sperm

sperm 6

SPERM 6

°

Votenya mana?

Komennya?

Kutunggu..

°

BITHA menghentakan kakinya. Belum pernah dia merasa sekesal ini sama makhluk yang namanya JOE! Apa gegara tebakannya kemaren bener? Tapi...

Gue. Gak. Suka. Joe.

"Kenapa kesel?" tanya Qilla.

"Pokoknya kesel! Gue pulang bareng lo aja." jawab Bitha sekenanya.

Qilla menggembungkan pipinya, merasa bakal ada masalah. Dia gak mo salah omong lagi kayak waktu itu.

"Emang Joe ngapain lo si?"

"Gue gak mo bahas."

"Jangan bilang kalo dia kurang ajar sama lo." tebak Qilla.

Bitha geleng kepala.

"Komplen aja lo sama Andi,"

"Dia udah banyak kerjaan, mikirin soal gue aja, gue udah berasa bersalah. Masak soal Joe gue ngerengek juga?" keluh Bitha.

Dia ngaduk jus sirsaknya. Selalu sirsak. Kenapa? Buah itu favorit Bitha. Asam manis ada disitu.

"Hey! Mabar yuk?" Eksa udah nongol aja duduk sebelah Qilla.

"Mabar apaan? Bola? Game?" tanya Qilla antusias.

Kesempetan nih, pikirnya. Bukannya Qilla suka Eksa ya? Gue tinggalin mereka ahh..

Bitha senyum. Pura-pura melipir kemana.... Dia ngasih ruang dan waktu agar mereka bisa lebih deket, tanpa mereka sadari. Bitha udah jalan duluan.

"Mo kemana lo?" cegat Joe, waktu Bitha lagi celingukan.

"Eoh? Pulang,"

Sengaja, gak natap atau ngasih atensi berlebih sama si pembicara.

"Lo kenapa si, Bi? Aneh, tau gak?" Joe nyekal tangan Bitha.

Dia gak suka Bitha jadi jauhin dirinya.

"Gak pa-pa. Lagi sensi aja, PMS kali." sahut Bitha.

"Bener?"

Bitha ngangguk.

"Bukannya tadi ada Eksa ya?"

"Udin, biarin. Biar bareng Qilla." Bitha sekarang yang balik narik tangan Joe.

"Hng? Si Qilla sama Eksa? Kok bisa? Mereka jadian? Bukannya Eksa suka sama lo ya?" todong Joe.

"Apa? Eksa suka gue? Eyy...becanda lo. Dia yang pernah 'maen' dikamar gue? Gak janji gue, hiyy!" elak Bitha sambil bergidik.

Joe senyum. Ada lega disana.

"Tugas buat minggu depan, lo udah dapet bahannya?" tanya Joe.

Bitha geleng-geleng,"Beloom."

"Mo nyari bareng gue gak?"

"Eoh?"

"Fokus dong. Salfok mulu. Kita cari bareng ke perpus deh, "

Bitha ngangguk dan manut aja saat Joe narik lengannya. Gak ada protes. Malah Bitha jadi pengen dipegang mulu sama cowo jabrig itu. Eh?

Joe sama Bitha udah milih bahan buat makalah minggu depan. Presentasinya mana harus sendiri lagi. Bitha kan gugupan kalo depan audience.

"Lo gak bawa flashdisc?" tanya Joe.

Bitha ngegeleng. Lupa dia. Eh, bukan lupa. Emang dia gak bawa aja.

"Ya udah, pake dulu punya gue."

Ponsel Joe bunyi, dan langsung disilent. Dia ngeliatin ponselnya. Gak diangkat.

"Kenapa gak diangkat?" tanya Bitha.

"Kan lagi di perpus." jawabnya datar.

"Cewe lo, pasti." tebak Bitha.

"Sotoy. Sassy," cebik Joe.

Oh...Sassy. Sassy yang suka sama lo kan, Joe? Bitha ngangguk.

Bitha merhatiin Joe. Cowo itu kalo diliat-liat emang ganteng si. Poninya yang mulai panjang itu terurai ke depan. Bitha lalu mengikatnya pake iketan rambutnya.

"Apaan nih? Gak ada kerjaan,"



Bitha nahan ketawa demi lihat rambut Joe yang dicepol. Lucu. Kayak biksu.

"Kenapa gak dipotong si? Kan keliatan kumel, padahal lo gak gitu." sela Bitha.

"Mo bilang gue ganteng aja, susah banget si Bi?" balas Joe.

Bitha nutup mukanya pake buku yang dibacanya tadi. Ih, kenapa si Joe jadi genit gitu? Dikit-dikit muji diri sendiri ganteng. Apaan tuh?!

Mereka berkutat dengan tugas catatan yang bejibun. Sret. Sret.

Ponsel Bitha berdering. Lupa gak disilent. Bitha terbirit keluar perpus. Andi soalnya yang nelpon.

"Bang?"

"Lo masih di kampus?"

"Iya, kenapa?"

"Cepet pulang."

"Kenapa?"

"Pulang aja. Buruan!"

"Gue lagi di perpus soalnya. Buat tugas,"

"Sama Joe?"

"Iya. Bentaran lagi ya, bang?"

"Oke,"

Pip!

Joe udah keluar dengan nenteng tas Bitha sama beberapa buku.

"Ada apa?"

"Disuruh pulang." sahut Bitha.

"Ya udah, yuk."

Joe nganterin pake motornya. Lagi. Bitha kesenengan. Momen berada diboncengan Joe dan meluk perut siempunya motor adalah 'sesuatu'.

Begitu sampai di rumah, Bitha jadinya mematung.

"Dek?"

"Huwaaa!! Mama!!" Bitha berhambur memeluk mamanya.

"Kenapa gak bilang kalo mo pulang? Aku bisa jemput kan?" isaknya masih dipeluk Mama.

"Mama pulang sama siapa?"

"Ta-daaa! Apa kabar adekku sayang?"

"Bang!" kali ini Bitha yang dipeluk Bian.

"Gak nakal kan? Andi bilang kamu suka cari masalah," ucap Bian.

"Dasar tukang ngadu! Bareng si kembar?" Bitha ngelepas pelukannya.

"Lagi ditidurin mommy-nya."

Bitha mencebik,"Mommy...gaya ae. Cocoknya emak bukan mommy."

"Eh, protes aja nih. Masih kolokan kayak dulu, gak berubah, Nyil." suara itu mengalihkan atensi Bitha.

"Ceuceu!! Gue kangen!"

Maudy terhitung deket sama Bitha. Walau pun mereka ipar, tapi kedekatannya lebih dari sahabat kalo udah ketemu.

"Unyil gue udah gede. Udah punya pacar dong..." selorohnya.

"Dih! Gak mo. Gue mo ikut kalian ke Cali aja," balas Bitha.

"Disana malah banyak yang iya-iya. Bisa tiap detik lo muntah. Berabe." sahut Maudy.

"Udah, udah yok masuk. Eh, ini Joe kan ya?" mama nepuk bahu Joe.

Joe yang sejak tadi diem, cuma cengengesan sambil ngangguk.

"Udah gede, ganteng lagi. Coba rambutnya dipangkas. Atau lagi ngetrend gondrong gitu?"

"Joe fotografer, Ma. Jadi kalo gak gondrong kurang afdol tuh," sela Bitha.

"Oya? Wahh, kuliah nyambi kerja nih?"

"Iya Tan, biaya hidup kan tambah mahal hehehe..."

"Makasih ya udah nemenin Bitha,"

Joe cuma ngangguk.

Mereka lalu makan bersama. Rumah itu pun dipenuhi gelak-tawa.

Bitha sangat bahagia. Lengkap rasanya. Gak henti bibirnya tersenyum. Berceloteh, bercerita banyak sama sang mama tercinta.

"Ma, nanti aku tidur sama Mama ya?"

Bitha ngedekap mamanya.

"Boleh, tapi biasanya Delon pengen dikelonin dulu."

"Ya aku dulu dong. Mama kan udah sering kelonin mereka,"

Mamanya cuma senyum.

"Dek, siapin alat barbekyu dong." titah Bian.

"Whoaaa...barbekyuan nih?! Aseekk!" yang nimpal antusias itu Yoko.

"Yeuu...ngapain genk lo ikutan, bang?" protes Bitha.

"Jangan galak-galak Tha, kita juga kan pengen rayain kabahagian lo." sahut Yoko.

"Perut lo tuh...bahagia!"

Yoko mencebik. Wajahnya ditekuk gitu.

"Becanda Kooo...."

Yoko sama Maudy bantuin ngeracik bumbu barbekyu-nya. Bitha sama Joe motong-motong sayuran sama dagingnya. Andi sama Eksa masang alat barbekyu. Bian jagain si kembar bareng mamanya.

"Qilla udah ditelpon?" tanya Joe.

"Udin. Ngambek dia kayaknya gue tinggalin bareng Eksa tadi dikantin." sahut Bitha.

"Ngapa mesti ngambek? Harusnya seneng kan?"

Bitha gedikin bahunya.

"Awwww!"

Darah ngucur dari jari telunjuk Bitha.

"Ck, motong juga mesti kesayat si Bi. Ati-ati 'napa?" Joe ngeraih jari Bitha, lalu diemutnya.

"Eoh? Kok diemut...?" Bitha komuk melongo gitu.

Joe senyum. Baru deh jarinya dibilas air. Lalu Joe ludahin darahnya.

"P3K," sahut Joe.

"Ngaco deh,"

Untunglah cuaca mendukung. Gak hujan dan gak dingin-dingin banget. Qilla udah dateng dan duduk diantara Bitha dan Joe.

"Tha, Eksa suka sama lo." bisik Qilla, tapi kedengeran sama Joe. Sama aja boong, bukan bisik-bisik namanya.

"Eoh?"

"Serius. Dia bilang ke gue,"

Bitha diem. Si Eksa itu apa gak peka ya kalo Qilla suka dia?

"Trus, gue mesti iyain gitu?" pancing Bitha.

"Gak tau."

"Iya aja gue mesti nerima cowo yang udah macem-macem di kamar gue. Tak uu ya?" racau Bitha.

Qilla diem, Bitha meliriknya lalu senyum. Dia malah keingetan sama Andi.

"Mending lo sama abang gue." cetus Bitha.

Qilla nyenggol Bitha.

"'Napa? Andi kan ganteng, keren, abang gue lagi."

Qilla cemberut. Bitha terkikik.

"Ngobrol ae, nih makan." Joe nyuapin daging ke mulut Bitha.

"Pengen paprikanya, Joe! Nanasnya juga..." padahal mulutnya masih penuh.

Bitha juga nyuapin Joe. Yang akhirnya mereka berdua suap-suapan.

Dua orang itu gak nyadar lagi diperhatiin beberapa orang.

"Mereka cocok kan?"

Eksa melengos.

°°°

Hi, reader!

Siapa yang cocok?

So

Gomaweo & Saranghae

hanjeraa

[]tbc