Seulas senyuman penuh kepuasan terukir di bibir Vania. Wanita itu masih membayangkan kekesalan Nesya beberapa saat lalu hingga akhirnya suara Galaksi membuyarkan kegembiraannya. “Vania, tolong hentikan mobilnya!”
Karena kaget, Vania langsung mengerem mendadak sehingga tubuh Galaksi terdorong sedikit ke depan. Ketika Vania menoleh ke belakang, ia mendapati wajah Galaksi yang tidak kalah pucatnya dengan Nesya tadi. Ia hampir melupakan bahwa pria itu duduk di kursi penumpang belakang.
“Ya ampun. Galaksi, kamu … tidak apa-apa kan?” tanya Vania dengan wajah cengengesan. Sebenarnya ia memang sengaja ingin memberikan sedikit pelajaran untuk Galaksi karena sudah menyetujui permintaan Nesya, tetapi melihat kondisi Galaksi sekarang, ia merasa tidak tega melihatnya.
“Apa menurutmu, aku baik-baik s
