Bab 5

1064 Kata
Cukup lama mereka meting, namun akhirnya selesai dalam waktu dua jam lebih, mereka memutuskan untuk menunggu sekalian makan siang. "Lorenzo, Orion mengajak kita liburan minggu depan bagamana? Kita sudah lama tidak berkibur bersama." Ucap Keyra dengan semangat, dia sangat senang dan tentu langsung menyetujui ajakan Orion yang menfajaknya berlibur bersama Lorenzo, dia akan ikut ke manapun bahkan berlibur sekalipun asal ada Lorenzo bersama mereka, dan bukan rahasia umum jika Keyra menyukai Lorenzo meskipun Lorenzo tidak pernah menanggapinya dan cuek padanya. Lorenzo menoleh ke arah Orion sebentar yang terlihat meminum minumannya dengan santai dan tersenyum miring. "Aku tidak tau. Tapi aku akan usahakan." Lorenzo mengiyakan karena sepertinya tau apa yang di rencanakan temannya dengan mengajak mereka berlibur. Keyra tentu saja tersenyum dan senang, meskipun Lorenzo mengatakan jika dia todak janji, tapi jika dia sudah mengatakan akan mengusahakannya, itu berarti kemungkinan dia akan bisa berangkat. "Tidak masalah, kau pasti bisa, dan kau— kosongkan jadwal Lorenzo minggu depan. Kami akan berlibur." Ucap Keyra kepada Eliza yang hanya diam saja. "Eh— maaf Nona. Aku hanya mematuhi Tuan Lorenzo, dia belum mengatakan apapun kepadaku." Ucap Eliza yang jelas saja tidak mengiyakannya, karena Keyra bukan bosnya. "Kau— "Yang dikatakan dia benar, aku bosnya. Dan aku belum mengatakan apapun, jangan seenaknya menyuruhnya, aku pun tidak menyukainya." Lorenzo sangat kesal dengan Keyra, semakin lama. Sikapnya semakin berbeda dan tidak seperti dulu saat dia belum menyukainya, Namun dia tau jika dia seperti itu karena merasa cemburu dengan Eiza dan dia tidak peduli akan hal itu. Semenjak tau jika Keyra menyukai dirinya, Lorenzo menjadi malas dan tidak begitu suka saat berkumpul jika ada dirinya karena dia selalu mencari perhatian dengannya. Lorenzo tidak menyukai Keyra dan hanya menganggapnya sebagai sahabatnya saja sedari dulu. Keyra menjadi kesal dengan perkataan Lorenzo namun dia tidak bisa mengatakan apapun lagi. "Sudahlah! Kenapa kau cemberut seperti itu, makan saja ini." Ucap Orion mencubit hidung Keyra dan menyodorkan makanan yang baru datang. "Ck, sudah ku bilang jangan mencubit hidungku, nanti hidungku akan merah." Omel Keyra yang mengusap pelan hidungnya. Orion hanya menanggapinya dengan senyuman miring dan santai malah memakan makanannya. Eliza yang awalnya tidak enak akhirnya makan juga karena dia pun sudah merasa lapar. Sedari tadi memang Keyra sangat terlihat jika selalu mencari perhatian dengan Lorenzo dan bahkan mencoba menyuapinya dengan makanannya, namun Lorenzo tidak pernah mau dan menolaknya. "Sini, berikan padaku." Ucap Orion yang membuka mulutnya ketika Lorenzo menolak suapan dari Keyra. Keyra menghela nafas panjangnya dan akhirnya menyuapi Orion dengan makanannya. "Aku sudah selesai, aku pergi dulu. Aku ada meting lagi setelah ini." Ucap Lorenzo yang mengusap bibirnya dan minum sebentar. "Ayo, El." Ajaknya yng di angguki oleh Eliza. Keyra menghela mafas panjangnya karena ini pertama kalinya Lorenzo memiliki sekretaris lerempuan dan dia merasa sangat cemburu apalagi sekretarisnya sangat cantik. "Jangan terlalu mengejarnya, karena dia akan malah merasa risih denganmu." Ucap Orion kepada Keyra yang meihat ke arah Lorenzo tang sudah menjauh dengan tatapan kecewa. "Aku tidak tau kenapa Lorenzo tidak juga melirikku, dia sangat tau diriku dan kita sudah bersahabat sangat lama, seharusnya dia tau jika bukankah aku adalah wanita yang baik." Ucap Keyra yang merasa kesal dan sakit hati karena sudah sangat lama cintanya tidak pernah di balas oleh Lorenzo. "Kau memang wanita yang baik, untuk itu Lorenzo masih mempertahankanmu sebagai sahabatnya. Apalagi orang tua kalian juga bersahabat, tapi jika untuk membalas cintamu m, rasanya sedikit tidak Mungkin karena jika Lorenzo sudah menganggapmu sahabat, maka akan seperti itu seterusnya. Seharusnya kau tidak membuang waktumu untuk mengejarnya." Ucap Orion menasihati Keyra. "Tapi aku benar-benar mencintainya, aku tidak bisa melihat Lorenzo bersama wanita lain selain denganku." "Kau snagat cantik, kau pintar, akan banyak Lorenzo lain yang bisa mencintaimu dengan tulus, kau hanya perlu membuka hatimu saja." Ucap Orion namun Keyra hanya diam saja. Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya Orion menasihatinya, dia bahkan sudah mengatakan berkali-kali jika jangan berlebihan menunjukkan kecintaannya kepada Lorenzo dan takut jika persahabatannya dengan Lorenzo malah hancur dan membuat Lorenzo akhirnya membenci Keyra, namun Keyra hanya mengiyakan tapi tetap saja dia selalu menunjukkan kesukaannya kepada Lorenzo. ***** "Maafkan soal Keyra, dia memang seperti itu." Ucap Lorenzo kepada Eliza saat mereka sudah di mobil bahkan kini Eliza sudah melajukan mobilnya lagi ke kantor. "Tidak apa, saya mengerti. Sepertinya dia menyukai anda." Ucap Eliza. "Aku tidak menyukainya, kita bersahabat sedari kuliah, dan akan seperti itu sampai kapanpun." Ucap Lorenzo yang di mengerti oleh Eliza. Eliza tidak menjawab lagi karena dia pun bingung harus menanggapinya dengan apa. "Ngomong-ngomong, apa kau memiliki kekasih?" Tanya Lorenzo. "Tidak!" Jawabnya singkat. Lorenzo tidak bertanya lagi karena mobil mereka sudah sampai di parkiran. "Tuan, ku lihat dari jadwal, anda tidak memiliki jadwal lagi, apa mungkin anda ada jadwal yang lupa tidak aku catat?" Ucap Eliza yang membuat Lorenzo tersenyum tipis. "Memang tidak ada, itu hanya alasan agar aku bisa segera pergi dari sana," Lorenzo memang menggunakan itu semua sebagai alasan agar bisa pergi dari sana, lagi pula pekerjaannya juga masih banyak yang harus di selesaikan, akan lebih baik jika dia kembali ke kantor dan menyelesaikannya. Eliza melongo dan akhirnya menggaruk dahinya karena dia sedari tadi memikirkan meting apa yang di maksud Lorenzo tapi ternyata malah itu hany sebuah alasan. Tak lama Lorenzo masuk, ada wanita paruh baya yang ingin masuk ke dalam ruangan Lorenzo dan tentu saja membuat Eliza terkejut dan reflek mencegahnya. "Maaf, Nyonya. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Eliza dengan sopan, bukannya marah karena dicegah oleh Eliza, wnaita itu malah tersenyum. "Apa Lorenzo ada di dalam?" Tanya wanita iru. "Ada, Nyonya, apa anda sebelumnya sudah memiliki janji?" Tanya Eliza. "Eliza— beliau ibu dari Tuan Lorenzo. Nyonya Amanda" Rexi terkejut saat melewati ruangan bosnya dan melihat Eliza malah mencegah ibu Lorenzo masuk ke dalam. "A-apa? M-maafkan aku, Nyonya. Aku benar-benar tidak tau. Ini hri pertamaku bekerja, tolong jangan adukan aku keada Tuan Lorenzo." Eliza panik dan tentu saja langaung meminta maaf Amanda, sang ibu dari Lorenzo. Amanda tersenyum dan mengangguk. "Tidak masalah. Aku mengerti, kalau begitu boleh aku masuk bukan?" Ucapnya yang tentu saja Eliza langsung memberikan jalan kepada ibu bosnya ini. "Tentu, Nyonya." Eliza melihat Amanda yang masuk ke dalam ruangan bosnya namun rasanya menjadi lemas karena masih takut jika ibunya akan mengadukannya kepada Lorenzo karena tidak sopan dan mencegahnya untuk masuk. "Tuan Lorenzo sangat menyayangi ibunya. Baginya ibunya adalah yang utama, dia bahkan akan melawan dunia dan akan memberi perhitungan kepda siapapun jika sampai ibunya terluka." Ucap Rexi memberitahu dan membuat Eliza semakin takut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN