Bahagia

997 Kata

Jingga menyusuri jalan menuju rumah yang diterangi lampu temaram. Pikirannya melayang-layang pada peristiwa yang baru saja dialaminya. Dia tak pernah menyangka Seta akan mengucapkan kalimat seperti itu padanya. "Maukah kamu jadi pacarku?" tanya Seta. Jingga tercengang. Dia tak menjawab hanya menatap Seta dengan mulut yang sedikit terbuka. Seta tersenyum lalu bertanya lagi. "Apa jawabanmu?" "A-aku ... maaf, ini terlalu tiba-tiba. Aku...." Jingga tidak meneruskan kalimatnya karena setelah itu wajah Biru yang sedang tertawa membayangi pikirannya. "Apa kamu masih belum bisa melupakan Biru?" tanya Seta. Jingga terperanjat, tak menyangka Seta akan bertanya seperti itu. Seta hanya tersungging. "Dia itu memang nggak mudah dilupakan." Seta melepaskan genggaman tangannya dari tangan Jingga. "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN