Prolog

382 Kata
Senin (13.09), 22 Maret 2021 -------------------- - Informasi - Donor hidup juga dapat menyumbangkan salah satu dari dua lobus hati. Hal ini dimungkinkan karena sama seperti sel-sel kulit yang dapat tumbuh kulit baru, sel-sel hati pada lobus sisa hati bisa tumbuh kembali atau beregenerasi sampai hati hampir berukuran seperti aslinya. Regenerasi hati terjadi dalam waktu singkat di keduanya, donor hati dan penerima hati. Sumber : https://health.detik.comead/2012/04/25/153636/1901331/775/organ-tubuh-yang-bisa-didonorkan-saat-hidup-dan-sudah-mati/ -------------------- “Nona, kerusakan hati yang dialami adik Anda sudah sangat parah. Walaupun Anda mendonorkan hati Anda, kemungkinannya untuk bisa bertahan tetap kecil. Seandainya adik Anda diperiksa lebih awal, mungkin tidak akan sampai seperti ini.” Aira terluka mendengar kata-kata dokter. Namun dia tetap berusaha menerima karena dokter hanya berusaha menyampaikan fakta. Bagaimanapun semua ini juga salahnya. Dia tidak punya cukup uang untuk memeriksakan sang adik lebih cepat. Lalu, apakah dia harus diam saja membiarkan sang adik meregang nyawa? Dengan kasar Aira menghapus air mata yang tidak mau berhenti meleleh. Tatapan penuh tekad ia layangkan pada dokter. “Walau kemungkinannya hanya satu persen, saya akan tetap melakukannya, Dok. Saya tidak bisa diam saja dan hanya menunggu. Itu sama saja saya menggali sendiri kuburan untuk adik saya saat ia masih hidup.” Dokter mengangguk mengerti. Wanita di hadapannya memang butuh melakukan itu. Namun Dokter sangat menyayangkan organ hati Aira akan terbuang percuma. Ya, dia memang yakin adik Aira tidak dapat diselamatkan meski sudah mendapat donor hati yang sehat dari kakaknya.   “Baiklah jika Anda memang menginginkan demikian.” *** Aira berharap—sangat berharap—begitu membuka mata dirinya mendapat kabar baik mengenai kondisi adiknya. Tapi ternyata, berita yang didapatkan Aira sangat mengejutkan hingga membuatnya sulit bernafas. Adiknya meninggal sebelum sempat menerima hati yang telah ia donorkan. Rasanya dunia Aira runtuh. Satu-satunya keluarga yang ia miliki kini meninggalkannya. “Nona Aira, maaf karena harus memberitahu Anda mengenai berita buruk ini. Padahal Anda baru saja siuman setelah menjalani proses transplantasi.” “Tidak apa-apa, Dok. Malah saya akan sangat kecewa jika Anda tidak segera memberitahu saya.” Aira berkata dengan nada tenang yang terdengar aneh. Pasalnya suara dan ekspresinya tampak begitu tenang namun air matanya menitik deras. “Lalu apa yang harus kami lakukan dengan organ hati yang telah Anda donorkan?” Dengan mantap Aira menjawab, “Berikan saja pada yang membutuhkan.” ---------------------- ♥ Aya Emily ♥
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN