“Hey, kurasa kalian terlihat cocok satu sama lain.” Kekeh Amanda kemudian tersenyum penuh arti, mengundang tatapan horror dari kedua pria dihadapannya. “Kau mengigau lagi?” “Tidak, kurasa kalian akan cocok jika berteman.” Ucap Amanda lagi membuat Christian menggeleng – gelengkan kepalanya heran. “Berhenti melantur dan cukup buka mulutmu untuk sup ini, sebelum sup yang kumasak susah payah untukmu mendingin.” Perintah Christian dengan telak, Amanda hanya mencebikkan bibirnya kesal namun tetap melahap sup ayam buatan kakaknya itu, untuk menghargai kerja keras sang kakak. Suasana kamar itu begitu hening, sesekali hanya terdengar dentingan sendok yang beradu dengan mangkuk, hingga suapan terakhir dihabiskan oleh Amanda. Sang kakak kembali menyodorkan segelas air putih dan obat – obatan yang

