Bab 2 - Ditakdirkan Bertemu

2181 Kata
50 Ribu Tahun Kemudian Hutan Mawar Rubah Merah Kerajaan Rubah Putih & Merah Dewi Estella memberikan Kotak berisi Pakaian yang dipesan Dewi Iryana istri dari Dewa Erwin ke Stellina. “Ingat pesan Niang ya.” Ujarnya memandang Stellina, “Kamu cukup memberikan Barang ini ke Jian Ming yang menunggumu di Gerbang Barat Istana Kerajaan Dewa 13 Alam. Setelah itu Kamu langsung pulang. Tidak boleh merengek ke Jian Ming untuk membawamu melihat-lihat Istana itu.” “Selalu begitu.” Stellina merenggut, “Niang, dari Aku kecil sampai sebesar ini.” Dia melihat dirinya yang sudah Gadis cantik berusia 50 Ribu Tahun, “Aku hanya boleh melihat semua isi Hutan Mawar Rubah Merah milik Bibi Ratu Qiao Feng? Aku ingin melihat yang lain.” “Pokoknya tidak boleh, Stellina.” Dewi Estella mengusap wajah cantik putrinya ini, “Ayo anak Niang yang baik, patuhin Niang.” Dibujuknya Stellina seperti biasa. Stellina menghela nafas. Dari kecil Dia hanya di Hutan Mawar Rubah Merah ini. Tidak boleh kemana-mana. Lalu saat Dewasa, hanya boleh ke Kerajaan Dewa 13 Alam, itu pun hanya sampai di Gerbang Barat Istana Kerajaan tersebut menunggu Dewa Jian Ming Kakak Angkatnya yang murid dari Dewi Estella untuk mengantarkan barang yang dikirim Dewi Estella Sang Penjahit dan Penyulam Kerajaan Dewa 13 Alam. Berbeda dari Dewi Jian Ying adik kandung Dewa Jian Ming, dia boleh kemana-mana sama Dewi Estella. Sebenarnya tidak boleh, tapi Dewi Jian Ying sifatnya lebih nakal dan cerdik dari Stellina. Dan sebenarnya hari ini, Dewi Estella mau menyuruh Dewi Jian Ying yang mengantarkan langsung Baju Pesta yang dipesan Dewi Iryana itu ke Istana Kerajaan Dewa 13 Alam. Namun anak bandel itu entah kemana sampai sekarang. Terpaksalah Dewi Estella menyuruh Stellina yang mengantarkan barang itu. Sebelumnya Dewi Estella menghubungin Dewa Jian Ming via telpon, minta Dewa Jian Ming menunggu Stellina di Gerbang Barat. “Sudahlah jangan merajuk juga.” Dewi Estella mengusap sayang lagi pipi merah muda merona milik Stellina, “Lekas berangkat, agar tidak kemalaman sampai di rumah ini lagi. Ingat ya Niang malam ini bikinkan Cream Burung Wallet kesukaanmu.” “Iya Niang.” Stellina paham, lalu dicium pucuk tangan kanan Dewi Estella, baru pergi dari Rumah dengan Terbang menggunakan Six Sensenya. Dewi Estella menghela nafas, “Maafkan Niang, anakku. Niang hanya melindungimu, agar tidak diketahui siapa pun, kamu dirasukin Aura Raja Arthur Raja Iblis b******k itu. Hanya Tuanku Imam Branley yang tahu hal ini, dan Dia seperti Niang, menjagamu. Jadi Niang terpaksa mengurungmu di Hutan ini.” +++ Gerbang Barat Istana Kerajaan Dewa 13 Alam. Stellina tampak kesal sebab Dewa Jian Ming belum juga datang. Padahal sudah satu jam Dia menunggu di Gerbang Barat ini, Gerbang Belakang Istana Kerajaan Dewa 13 Alam. Dia lalu mendekati salah satu Pengawal Gerbang. “Tuan.” Disapanya Pengawal itu dengan sopan. “Ada apa Peri kecil?” sahut Pengawal sopan pula, “Apakah Dewa Jian Ming belum menemuimu?” “Iya. Aku penat, haus, dan lapar. Niang juga pasti khawatir kenapa Aku tidak segera pulang.” “Ha eh!” desau Pengawal iba sama Stellina, “Gini saja, Saya ambilkan kemilan dan air minum ya untuk Anda. Jadi Anda tidak terlalu lapar dan haus sampai Dewa Jian Ming datang.” “Baik, terima kasih.” Stellina tampak senang. Lalu duduk di Kursi Panjang dekat Gerbang Barat ini. “Aku penasaran seperti apa sih Istana Kerajaan Dewa 13 Alam ini? Kenapa Niang tidak memperbolehkan Aku melihatnya?” tanyanya bicara sendirian. Lalu melirik ke arah Gerbang yang hanya dijaga oleh 3 Pengawal. Tahu-tahu Dia tersenyum nakal, kemudian menjentikkan Jari tangan kanannya diam-diam ke arah para Pengawal itu, dan BRUK.. Semua Pengawal tertidur dengan bersandar ke Kusen Gerbang. Stellina bergegas mendorong Gerbang tersebut, lalu masuk ke dalam. Dia pun mengawasi sekitarnya, takut ada yang melihatnya masuk tanpa membawa Token Identitas seperti punya Dewi Estella dan Dewa Jian Ming. Dia dengan menenteng Kotak Baju Pesta itu segera berjalan meninggalkan Wilayah Gerbang, dan melihat-lihat sekitarnya. Tampak kagum. “Wah!” decaknya, “Di sini sangat indah. Berbeda dari Istana Kerajaan Rubah Putih dan Merah yang hanya ada gua batu dan rerumputan batu.” Ujarnya sebab Dewi Estella pernah beberapa kali membawanya ke Istana Kerajaan Rubah Putih dan Merah demi bertemu Ratu Qiao Feng Kakak dari Dewi Estella. “Istana begitu Indah, kenapa Niang melarangku kemari ya?” Dia merasa aneh dengan sikap Dewi Estella ini. “Tapi di mana tempat tinggal Dewi Iryana ya?” Dia tidak tahu di mana Dewi Iryana tinggal. Lalu matanya melihat ada keramaian di Taman Ujian. Taman Ujian adalah Tempat para Dewa atau Dewi yang diuji kemampuannya untuk naik Level kedewaan atau mendapat posisi jabatan Kerajaan Dewa 13 Alam. Dia segera ke sana, dan tampak Dewa Bruno Dewa Perang sedang bersiap mengikuti Ujian Six Sense yang diberikan Imam Bentley untuk Posisi Perdana Menteri. Sebab selama 50 Ribu tahun usai Perang besar itu, tidak ada satu pun Dewa atau Dewi sesuai kriteria Kaisar Agung Brylee untuk mengisi posisi Perdana Menteri yang ditinggalkan Dewa Channing yang meninggal dalam Perang itu. Dia segera ke sana, berdiri di sebelah Dewa Zhao Yang Ajudan Dewa Channing dulunya, sekarang bekerja untuk Imam Bentley. Dewa Zhao Yang melihat ke Stellina, merasa heran, sebab Stellina baru dilihatnya di Istana ini. “Hei Peri kecil.” Disapanya Stellina, “Kamu siapa? Kenapa bisa di sini?” tanyanya ramah. “Aku Stellina, Yang Mulia.” Sahut Stellina, “Ah ya ini ada apa? Kok ramai sekali?” “Sedang ada Ujian untuk Dewa Bruno untuk Posisi Perdana Menteri.” “Memang kemana Perdana Menterinya?” “Peri kecil,” kekeh Dewa Zhao Yang, “Perdana Menteri di Kerajaan Dewa 13 Alam meninggal Dunia saat terjadi Perang Besar antara Bangsa Dewa dengan Bangsa Black di Gunung Kramat.” Stellina menyimak itu, lalu, “Astaga jadi yang k****a dari Bukunya Niangku mengenai Dewa Channing Sang Perdana Menteri Kerajaan Dewa 13 Alam ini gugur di Medan Perang itu benar?” “Siapa Ibumu?” “Dewi..” Stellina tidak meneruskan sebab sebuah Kilat besar segera akan mengenainya, Dia pun cepat sling menghindar, dan saat mendarat menyenggol Patung Batu Hewan entah apa. “Peri kecil!” Dewa Zhao Yang cepat ke Stellina, “Kamu tidak apa-apa?” tanyanya cemas, “Baiknya Aku antar Kamu ke tujuanmu di Istana ini. Kamu mau menemui siapa?” “Awasss!” seru Dewa Flaust rekan Dewa Zhao Yang, sebab Patung Hewan itu tampak retak-retak, dan retakannya berhamburan kemana-mana, termasuk akan mengenai Stellina dan Dewa Zhao Yang. Dewa Zhao cepat menyambar pinggang Stellina, dibawa sling ke sana kemari menghindarin retakan batu-batu yang berjatuhan. Semua Dewa Dewi di sini tempurasan, sebab Batu itu berubah menjadi Bravee Hewan Tunggangan Raja Arthur Sang Raja Iblis itu. Bravee tadinya disegel di Kolam Neraka sama Dewa Channing. Namun Bravee terus berontak, sehingga membuat Gunung Kramat kerap Gempa Bumi. Maka Imam Bentley memindahkan Bravee ke Taman Ujian ini, dijadikan Batu dengan Segel milik Dewa Channing. “Tunggu Tuanku Imam Bentley!” seru Dewa Bruno saat Imam Bentley mau menghadapi Bravee yang mulai mengamuk, mata hewan itu tampak mencari Raja Arthur. “Biar Hamba yang menjinakan Hewan buas itu!” “Jangan dilukai Hewan itu!” seru Stellina spontan saja dengan lantang. Dewa Bruno, Imam Bentley, Dewa Zhao Yang, dan yang lain melihat ke Stellina dengan heran. “Apa maksudmu Peri Kecil?” tanya Dewa Bruno mendekati Stellina, “Apa Kamu tidak lihat Hewan itu buas dan mengamuk menghancurkan Taman Ujian ini.” Ditunjuknya Bravee yang masih mengamuk karena belum menemukan Raja Arthur. “Hewan itu mencari Majikannya, karena lapar dan haus.” Sahut Stellina tidak mengerti siapa Bravee sebenarnya,”Tapi mana Majikannya ya? Tega banget memasungnya tadi tanpa memberinya makan dan minum?” Dia memandang ke sekitarnya seolah membantu Bravee menemukan Raja Arthur. Bravee mendengar perkataan Stellina, melihat ke Stellina. Lalu tampak olehnya Tanda di Kening Stellina mulai berpedar-pedar merah. Bravee segera mendekati Stellina, mengira Gadis itu adalah Raja Arthur. Imam Bentley cepat menyambar pinggang Stellina, dibawa menghindar dari Bravee. Bravee tidak terima, dikejarnya Imam Bentley. Dewa Bruno cepat membantu Imam Bentley, dihadangnya Bravee. Dilepas Six Sensenya untuk menjinakkan Bravee. Tapi Bravee hanya bisa dijinakan oleh Dewa Channing, Kaisar Agung Brylee, dan Imam Bentley. “Jangan lukai hewan malang itu!” jerit Stellina lantang, tidak tega melihat Six Sense Dewa Bruno mengenai Bravee berkali, membuat Bravee sering terpental membentur bangunan atau Pohon. “Sudah jangan bicara lagi.” Hardik Imam Branley ke Stellina, diturunkan Stellina di belakang Taman Ujian ini, “Kamu tetap di sini, tidak boleh kemana-mana. Paham?” diberinya instruksi ke Stellina. Stellina terpaksa menganggukan kepala, segan ke Imam Bentley. Imam Bentley segera terbang ke Bravee. Stellina mengamati diam-diam ke arah Taman tersebut, mendadak tubuhnya diangkat sesuatu yang sangat besar. “Astaga!” jeritnya panik, dan PLUK langsung terduduk di punggung Bravee. Semua mata melihat ke Mereka. Stellina tampak takut. Apalagi Bravee mulai mengudara membawanya lari. “Kejar Mereka!” seru Dewa Bruno ke Pengawal Pasukan Kerajaan Dewa 13 Alam di sini, “Tangkap keduanya!” lalu segera melesat mengejar Bravee yang membawa lari Stellina. +++ Stellina tampak panik melihat Dewa Bruno dan Pasukan Kerajaan Dewa 13 Alam masih mengejarnya yang dilarikan Bravee. Dia saat ini di atas punggung Bravee, dimana hewan itu membawanya berlari sangat kencang menuju Gunung Kramat. Bravee ingin Stellina berlindung di tempat Raja Arthur disegel di Gua Neraka di salah satu bagian Gunung Kramat. Stellina tidak takut ke Bravee, sebab hatinya yang polos mengetahui Bravee hewan yang tahu bahwa Stellina bukan makhluk jahat dan sudah membebaskannya dari pasungan Dewa Channing. Sayangnya saat Mereka mencapai Gunung Kramat, Bravee terkena anak panah yang dilepas puluhan oleh Pasukan Kerajaan Dewa 13 Alam. Bravee pun rubuh, membuat Stellina terpental dari atas punggungnya, dan, “Akhhhh!” pekik Stellina yang tersuruk di atas rumput saat ini, “Demi Kaisar Agung,” desaunya merasa badannya sakit sebab terbanting hingga menyuruk ke atas rumput, “Apes banget hari ini.” Keluhnya cepat bangun sambil membersihkan Pakaiannya yang sedikit kotor terkena rerumputan, “Aku ke Kerajaan Dewa 13 Alam hanya mengantarkan Pakaian baru untuk Dewi Iryana istri Dewa Erwin. Kenapa jadi Aku bertemu dan dilarikan Makhluk aneh itu? Kenapa Aku dikejar Dewa tua itu? Aku tidak membuka Segel Makhluk aneh itu, hanya tidak sengaja menyenggol Segelnya.” digerutuin semua yang baru dialaminnya. Dia lalu melihat ke sekitarnya, lalu menghela nafas, sebab tidak mengenal sama sekali tempat ini. Kemudian ditepuk jidatnya, “Astaga!” desaunya, “Aku melupakan Makhluk aneh itu!” Dia menjadi teringat Bravee, “Dimana Dia, dan apa baik-baik saja?” mendadak Dia mencemaskan Bravee, matanya kembali menyisir sekitarnya, namun matanya melihat Dewa Bruno dan Pasukan Kerajaan Dewa 13 Alam mencarinya. Stellina bergegas lari ke atas Gunung, hingga tanpa sengaja masuk ke dalam Ruang Es. Stellina merasa hawa dingin yang luar biasa merasuki sekujur badannya. Kemudian tampak Tanda Lahir berwarna merah dikeningnya bersinar pedar-pedar, membuat Stellina tersentak, lalu merasa tubuhnya memanas, membuatnya menggigil, sehingga terduduk di Lantai. Di lain tempat yang masih di Gunung Kramat, di dalam Gua Neraka tempat Dewa Channing menyegel Raja Arthur, Sang Raja Iblis ini terbangun akibat Tanda Lahir dikening Stellina bersinar pedar-pedar. Raja Arthur lalu tertawa kencang, menggema ke seluruh Gua ini, “Bayi itu sudah dewasa saat ini! Akhirnya penantianku segera berakhir.” Kembali ke Stellina, Kalung di leher Stellina yang berliontin Naga Air mengeluarkan Sinar biru dan melesat masuk ke dalam Tanda Lahir dikening Stellina, seketika itu pula, Stellina tidak lagi menggigil. Hanya nafasnya memburu, “Sebenarnya Aku ini kenapa?” tanya hatinya, “Selalu mendadak seperti ini? Aku sudah menanyakan ke Niang, tapi Niang bilang Aku dari bayi sudah lemah, mudah mendadak menggigil akibat suhu dibadanku naik. Niang juga memintaku agar tidak boleh melepas Kalung di leherku meski sebentar saja. Kalung itu yang bisa mengembalikan suhu badanku menjadi normal.” Diraih kalung di lehernya, digenggamnya. Lalu matanya menyisiri sekitarnya tempat Dia berada saat ini. Tampak olehnya sangat banyak Jazat Dewa Dewi yang didudukan di atas lingkaran sinar biru, dan sinar itu pun menyelimutin keseluruhan Jazat. Stellina melihat ini menjadi bergidik, memutar sedikit badannya ke arah Pintu Ruangan ini. Stellina menggeleng, Dia tidak mau keluar dari tempat ini yang adalah Persemayaman Jenasah para Dewa Dewi yang di eksekusi mati akibat Peperangan atau duel dengan Bangsa Black. Dia takut tertangkap oleh Dewa Bruno. Stellina kembali melihat ke sekitarnya, lalu tertuju ke satu Jazat Dewa yang berwajah sangat tampan dan kharismatik. Stellina berdiri, berjalan mendekati Jazat tersebut, lalu diamatin Sang Dewa. Stellina tersenyum, hatinya merasa kesemsem sama paras tampan sang Dewa. Pelan Dia berjongkok menghadap Dewa ini yang adalah Dewa Channing Perdana Menteri Kerajaan Dewa 13 Alam. Tangan kanannya diulurkan ke wajah Dewa Channing, saat itu juga Liontin di kalung Stellina mengeluarkan Sinar Biru yang langsung melesat menyelimutin tangan Stellina, tanpa Stellina menyadarinya. Tangan Stellina kini menyentuh wajah Dewa Channing, dipejamkan kedua matanya, terbayang dibenaknya saat Dewa Channing berduel dengan Raja Arthur di dalam Gua Neraka yang kemudian berhasil menyegel Raja Arthur, lalu terduduk di lantai batu dengan tubuh penuh luka luar dalam. Air mata Stellina mulai menitik, merasa sedih mengetahui bagaimana Dewa Channing meninggal. Stellina pelan memajukan wajahnya, bibir mungilnya entah kenapa mencium sejenak kening Dewa Channing, air matanya jatuh hingga ke permukaan bibir Dewa Channing. + TO BE CONTINUE +
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN