Dara menatap ragu pada Vano yang sudah siap dengan motor miliknya. Sedangkan, Dara masih bingung bagaimana motor barunya ini akan berjalan nantinya. "Dar, lo bisa naiknya?" tanya Vano menaikkan alis sebelahnya. "Naik mah bisa. Nih, liat ya." Dara menyahut pasti, sembari memperlihatkan dirinya yang naik ke motornya. Ingat ya, hanya naik, bukan mengendarai. "Yah, ilah.” Vano berdesis, memperhatikan Dara. “Udah motornya buat gue aja. Sayang nanti jatoh, terus lecet dibawa elo!" cerocos Vano membuat Dara memutar bola matanya. "Maunya lo! Udah lo bawa motor lo sendiri. Nanti lo ajarin sekalian. Pokoknya gue yang bawa nih motor." Dara membalas tetap pada pendiriannya. Akhirnya, Vano mengalah. Ia membawa motornya sendiri dan berkeliling sekitar komplek mereka. Dara juga cepat paham dalam men

