*** Happy Reading ... Minggu pagi ... Dari semalam sampai tadi sarapan Arfiq masih mendiamkan maminya. Bukan maksud durhaka pada sang mami, tapi Arfiq pengen Maminya tidak boleh gegabah lagi, mengajak Indah pergi ke pesta seperti semalam. Dia sudah dewasa dan Indah adalah istrinya. Arfiq tahu apa yang harus dia lakukan kepada Indah. Sudah sepatutnya juga Arfiq menjaga dan memberi kenyamanan Indah. Arfiq hanya kesal maminya terlalu ikut campur urusan dia dan sang istri. "Mas, mau donat keju? Kemarin aku bikin," tawar Indah dengan suara sedikit serak. Arfiq yang sedari fokus ke koran, mendongakkan kepala lalu menatap wajah cantik sang istri yang sedang berdiri di depannya. "Hemm ... boleh. Tolong buatkan Mas, teh juga ya," pinta Arfiq ke Indah. "Baik, Mas. Gulanya?" "Sedikit saja.

