Pak Ratno sama sekali tidak dapat memberikan penjelasan apa pun yang berkaitan dengan peristiwa kebakaran rumah di hadapan mereka—sebuah bangunan yang kini hanya tersisa tumpukan puing yang menyatu dengan ilalang dan tiang-tiang penyangga yang hitam legam, bersaing antara bekas terbakar dan pembusukan karena terus-menerus diterpa panas dan hujan. Ia merasa sangat menyesal karena tidak bisa banyak membantu. Begitu pula dengan warga yang datang bersamanya. Mereka pun tidak mengetahui secara rinci bagaimana sebenarnya kejadian tersebut berlangsung. Pengetahuan mereka tentang kebakaran itu tidak berbeda dari apa yang diketahui Pak Ratno.
Karena itu, rasanya sia-sia jika mereka terus berada di tempat itu lebih lama lagi. Alih-alih memperoleh informasi baru, keberadaan mereka justru berisiko. A
