Aku, Kak Agas, Riga, dan Vienna tiba di restoran yang kupilih. Restoran ini lokasinya tidak seberapa jauh dari sekolah. Apalagi suasananya yang nyaman dan berkelas. Kami memilih meja di dekat jendela kaca yang mengarah ke bukit. Pemandangan sore menjelang petang tampak indah dilihat dari sudut ini. "Kita kayanya belum kenalan. Gue Agas, kalian?" celetuk Kak Agas saat kami sudah sama-sama duduk. "Gue Riga," balas Riga dengan gaya dibuat sok cool. "Aku Vienna" sambung Vienna dengan gaya aku-kamunya. Setelah perkenalan, keadaan kembali hening. Masing-masing dari kami tentunya merasa canggung. "Gue pengen hidup di kota," gumam Riga tiba-tiba memecah keheningan. Entah dia serius atau tidak dengan ucapannya. Ya, boleh kuakui kalau letak sekolah dan rumah kami ada di pegunungan. Tapi justr

