyata Yulia gadis yang sangat menyayangi orang tuanya, padahal kejadian hari ini Yulia pasti sangat shock, tetapi dia memilih menanggungnya sendiri.
Owin menjalankan mobilnya sambil melirik wajah Yulia
“kita ke dokter dulu?”
“ngak perlu! Nga ada yang perlu di periksa” ketus Yulia
Akhirnya Owin membawa Yulia pulang ke apartementnya, dia harus mengompres wajah Yulia.
Sambil memapah Yulia, mereka berjalan menuju ke unit Owin.
Ini kedua kali ini Owin membawa wanita pulang ke apartementnya, dan lucunya wanita yang sama pula.
Selama ini Owin selalu menjaga privasinya, dia tidak suka sembarangan orang datang kerumahnya, apalagi wanita, dia takut di kejar kejar dan menggangu ketenangan hidupnya.
Owin sebenarnya type cowok yang tidak suka dikejar, makin di kejar dia akan makin ilfeel.
Begitu Yulia masuk ke apartement tersebut dia langsung melempar tas nya di sofa,dengan cuek dia berjalan ke dapur dan mengambil minum sendiri, layaknya seperti rumah sendiri.
“Win gue mau mandi! Gue uda jijik banget sama jejak yang ditinggal b******n itu.” Ujar Yulia marah
“Pinjamin gue Baju dan celana, jangan lupa handuk juga” perintah Yulia ngebosy sambil berjalan masuk ke kamar mandi
Owin hanya berdiri bengong, “Loh kok kayak gue yang numpang” ujar Owin dalam hati
“Huhhffhh” Owin menghembuskan nafasnya mengusir kesal
Yulia mengosok seluruh tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kakinya, air yang mengalir dari pancuran dibiarkan terus mengalir seolah olah ingin menyiram jatuh semua jejak b******n itu.
Yulia menangis tersedu sedu, dia meluapkan emosinya setelah menahannya dari tadi
“b******k! b******n kurang ajar!” segala makian dia umpatkan melampiasakan amarahnya.
Owin yang berdiri di depan pintu kamar mandi hanya bisa mendesah tidak jadi mengetuk, Owin hanya berdiri menunggu sambil memegang handuk dan baju bersih.
Tidak berapa lama setelah kamar mandi terdengar hening, Owin mengetuk pintunya
“Yul ini handuk dan bajunya”
Pintu di buka, dan sebuah tangan keluar dari pintu tersebut, Owin langsung memindahkan barang ditangannya ke tangan Yulia.
Tidak berapa lama, Yulia keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan hanya memakai Kaos Oblong yang kebesaran dipadu celana boxer Owin.
“Shits” Owin langsung membuang pandangannya dari Yulia, tubuh Owin bereaksi hebat, bagian bawahnya langsung menegang nyeri.
Cepat cepat Owin duduk di balik meja makan, menyembunyikan reaksi tubuhnya. Dia takut Yulia mengganggap dirinya sama bejatnya dengan cowok b******k tadi
“Yul, aku sudah masak mie instant. Panas panas kamu makan dulu sana” ujar Owin
Di meja telah terletak semangkok mie yang harumnya langsung membuat cacing di perut Yulia memberontak.
Yulia berjalan dan segera duduk di meja makan. Dengan lahap dia menghabiskan mie itu hingga kuah kuahnya juga di sedot.
Owin tersenyum melihat Yulia yang lahap. Dia menuangkan kembali gelas dengan air dan menyodorkan ke hadapan Yulia.
Yulia kembali meminumnya. Emosi dia hari ini sangat terkuras, tetapi perhatian kecil Owin ini membuat Yulia senang.
“Terima kasih Win” ujar Yulia tulus
Setelah Yulia kembali dari mengosok gigi, Owin menarik Yulia duduk di sofa.
Owin membuka kotak yang terletak disampingnya, ternyata itu adalah kotak P3K, dia mengeluarkan salep mengoleskan ke tangan Yulia yang tergores juga pipi Yulia yang memar.setiap sudut wajah,tangan dan kaki Semua diperiksa dengan telaten, terakhir luka kecil di sudut bibir Yulia Owin mengusapnya dengan lembut mengunakan jarinya.
“Luka ini boleh pakai salep ngak ya?’ tanya Owin bingung
Yulia memandang dalam ke dasar mata Owin yang berwarna coklat itu melihat kelembutan dan ketulusan disana, membuat Yulia terbawa suasana.
“Ditas ku ada lipbalm bisa pakai itu” ujar Yulia
Owin langsung berdiri dan berjalan mengambil tas itu.
“Buka saja”
Owin mengudak gudak isi tas Yulia dan mengeluarkan botol kecil ceper berwarna merah
Owin membukanya aroma strawberry manis menyeruak enak. Melihat Yulia yang duduk menunggu, Owin langsung memasukan jarinya dan mengambil cream merah tersebut dan mengoleskan lembut di sekitar bibir Yulia dan lukanya.
Susana disekitar mereka berubah magic, aroma strawberry seolah olah mengaktifkan sel cinta di tubuh mereka
Owin merasakan nafasnya memburu, wajah Yulia yang terlalu dekat membuat tubuhnya bereaksi kimia dengan hebat.
Nafsu Owin bangkit tidak terkendali “Gila Hentikan!” hardik pikirannya cepat “apa bedanya diri lu dengan cowok kurang ajar itu” Owin langsung berdiri dan berjalan menjauh
“Owin” terdengar desahan suara Yulia yang memanggil sambil menahan tangannya agar tidak bergerak menjauh
Bajingan! Yulia bukan mendesah, dia manggil!” oceh kepala Owin
Owin berbalik “kenapa Yul?” a-ku mau beresin kamar kecil buat kamu istrirahat” ujar Owin
Yulia memandang sayu ke Owin “Win jangan tinggalkan aku sendiri”
Owin terhipnotis total, bagai robot dia berjalan menghampiri Yulia.
Yulia dihadapannya sekarang sangat mengoda. Rambutnya tergerai setengah basah, bibirnya yang mengkilap karena lipbalm, pandangan matanya yang sayu mengoda dengan hanya memakai kaos oblong dan sialan ternyata Yulia tidak memakai BH, dua bukit kembarnya tercetak jelas.
Owin kabur! Kabur dari sana sebelum kau berubah menjadi beast ! Cetus akal sehatnya memperingatkan
Tetapi kaki Owin tertahan, dia tidak bisa berkedip dan mengalihkan pandangannya dari pahatan Yunani di depannya ini
“Win, cium aku” desah Yulia lirih
Tanpa tau siapa yang duluan mulai, tiba tiba mereka sudah saling melumat dengan buas
Yulia yang mengalungkan tanganya dengan erat di leher Owin, seakan memberi isyarat Owin untuk lebih mengexplor
Tautan demi tautan terjadi, lidah mereka saling berbelit, desahan keluar dari bibir Yulia yang sexy.
Tangan Owin sudah menjelajah ke balik baju yang sejak tadi menantang untuk disentuh. Dengan tidak sabar Owin membuka dan membuang kaos yang dipakai Yulia
Owin menyerudukan wajahnya di sela bukit tersebut, dengan lahap dia mengulum dan mengisapnya
Yulia tidak mau kalah tangan juga menyusup di balik celana Owin dan mengodanya dengan sentuhan
Owin tersentak geraman gairah tidak sabar keluar dari bibirnya, dengan cepat dia mengangkat Tubuh Yulia keatas menempel ke pinggangnya, Yulia langsung membelit kedua kakinya ke belakang tubuh kekar Owin
Dengan masih mengalungkan tangan dan kakinya, Yulia di gendong Owin menuju kamar
Owin meletakan Yulia di kasur dengan lembut, menindih Yulia dan kembali mereka terlibat ciuman panas
Terengah engah Owin berusaha melepaskan Yulia
“Yul aku tidak mau menggambil kesempatan” cetus Owin berusaha mengumpulkan kesadarannya. Sambil menarik selimut menutupi tubuh Yulia bagian atas yang sudah tidak ada sehelai benang pun.
“Sudah terlanjur berhenti” ujar Yulia sambil menarik tangan Owin, Yulia terduduk di kasur dengan rambut yang awut awutan dan bibir yang membengkak, selimut yang menutupi dirinya melorot menyembulkan bahu dan sebelah bukit kembarnya menyembul, puiting nya memerah dan menegang
Owin menatap nanar dia menyisir tangannya kerambut dengan kasar
“Owin, bantu aku untuk menghapus semua jejak menjijikan yang ditinggalkan b******n itu” desah Yulia dengan mata berkaca kaca
“Sial jangan salah kan aku !” Owin mengumpat kasar dan menerkam tubuh Yulia
Owin menlusuri seluruh sudut wajah yulia dan menciumnya lembut, sambil tangannya memaikan rambut yulia, semakin turun Owin menelusuri garis leher Mutia dan memberikan banyak tanda cinta disana, kembali ke atas bibirnya mengulum lembut bibir Yulia, memainkan lidahnya.
Perlahan tapi pasti Owin menelusuri bahu Yulia yang sexy itu, kepalanya turun menyeruk di cekungan d**a Yulia menghirup aroma yang memabokan disana,mengulum dan mengisap putting yang menantang itu.
Yulia bergerak dibawah Owin semakin liar, tangannya menekan punggung Owin semakin dalam, Owin benar benar menelusuri setiap jengkal tubuh Yulia dengan ciumannya seakan Owin sedang menanamkan semua jejak dirinya di setiap jengkal tubuh Yulia, dan menghapus semua luka trauma di tubuh Yulia
Yulia meremas dan memainkan bagian bawah Owin, Owin mengeram menahan gairahnya
Owin menandai tubuh Yulia semakin jauh dari ujung tangan hingga ujung kaki, daerah sensitif Yulia juga tidak luput dari tanda kepemilikannya
Sentuhan itu membuat Yulia begerak liar mengelinjing, tangan Yulia menjambak rambut Owin tidak tahan, desahan keluar dari bibir Yulia
Owin sudah tidak bisa sabar lagi, dia mengertakkan grahamnya, segera menarik dan menyatukan dirinya dengan Yulia
Mengoyangkan pinggulkan dengan cepat, tiba tiba dia merasakan Yulia yang meringis kesakitan
Owin segera menghentikan gerakannya terkejut
Tetapi dengan cepat Yulia menarik pinggul Owin sambil mengerakkan tubuhnya memberi isyarat untuk jangan berhenti
Owin merasakan kepitan itu dan nafsunya kembali memuncak dasyat dia mengerakan kembali dan menyatu kan tubuhnya dengan dalam
Mereka bersama sama saling memberi dan menerima hingga mencapai pelepasan tertinggi.
Owin terlunglai jatuh sambil memeluk tubuh Yulia, mereka mencapai kepuasan bersama.
Kelelahan membuat mereka berdua jatuh tertidur.
Owin memeluk Yulia sepanjang malam, menyeruakan wajahnya di hamparan rambut Yulia yang bagai permadani hitam.
***