Hari ini Inge mendapat kejutan berupa telepon dari Arif yang untuk pertama kalinya mengajaknya membahas tentang masalah pengajuan perceraian ke pengadilan. Berhubung Inge telah menyiapkan semuanya, Arif hanya perlu datang untuk tanda tangan. Pun dengan pembagian harta yang telah diatur lengkap di surat perjanjian pranikah yang dulu mereka sepakati. Surat perjanjian yang sempat Inge pikir tidak berguna, orang gila mana yang ingin bercerai dengan laki-laki yang sangat dicintainya. Maklum saja, saat itu Inge belum tahu bahwa cinta tidak ada artinya jika yang merasakan hanya sepihak. Ibaratnya, butuh dua tangan untuk menciptakan bunyi tepukan. Mencintai belum tentu memiliki. Hal gejutkan lain, Arif datang langsung ke rumah orangtuanya padahal Inge telah menikirkan satu tempat untuk bertemu.

