"Bagaimana kondisi Mika?" Ruby bertanya kepada Rafka yang baru saja terlihat keluar dari pintu kamarnya. "Dia sedang tidur," sahut pria itu pelan, seolah mengisyaratkan agar Ruby lebih memelankan suaranya. "Oh, syukurlah." Wanita bersurai seleher itu pun sedikit heran melihat bagaimana Mika begitu mudahnya tertidur, setelah ia melihat sendiri kondisi mantan istri Rafka itu sebelumnya. Sebagai seorang psikiater, Ruby tentu tahu seberapa cemas dan terganggunya kondisi kejiwaan Mika. Ruby pun semula ingin membantunya untuk menenangkan diri. Ia bahkan hendak bermaksud memberikan sesi singkat hipnoterapi untuk relaksasi, namun Mika dengan tegas menolaknya. Mika terlihat enggan untuk dibantu, dan Ruby pun tak bisa berbuat banyak jika tidak ada keinginan dari pasien penderita itu sendiri

