“Ayahku punya segalanya. Dengan uangnya, dia bisa menyuap tim dokter untuk mengeluarkan surat sakit atas namaku, termasuk surat rujukan rumah sakit. Aku bahkan dibius kembali saat sempat sadar, agar tidak mengamuk di pesawat. Dan ketika aku terbangun, aku sudah berada di rumah yang memang dipersiapkan untuk mengurungku. Aku dipenjara selama tiga tahun di sana. Tanpa alat komunikasi apa pun. Tak bisa menghubungi siapa pun. Tidak tahu apa-apa tentang dunia luar selama tiga tahun itu. Saat akhirnya aku dibebaskan, aku merasa sudah tak mungkin bisa bersama Melia lagi. Apalagi kudengar polisi juga sudah menghentikan pencarian terhadapnya. Yang bisa kulakukan hanya menyalahkan kedua orang tuaku sepanjang waktu. Aku memutuskan untuk meninggalkan mereka dan tak ingin menganggap mereka sebagai or

