Prolog
Suara pintu kaca terbuka, meski berusaha untuk meredam suara itu., Tapi masih saja terdengar.
Tangan seorang gadis itu bergetar dengan hebat. Ia menggunakan sarung tangan serta pakaian serba hitam. Dengan masker yang hanya terlihat poni dan sorot mata birunya.
Gadis itu mencari salah satu dokumen penting, yang menjadi misinya saat ini.
Derap langkah kaki, perlahan mendekati gadis itu, dengan sangat hati-hati dan tanpa sepengetahuan black girl tersebut.
"Siapa di sana?!" teriak laki-laki dengan suara yang berat. Khas orang yang baru bangun dari tidur.
Benar, jam masih menunjukkan pukul dua dini hari. Namun di jam itulah black girl itu bekerja.
Gadis berbaju serba hitam itu, terperanjat dan kaget. Ia menoleh dan telah mendapati laki-laki paruh baya berdiri tepat di belakangnya dan kini di hadapannya.
Dia mengayunkan tangannya dengan kuat, berhasil membuat wajah pria di depannya menoleh dengan pukulan dari ayunan tangan itu.
Gadis itu berlari mendekati jendela besar yang ada di sisi kanannya. Namun naas pergelangan tangan kirinya tercekal oleh pria itu.
Dengan lincah tangan kanannya mengambil belati yang ada di sepatu boots yang ia kenakan dan pisau runcing tajam bersembunyi di dalamnya.
Ia mengayunkan secepat kilat, dan ke arah lengan pria seumuran ayahnya. Menancap dan menariknya sepanjang dua puluh sentimeter.
"Akh!!" pekik pria itu. Dan itu di gunakan oleh gadi berbaju serba hitam untuk kabur.
Ia melompati jendela, dan berlari menuju gerbang utama. Dan menghilang di balik gang kecil di jalan yang berbeda.
Meninggalkan korbannya dengan luka sayatan di lengannya. Para penghuni rumah itu berlarian menemui sang kepala rumah tangga.
"Oh God, papa! What happen?" Karla sang anak perempuan Eadric panik melihat begitu banyaknya darah yang keluar dari lengan ayahnya.
"Akh!! Papa? Bagaimana bisa seperti ini?!" Disusul dengan teriakan Stanis, istri dari Eadric. Dia berjongkok dan mendekati Eadric. Dan membalut luka itu dengan kain kasa yang di ambil oleh pelayan di rumah itu.
"Sepertinya ada seseorang yang ingin mencuri sesuatu di rumah kita, Ma." Dahi Eadric berkerut menahan rasa sakit yang tercipta di lukanya, cairan alkohol itu membuat luka yang menganga menjadi dingin juga perih.
Sementara di tempat gadis berbaju hitam dia tengah mengistirahatkan tubuhnya yang masih syok dan kaget dengan kejadian yang baru saja dia alami.
"Huh– hah–" Nafas gadis berbaju hitam menderu-deru karena baru kali ini ia terpergok.
Shit! f**k you Eadric! Umpat black girl dalam hati.
Percayalah bahwa gadis itu harus melakukan itu, bukan dia jahat, tapi demi melindungi dirinya dan demi keberhasilan misinya. Baru kali ini dia melukai seseorang, selebihnya dia hanya merusak properti saja.
Keadaan memaksa dirinya, untuk melakukan hal yang bahkan di luar kebiasaan dan nalarnya.
Siapa wanita ini?
Apakah dia berbahaya?
To be continue