Part 9
"Kita bicarakan saat aku pulang. Ini penting, karena ada hubungannya dengan Amel," ucap Bella lagi.
Airin tersentak kaget.
"Amel? Kenapa dia?" tanyanya ingin tahu.
"Aku akan segera menghubungimu begitu kudapatkan faktanya," jawab Bella lagi.
Airin membuang napas.
"Baiklah. Hati-hati di sana," ucap Airin sebelum menutup telepon.
Airin mengambil dompetnya, lalu memakai masker dan pergi keluar. Sesaat dia tertegun karena Amel sudah berdiri di depan tukang sayur dengan gaya sok cantiknya.
"Wah, bukannya ini Non Amel Angelina, aktris terkenal itu, kan?" tanya salah satu tetangga.
"Cantik sekali Non Amel, lebih cantik daripada di tivi," sahut yang lain.
"Kemarin kenapa pernikahan mewahnya di privasi, Non? Padahal kan kita ingin tahu wajah suaminya," celetuk yang lain lagi.
"Suami saya tidak suka dikenal publik, Buk," jawab Amel sambil mengibaskan rambut ikalnya.
Airin membuang napas, lalu mendekati mereka dan memilih sayur yang akan dia masak hari ini.
"Non Amel mau masak juga?" tanya salah satu tetangga lagi.
"Nggak kok Buk, saya cuma mau menyapa kalian saja," jawab Amel sambil melirik ke arah Airin.
Salah satu tetangga menyenggol Airin.
"Non Airin gak kenalan sama Non Amel juga? Dia aktris terkenal loh," ucapnya.
Airin hanya tersenyum di balik maskernya.
"Non Amel harusnya pakai masker juga donk, kayak Non Airin. Gak takut ya, wajah cantiknya kena sinar matahari?"
Amel melirik Airin seraya tersenyum mengejek.
"Saya sih cukup perawatan saja, Buk. Ngapain juga menutupi wajah cantik kita di depan orang lain? Yang harus ditutupi itu wajah buruk rupa," sindirnya pada Airin.
Para tetangga mulai melirik aneh ke arah Airin. Airin hanya menahan napas, menahan diri agar tidak emosi.
Setelah selesai memilih sayur, Airin segera membayarnya dan bergegas pergi meninggalkan mereka.
"Duluan ya, Buk," ucap Airin sebelum pergi.
"Masak sih Non Airin itu buruk rupa?"
Airin menghentikan langkah sejenak ketika mendengar para tetangganya mulai membicarakannya karena ucapan Amel.
"Bisa jadi, kan dia tidak pernah memperlihatkan wajahnya pada para tetangga?"
"Tapi kalau benar, kok Pak Irfan mau sih sama dia?"
"Kasihan mungkin, Buk."
Airin membuang napas, lalu melanjutkan langkahnya. Berani sekali dia mempermalukannya di depan para tetangga. Lihat saja nanti, pasti akan kubalas, batin Airin.
Malam harinya Airin sengaja menyiapkan semangkuk sup buntut untuk dia berikan pada tetangga barunya itu. Dia membawanya menuju depan, melewati suaminya yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca koran.
"Mau ke mana, Dek?" tanya Irfan tanpa menoleh padanya.
Airin tak langsung menjawab, dia membuka pintu dan bersiap keluar rumah.
"Mau mengantar sup buatanku pada tetangga baru kita, Mas, sekalian kenalan," jawab Airin sambil menutup pintu.
Irfan tersentak kaget lalu seketika menoleh. Airin sudah keluar. Irfan seketika berdiri lalu membuka tirai jendela. Tampak Airin berjalan sambil membawa sup itu di atas nampan, dan memasuki teras rumah Amel. Yang membuat Irfan terkejut, Airin memakai gaun panjang warna putih dan tidak memakai masker!
Ting Tong!
Bel rumah Amel terdengar nyaring. Amel yang baru selesai mandi berjalan menuju pintu.
"Siapa yang datang malam-malam begini?" gumannya sambil membuka pintu.
Airin berdiri di depan pintu, seraya mengangkat wajahnya perlahan.
"Selamat malam, tetangga baru," sapanya sambil menyeringai.
Amel terkejut bukan main, sampai dia terjatuh ke belakang.
"Setan! Setan!" jeritnya histeris sambil menyeret tubuhnya mundur.
Airin terus berjalan perlahan maju mendekat.
"Kenapa kamu takut? Bukannya kamu sendiri yang bilang aku buruk rupa? Kukira kau sudah tahu?"
"Jangan mendekat!! Pergi!!" Amel terus berteriak histeris sambil mengibas-kibaskan tangannya, menyuruh Airin supaya jangan mendekat.
Airin semakin tertawa geli melihat Amel terlihat begitu ketakutan. Dia memang sengaja memakai gaun putih dan luka palsu di wajahnya. Orang yang melihatnya pasti mengira dia setan.
"Apa-apaan ini, Dek?"
Airin menoleh. Irfan tiba-tiba masuk ke dalam rumah itu dan menolong Amel yang gemetar sambil menutup mukanya di pojok ruangan.
"Jangan mendekat! Setan!" Amel menepis tangan Irfan yang berusaha menolongnya, tampaknya dia ketakutan luar biasa.
Irfan menatap tajam pada Airin.
"Kamu ini kenapa, Dek? Kenapa menakut nakuti dia?" bentaknya.
Hati Airin terasa teriris. Baru kali ini suaminya itu berani terang terangan membentaknya.
"Siapa yang menakut-nakuti dia, Mas? Aku cuma mau mengajak dia kenalan kok, sambil memberinya semangkuk sop buntut. Kurang baik apa, coba?"
"Terus kenapa kamu tidak memakai masker?" tanya Irfan lagi.
"Lupa, Mas," jawab Airin sambil tersenyum santai.
Irfan membantu Amel berdiri dengan tubuh yang masih bergetar hebat, dan tak berani mengangkat wajahnya.
"Keterlaluan kamu ini, Dek!" Irfan mendengus kesal pada Airin.
"Mas, dia bilang pada para tetangga kalau wajahku buruk, artinya dia sudah pernah melihat wajahku, kan? Mana aku tahu kalau dia ketakutan begitu," ucap Airin lagi dengan santainya.
"Sudah, pulang sana, Dek!"
"Mas gak ikut pulang?"
"Siapa yang akan menolongnya kalau Mas pulang?"
"Masak aku harus membiarkan suamiku berdua saja dengan wanita lain sih, Mas?"
"Mau gimana lagi? Dia takut sama kamu, Dek."
Airin membuang napas kesal. Alasan yang bagus, Mas! Baiklah, kali ini biar dia menolong istri barunya yang ketakutan setengah mati itu. Airin membawa kembali sop buntut yang dibawanya pulang ke rumah.
Amel seketika memeluk Irfan begitu Airin pergi.
"Istrimu pasti sengaja, Mas! Dia pasti tahu kalau kita ada hubungan!"
Irfan mengelus punggung Amel.
"Tenanglah, Sayang. Airin tidak mungkin tahu. Mungkin dia berbuat begitu karena kesal kamu sudah membuatnya malu di depan tetangga," hibur Irfan.
"Pokoknya nanti malam Mas harus tidur di sini!" ucap Amel lagi sambil mempererat pelukannya pada Irfan.
"Kamu tenang saja, malam ini Mas pasti akan ke sini," ucap Irfan sambil mengelus rambut Amel.
Amel tersenyum manja di pelukan Irfan. Dia tidak peduli kalaupun suatu saat mereka ketahuan, karena bagaimanapun dialah yang akan menang.
Airin memasuki rumah dengan perasaan yang masih kesal, tapi cukup puas juga bisa mengerjai Amel. Dia langsung masuk ke dalam kamar, dan mengganti gaun putihnya dengan baju tidurnya.
Gawainya berdering, dan dia cepat-cepat mengangkatnya.
"Hallo, Airin," terdengar suara Bella di seberang telepon.
"Bell, kau sudah kembali?" tanya Airin.
"Masih dalam perjalanan, dan aku menemukan sesuatu yang akan membuatmu sangat terkejut."
"Apa itu, Bell?" tanya Airin tak sabar.
"Setiap hari Jumat Amel pergi ke luar kota untuk alasan ibadah, tapi kamu tahu, ternyata ke mana dia pergi?"
Airin membulatkan mata mendengar ucapan Bella.
"Ke mana, Bell?"
"Mengunjungi suaminya."
Airin tersentak kaget.
"Apa maksudmu, Bell?" suara Airin bergetar karena terkejut.
"Itu benar, Airin," ucap Bella lagi. "Aktris cantik bernama Amel Angelina itu ... ternyata masih memiliki suami."