( Flash back kisah Handoko ) "Maafkan aku, Mas. Aku harus memenuhi keinginan orang tuaku." Ucapan Widya itu bagaikan sebilah pedang yang menghujam jantungnya. Betapa teganya wanita yang dia tunggu selama ini ternyata membuatnya kecewa. Pikiran Handoko melayang jauh saat pertama kali mereka bertemu. Hujan gerimis menghiasi malam yang sudah mulai sepi itu. Handoko mengendarai sepeda ontelnya menyusuri jalan basah karena hujan. Dia mengusap wajahnya berulang kali karena basah. Tubuhnya juga mulai menggigil. Sesampainya di tepi jembatan, dia menghentikan sepedanya. Dadanya sedikit berdebar karena melihat sosok wanita berjalan terseok dari seberang jembatan. Handoko mengusap matanya? Apa yang dia lihat itu benar-benar manusia? Atau .... Wanita itu berhenti melangkah. Dia berdiri di tepi je

