Kedua telapak tangan Grace meraba perut dan bagian d**a pria yang sedang menggagahinya, tubuh itu jelas kekar dan berotot. Dari aroma maskulin yang Grace kenali melalui Indra penciumannya, ia jelas mengenali siapa pria yang tengah berada di atas tubuhnya. Satu-satunya pria yang pernah membuat tubuhnya terasa penuh sesak dan terasa nyaman. "Willy...," erang Grace. "Babe, buka matamu." Suara William terdengar begitu lembut. "Buka matamu, Sayang. Lihat aku." Grace masih enggan membuka matanya karena pikirannya saat ini kosong, otaknya telah tumpul. Jiwanya menjadi liar dan tak terkendali di bawah kuasa William yang memasukinya dan memberikan sensasi menyenangkan yang selalu membuat tubuh Grace menginginkan lebih. Seolah peenuh keriduan William terus memuaskan dahaganya terhadap tubuh

