Faisya sedang berada dalam kebimbangan, saat Ustad Akbar semakin mendesaknya agar segera menjawab apa yang ditanyakan. Sejujurnya, Faisya belum siap menjawab karena pada dasarnya hatinya masih meragu, masih banyak keraguan yang tertanam di hatinya dan ia pun sama sekali tidak tahu kapankah ragu itu akan hilang. Yang ia tahu, setiap kali ia sudah merasa yakin, ada saja sesuatu hal yang ia lihat sehingga mematahkan semua keyakinan yang ada. Lagipula, ia juga masih tergolong muda dan tentunya masih punya banyak waktu untuk bersenang-senang, tak seharusnya ia hanya memikirkan hal semacam ini 'kan? Sebuah hal yang biasanya dipikirkan oleh orang dewasa kebanyakan. Tidak ada desakan dari orang tuanya yang memintanya segera menikah, kemungkinan besar setelah bisa pergi dari pesantren ini, masih

