Menuju Malam yang Panas

1396 Kata

Dara masih belum bisa memejamkan kedua matanya setelah lebih dari dua jam lamanya Bram meninggalkan ia sendirian di dalam kamar yang sangat luas tersebut. Gadis itu memilih untuk diam di atas ranjang berukuran besar —yang masih dipenuhi dengan kelopak bunga mawar, setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian. Ya, menunggu Bram yang keluar setelah didatangi Lian —asisten sekaligus pengawal pribadinya itu, Dara akhirnya memutuskan untuk mandi dan mengganti gaun putih pengantin itu dengan pakaian tidur yang tersedia di dalam lemari. Sekarang seraya menatap layar televisi besar yang menggantung di dinding —di ujung tempat tidur, Dara sesekali melihat ponsel-nya. Tak ada pesan atau panggilan dari Bram yang terhubung ke ponsel-nya, membuat Dara gelisah yang lama kelamaan merasa t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN