“Ini gila, Rif, jadi selama ini kamu tahu keberadaan Olin dan diam-diam menguntit dia?” Inge memperjelas apa yang didengarnya barusan. Ia kini duduk di dalam mobil Arif agar dapat bicara dengan tenang. “Menurutmu kenapa aku berhenti cari dia kalau belum ketemu?” Inge menghendikkan bahuu tak tahu. “Aku pikir kamu menyerah.” Arif menggeleng pelan, pembawaan dirinya lebih tenang hingga Inge serasa sedang bicara dengan orang lain. “Terus kenapa kamu nggak menemui dia? Dengan menguntit dia begini, kamu bikin Olin taku, tahu, nggak, Rif?” “Aku terpaksa, Nge, cuma ini satu-satunya cara buat menemui dia. Aku belum berani menemui langsung karena dia pasti masih takut ketemu aku, daripada dia kabur-kaburan lagi, lebih baik begini.” Inge menghela napas berat. “Pada akhirnya kalian harus tetap be
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


