Airin masih mendengarkan pembicaraan Irfan dan Handoko. "Baiklah, pastikan surat-surat ini aman sampai pelantikan bulan depan," ucap Handoko. "Ada satu tikus kecil yang harus kusingkirkan terlebih dahulu." "Tikus?" Irfan tidak mengerti apa yang mertuanya itu katakan. Handoko tertawa melihat wajah kebingungan Irfan. "Bukan apa-apa," ucapnya sambil menepuk pundak Irfan. Handoko berdiri, lalu bersiap meninggalkan tempat itu. Airin cepat-cepat menyingkir dari tempat persembunyiannya. Dia beringsut mundur, bersembunyi di samping tembok pagar rumah itu. Handoko memasuki mobilnya dan meninggalkan rumah itu. Irfan sesaat masih berdiri di teras rumah sampai Papa mertuanya itu pergi, lalu masuk kembali ke dalam rumah. "Bagaimana, Mas? Semua sudah beres?" tanya Amel begitu Irfan duduk di sampi

