Hantu Di Toilet Cafe

1539 Kata

Emran baru saja keluar dari lift ketika ponselnya berdering. Nama istrinya muncul di layar—Qisya. Pasti dia khawatir karena Emran belum juga pulang dan belum menghubungi sejak tadi. Terlebih, mereka baru saja mengalami musibah yang hampir merenggut nyawa. Wajar saja kalau Qisya kini jadi lebih sering menelepon setiap kali Emran terlambat pulang, atau saat firasatnya mendadak gak enak. Emran sangat memahami itu. Bahkan, dia justru merasa sangat bersyukur karena memiliki istri yang begitu mencintainya. Dengan sigap, Emran menekan tombol pada headset yang menempel di telinganya. "Assalamualaikum, sayang." "Waalaikumsalam. Mas masih sama Mas Irfan?" suara Qisya terdengar khawatir di seberang. “Kami sudah selesai ngobrol, Sayang. Ini Mas baru keluar dari lift.” “Alhamdulillah. Tapi kenapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN