Bab 6 - Terpaksa Menyetujui

2043 Kata
“Stellina.” Kaisar Agung kembali menegur Stellina, “Apa jawabanmu?” ditanya Stellina yang belum memberi jawaban apa pun. Stellina sedikit menurunkan tubuhnya, dan bicara, “Hamba, Yang Mulia Kaisar Agung. Hamba bersedia merawat Yang Mulia Dewa Channing.” PLAK. Dewi Estella menepuk keningnya sendiri mendengar jawaban Stellina. Dia lalu melihat ke Dewa Channing yang tampak tersenyum bahagia. Dicibirin Dewa Channing, sebal sama kakak seperguruannya ini yang tua-tua naksir Rubah muda. Dewa Channing tersenyum geli dicibirin Dewi Estella. Teringat dia semasa Mereka masih muda, belajar dan bermain bersama di Perguruan Kumlung. Dewi Estella pasti mencibiri Dewa Channing, sekiranya Dewa Channing berhasil menang dari Dewi Estella. Atau Dewa Channing berhasil menjailin Dewi Estella. Hubungan mereka berempat, termasuk dengan Ratu Viletta, sangat baik dari dulu. Saling bahu membahu, saling menyayangin, dan saling melindungin. Tidak lupa pula saling menjailin. “Syukurlah Kamu setuju, Stellina.” Kaisar Agung tersenyum lega, “Dengan begini Dewa Phoenix itu,” ditunjuknya Dewa Channing yang tersenyum geli dicibirin Dewi Estella, “Bisa tenang mengobati luka-lukanya yang tidak terobatin akibat keburu meninggal 50 ribu tahun silam.” “Iya, Chan Keke tenang, Yang Mulia Kaisar Agung.” Dewi Estella bicara mewek, “Hamba yang tidak tenang, sebab Phoenix ini.” ditunjuk Dewa Channing, “Sudah bapak-bapak.” disindirnya Dewa Channing yang tersenyum geli lagi melihatnya mewek, “Masih bujang pula. Kalo mendadak jail gimana, Yang Mulia?” “Hahaha!” Imam Bentley tertawa geli mendengar ini, “Sudah Estella, jangan khawatirkan yang belum tentu terjadi. Lagipula tidak masalah kan Dewa Channing dirawat Stellina Keponakannya?” “Kok Keponakan Hamba, Tuanku?” tanya Dewa Channing heran, sekaligus protes, “Sejak kapan hamba punya Keponakan Rubah Merah? Ada juga Keponakan Phoenix.” “Hehehe.” Kaisar Agung terkekeh geli, “Channing, Stellina putri Estella. Estella adik seperguruanmu. Otomatis Stellina Keponakanmu.” “Ooo tidak bisa itu, Yang Mulia.” Dewa Channing tidak setuju Stellina dianggap sebagai Keponakannya. “Meski benar Yue Memey adik seperguruan Hamba, tapi Stellina bukan keponakan hamba.” Menolak mengakui Stellina Keponakannya. Dewi Estella kembali menepuk keningnya sendiri, ‘Just wait and see, sebab Phoenix ini sepertinya kesemsem sama anakku si Rubah Merah yang muda dan cantik.’ “Baiklah.” Kekeh Kaisar Agung tersenyum geli Dewa Channing menolak Stellina sebagai Keponakannya, “Channing, sekarang Stellina bersamamu, jaga dia baik-baik, agar Estella adikmu tenang membiarkan Stellina bersamamu.” “Baik, Yang Mulia.” Dewa Channing paham, lalu ke hadapan Dewi Estella, menumpukkan telapak tangannya dihadapkan beberapa senti di depan dadanya, lalu menyapa Dewi Estella, “Yang Mulia Dewi Estella, Yue Memey adikku, hamba mohon izin untuk membawa Stellina putri anda ke Istana Timur untuk merawat hamba.” Dewi Estella melihat ini tampak gemas, sebab Dewa Channing memberi salam ala Kerajaan Dewa 13 Alam, PLAK. Dia main mengeplak telapak tangan Dewa Channing, ditatap kakak seperguruannya ini dengan gemas, “Sudah-sudah.” ujarnya gemas, “Iyalah..Iyalah. Chan Keke boleh membawa anakku ke Istana Timur.” Dia terpaksa menyetujui, sebab Kaisar Agung sudah setuju,”Sudah tua, masih saja menjailinku.” diomelin Dewa Channing yang tersenyum geli dengan kegemasannya. “Hehehe.” Dewa Channing mengusrek sayang kepala Dewi Estella, seperti kebiasaannya dan Pangeran Qian Cheng dulu ke Dewi Estella dan Ratu Viletta di Kumlung. “Sudah jadi Ibu dari gadis cantik, masih suka mewek.” diomelin pula Dewi Estella dengan sayangnya. Dewi Estella mencibirkan bibirnya. Stellina ke hadapan Dewi Estella, berlutut lalu memberi sujud sebanyak tiga kali di depan kedua kaki Dewi Estella. “Stellina?” Dewi Estella pelan membungkukan badan, “Ada apa? Kamu ingin minta apa dari Niang?” ditanyanya Stellina dengan lembut. Kalo Stellina, Dewa Jian Ming, dan Dewi Jian Ying melakukan hal tadi, ada permohonan atau minta maaf ke dia. Pelan Stellina memeluk Dewi Estella. “Niang.” Stellina bicara, “Terima kasih Niang menyetujui Stellina bekerja untuk Yang Mulia Dewa Channing.” Ujarnya memberitahu kenapa tadi berlutut dan bersujud, “Stellina janji akan giat belajar menjadi Dewi yang mandiri, kuat, dan tegar. Stellina tidak akan membuat Niang malu.” Dewi Estella menghela nafas, hatinya sebagai Ibu tersentuh dengan sikap Stellina ini. Bahkan tersentuh pula jika Dewa Jian Ming dan Dewi Jian Ying melakukan yang Stellina lakukan. Dia selama 50 ribu tahun Ibu yang sangat baik untuk ketiga anak manis itu. Dewi Estella mendekap Stellina sejenak, lalu dilepasnya, ditatap Stellina. “Stellina, putriku yang cantik, kesayanganku.” Ujarnya tulus ke Stellina, “Kamu anak baik Niang. Kamu selalu giat belajar selama ini, yah meski kadang musti Niang atau kakakmu menepak-nepok dulu pantatmu biar kamu mau belajar serius.” Ditunjuk pula Dewa Jian Ming di sisinya, “Kamu, kakakmu, dan Ying-er adikmu, anak-anak baik Niang. Niang bangga sama kalian, yah meski kalian suka konyolin Niang.” Stellina dan Dewa Jian Ming tersenyum geli mendengar semua perkataan Dewi Estella yang menggambarkan mereka dan Dewi Jian Ying ke Dewi Estella. Kaisar Agung, Dewa Channing, dan para hadirin di sini terharu melihat hubungan manis antara Dewi Estella dengan anak-anaknya ini. “Ah sudahlah, Niang kenapa jadi lebay ini.” Dewi Estella tersenyum sambil sedikit menyeka air matanya, “Kamu jaga diri baik-baik ya. Kalung dilehermu jangan pernah kamu lepas, meski kamu mandi sekalipun.” Disentuh bandul kalung dileher Stellina. Saat itu Kaisar Agung melihat bentuk bandul kalung itu, lalu melihat ke Imam Bentley. Imam Bentley hanya tersenyum, ‘Itu kalung hamba, Yang Mulia. Estella memohon hamba memberkatin Stellina waktu bayi, sebab selamat dari pertempuran 50 ribu tahun silam. Estella adalah putri kedua dari Stuart putra hamba yang menikah sama Putri Qiao Wei ibunda Ratu Qiao Feng. Jadi Stellina boleh dikatakan cicit hamba.’ Kaisar Agung paham. Imam Bentley pernah menikah dengan Putri Matilda adik Dewa Juan de Carlos Kaisar Kerajaan Dewa Darma milik Kerajaan Dewa 13 Alam. Dari pernikahan itu lahir salah satunya Stuart yang kemudian dipercaya menjadi Raja Kerajaan Awan bagian dari Kerajaan Langit milik Kerajaan Dewa 13 Alam. Stuart menikah sama Putri Qiao Wei putri sulung Raja muda Qiao Huang kerabat keluarga Kaisar Liu Nie ayahanda Kaisar Liu Xing. Lahirlah Dewi Estella dan Ratu Qiao Feng. Otomatis Dewi Estella dan Ratu Qiao Feng adalah cucu Imam Bentley, dan Stellina cicit Imam Bentley. “Stellina, ingat pesan Niang, meski benar Chan Keke kakak seperguruan Niang, artinya Paman Kamu,” Dewi Estella bicara lagi ke Stellina, “Jangan pernah memanggilnya di Kerajaan Dewa 13 Alam ini dengan Paman Chan. Tetap memanggilnya dengan Yang Mulia Dewa Channing. Sebab Beliau adalah Perdana Menteri di Kerajaan Dewa 13 Alam ini.” “Stellina paham, dan pasti mematuhin pesan Niang.” “Sudah-sudah.” Dewi Estella tersenyum diusap sayang wajah Stellina yang ada mirip dengannya, “Sekarang ikutlah dengan Chan Keke.” Diliriknya Dewa Channing yang selalu disisi Stellina. +++ “Akhh!” Dewi Diana adik kandung Dewa Patrick Komandan Perang Kerajaan Dewa 13 Alam saat ini merintih sebab merasakan bibir Dewa Fred menghisap dalam-dalam daging kenyal sumur surganya. Kedua tangannya menarik kasar Sprei kasur. Dadanya terasa tersesaki gairah Tunangannya ini yang tidak pernah dicintainya. Dia menerima dijodohkan dengan Dewa Fred demi Dewi Mirana Ibundanya dan Dewa Patrick sebelum tewas dalam Perang di Menara Barat. Hal lain Dewa Fred yang merawanin Dewi Diana, dan membuat Dewi Diana kecanduan berhubungan badan sama Dia. Di mana keduanya saat ini? Di Ruang Tengah Rumah Dewi Mirana. Mereka ini kalo sudah kebelet, tidak segan melakukan di mana pun. Sampai para Pelayan di Rumah ini yang berada di Wilayah Istana Kerajaan Dewa 13 Alam, mengelus d**a. Selepas kepergian Dewi Mirana dan Dewa Patrick, Dewi Diana menjadi liar memadu hubungan badan dengan Dewa Fred. “Uggghh!” rintih Dewi Diana lepas, merasa sumurnya mengeluarkan cairan kenikmatan, dan cairan itu ditelan Dewa Fred. Dewi Diana sedikit angkat badannya, ditarik wajah Dewa Fred dari atas Sumurnya, lalu diraupin ganas bibir Tunangannya ini, sambil digulingkan agar menjadi dibawahnya, kemudian dilepasnya, dan cepat Dia meluncur ke bawah badan Dewa Fred, sebelum Tunangannya meraih gunung kembarnya yang sebesar Balon. Dia meraih batang rudal Dewa Fred, dimasukan ke dalam mulutnya. ‘Dams!’ Dewa Fred tergelesir, sebab Dewi Diana semakin pandai bermain di Ranjang. ‘Gila Kekasihku benar-benar cerdas di Ranjang. Aku suka ini.’ Bisik hatinya, dan kini merasakan batang rudalnya digosok maju mundur dengan bibir seksi Dewi Diana, tanpa gigi-gigi Dewi Diana mengenai batang rudal tersebut. ‘Gila nikmat banget ini!’ Dewa Fred merasa hasratnya semakin bertambah naik. Tapi Aku tidak boleh membiarkan keluar dulu, meski Diana terus memaksaku. Diana ingin membalasku yang membuatnya keluar lebih dulu tadi. Dewi Diana tahu yang dipikirkan Dewa Fred, menghentikan permainannya, lalu cepat duduk naik ke atas badan Dewa Fred, dimasukan batang rudal itu ke dalam liang sempit miliknya, lalu memulai permainan baru. ‘Kusuka ini, Diana,’ bisik hati Dewa Fred saat Dewi Diana menggoyang batang rudalnya dengan erotis. Kedua tangan Dewa Fred cepat menangkap gunung kembar, diremas-remasnya tanpa menghentikan goyangan erotis Dewi Diana. “Eughhhh!!” lenguhnya sebab kini Dewi Diana mengocok rudalnya tanpa jeda sedikit pun, “Kamu membuatku gila, Sayang!” serunya merasa dimanja Dewi Diana saat ini. “Lebih kencang dan keras, Sayang!” rengeknya meminta Dewi Diana mengocok rudal lebih kencang dan keras, “Arrggghh!” erangnya sebab Dewi Diana memutar berkali rudal ini dengan Lubang sempit Kekasihnya. Tangannya cepat meraih kepala belakang Dewi Diana, dicium ganas bibir Kekasihnya. Dilumat, dihisap, beradu lidah, sementara kelamin mereka saling beradu goyangan, hingga akhirnya Dia menindih Dewi Diana, “My turn.” Kekehnya sebab tahu Dewi Diana ingin dia keluar untuk menyimbangkan skor permainan, “Kita keluar bersama.” Lalu menggenjot rudalnya dengan perfoma full. “Akhh..Ouchh..Ukhh, “ Dewi Diana meracau tidak karuan saat ini, diimbangin gerakan Dewa Fred saat ini. Dia berusaha memindahkan Dewa Fred ke bawahnya, merasa tidak puas belum membuat Kekasihnya keluar lebih dulu, namun kedua tangannya ditekan tangan Dewa Fred di Kasur, “Awas Kamu ya.” Ujarnya geram dilarang membalas Dewa Fred. “Hehehe.” Kekeh Dewa Fred, “Kita pokoknya keluar bersama.” Ditambah performanya menggenjot rudal di lubang sempit ini. Kemudian dia jepit kedua sisi panggul Dewi Diana, baru menggocok kuat dan kencang lubang itu. “Argghhh!” rintih Dewi Diana, badannya bergetar-getar hebat saat ini. Dadanya tersesaki hasrat tinggi yang dipijarkan Dewa Fred yang sebenernya Petualang seks. Namun sejak bertunangan dengan Dewi Diana, Dia pensiun dari kegemarannya itu. “Ouchhh..Akhhh..Damsss!!!” sebab Dewa Fred semakin menggila mengocok Lubangnya ini, membuat dadanya mau meledak kenikmatan. Sejurus kemudian, keduanya mengerang lantang bersama. “Arrggghhhh!!!” Lubang pun dipenuhin cairan-cairan kepuasan. Dewa Fred menghempaskan wajahnya ke sisi leher Dewi Diana, nafasnya memburu, tampak puas mengalahkan Dewi Diana. Kemudian Dia berbisik ditelinga Dewi Diana, “I love you, Diana.” Dewi Diana terdiam, sebab setahun sudah Mereka bertunangan, dan rajin berhubungan seperti ini, baru saat ini Dewa Fred mengatakan mencintainya. Dewa Fred mengangkat wajahnya, dipandang kekasihnya, “Cintakah Kamu kepadaku?” Dewi Diana tercenung ditanya seperti ini. Sekelebat pikirannya teringat Dewa Channing yang dicintainya. “Diana?” Dewi Diana tidak menjawab, malah meraup ganas bibir Dewa Fred, digulingkan Kekasihnya, lalu memulai kembali aksi ganas dan panasnya. “Dams!” Dewa Fred merasa nelangsa, tapi juga nikmat, “Diana, meski saat ini Kamu tidak menjawabku,” ujarnya mengusap wajah Dewi Diana, “Aku selalu mencintaimu. Sangat serius mencintaimu.” +++ Hutan Mawar Rubah Merah Kerajaan Rubah Putih dan Merah Dewi Estella duduk di bangku Teras, nampak gundah. Dia gagal membujuk Stellina agar kembali ke Hutan Mawar Rubah Merah ini. Dewa Jian Ming berjongkok dihadapan Dewi Estella “Guru.” Ditegur Dewi Estella, “Maaf kalo Jian Ming bertanya sesuatu ke Guru.” “Bertanyalah, nak.” “Kenapa Guru keberatan Stellina merawat Dewa Channing? Jian Ming merasa ini kesempatan baik untuk Stellina belajar mandiri dan berpikiran dewasa. Hal lain, usia Stellina sudah 50 ribu tahun, sudah layak menikah.” “Terlalu muluk jika Stellina menikah sama Chan Keke. Beliau bukan sekedar Dewa Level A, tapi tangan dari Kaisar Agung. Beliau juga salah satu Pahlawan hebat di Kerajaan Dewa 13 Alam, mampu menyegel Raja Arthur.” “Maksud Jian Ming, di Istana Kerajaan Dewa 13 Alam sangat banyak Dewa tampan yang bisa kelak Stellina pilih menjadi suami. Apalagi tadi Guru sendiri yang bilang, kecantikan Stellina sudah menawan hati seluruh Dewa di Kerajaan Dewa 13 Alam, kecuali hati Dewa Bruno.” “Entahlah, Jian Ming.” Dewi Estella tersenyum getir, “Tuhan.” Dia memandang lurus ke depan, “Hamba memohon tolong lindungin Stellina putri Hamba.” + TO BE CONTINUE +
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN