Selingkuh?

1262 Kata
Dalam hati Hasna selalu bertanya, kenapa suaminya berubah? Apa yang membuatnya berubah? Hasna selalu saja berpikir keras tentang itu. Dia selalu berusaha untuk membuat sang suami nyaman dan juga memberikan segala yang dia bisa. Hasna tidak pernah mengeluh dengan sikapnya, asalkan Sura bisa kembali seperti dulu. Namun semakin hari semakin Hasna merasa ada yang salah. Tapi Hasna tidak boleh berpikir kemana-mana. Tentu saja pemikiran Hasna telah berkelana kemana-mana karena dia merasa ada yang aneh. Seperti biasa Hasna duduk santai sambil melamun. Dia sudah mengerjakan pekerjaan rumah dibantu oleh Ayra sehingga mempunyai waktu yang banyak untuk bersantai. Agra dan Abian sedang berada di sekolah sedangkan Ayra tengah sibuk belajar di dalam kamarnya. Hasna kadang merasa miris karena di saat libur Ayra masih belajar. Ayra harus bisa mempertahankan nilai yang dia dapat sekarang untuk bisa tetap mendapatkan beasiswa. Belakangan ini Hasna selalu mendengarkan tausiah dari beberapa channel youtube. Dia memang bukan orang yang agamis. Hasna selalu bertanya di dalam dirinya sendiri kenapa setiap kali dia merasa kesepian dan merasa ada yang kurang padahal dia sudah mempunyai anak-anak yang luar biasa. Terkadang saat Hasna membuka sosial media untuk mengisi kekosongan hari, ada beberapa Hasnan yang dia ikuti memposting tausiah singkat berdurasi satu menit. Kadang Hasna merasakan kesedihan yang amat mendalam mendengarkannya. Di saat umurnya akan mencapai  empat puluh tahun, tetapi dia masih saja tidak mendalami agama dengan baik. Hasna bukannya tidak shalat, dia menjalankan kewajiban itu tetapi dia sadar kewajiban itu belum sempurna sepenuhnya. Hasna masih menganggap sholat sebagai beban dalam menjalaninya. Sejauh apapun Hasna menyangkal bahwa dia sudah jauh dari tuhan, ternyata dia tidak bisa karena memang itu kenyataannya. Bahkan Surya saja tidak pernah menjalankan ibadah wajib kecuali hanya shalat jum’at. Hasna tidak tahu kenapa akhir-akhir ini dia mulai memikirkan itu. Selama ini tidak ada masalah dengan itu karena kehidupan dia baik-baik saja. Lantas bagaimana anak-anaknya? Setidaknya Hasna bersyukur mereka tidak mengikuti jejak orang tuanya karena Hasna memang memilih untuk menyekolahkan mereka pada sekolah yang berbasis agama. Hasna pun tidak tahu kenapa memilih itu, bahkan dia sempat adu argumen dengan suaminya karena tidak setuju dengan apa yang Hasna inginkan untuk anaknya. Hasna memang tidaklah baik dalam agama, namun dia tidak mau anak-anaknya seperti dia atau Surya. Hasna tidak mau hal itu terjadi karena dia tahu tidak enaknya hidup seperti diri saat ini yang selalu saja ada rasa tidak tenang dan selalu gelisah. Hasna juga tidak pernah menganggap kehidupannya benar karena memang banyak dosa yang telah dia lakukan, tetapi setidaknya dia bisa merubah sedikit demi sedikit. Lamunan Hasna buyar karena ada notif dari ponsel. Dia membukanya, ternyata ada pesan dari salah satu temannya. WhatsApp Santi : Hasna? Kamu lagi makan di resto bintang ya? Hasna membaca dengan teliti, dia langsung saja bingung apa maksud dari deretan kata tersebut. Tanpa menunggu waktu Hasna langsung membalas. Hasna : Emang kenapa San? Santi : Ih kok kamu nggak bilang-bilang, kalau tahu kamu ke sana sama suami kamu kan bisa samaan makannya. Cuma aku udah selesai dan Cuma liat kalian sekilas doang Hasna terdiam membacanya, mendadak pikirannya kemana-mana. “Tenang Hasna, tenang…” ujar Hasna sambil mengelus d**a. Rasa sesak itu jelas saja dia rasakan. Sejak pagi jelas sekali Hasna berada di rumah dan tidak ada kemanapun bersama suaminya. Hasna : Kapan kapan ya kita temu kangen hehe, Hasna langsung saja menghubungi suami nya. Dering pertama tidak ada jawaban, Hasna mencobanya lagi. Namun juga tidak ada jawaban, Hasna belum puas sebelum bertanya dengan suaminya. Dia langsung saja menghubungi lagi. Akhirnya panggilan itu diangkat. Hasna belum mengatakan salam namun Surya langsung saja membentak dengan suara keras. Jelas saja hati Hasna tambah hancur, bukan ini yang dia mau. Jelas saja bukan “Aku lagi kerja Hasna, kamu nggak ada kerjaan sampai hubungi aku!!!” “Ma-Mas lagi dimana?” tanya Hasna dengan suara menahan tangis. Dia mendengar Surya seperti menarik nafas cukup dalam. “Aku lagi di kantor, kamu kira Aku kemana? Liburan atau senang-senang gitu? Aku nyari duit buat kalian.” Hasna menelan air ludahnya dengan susah payah. “Ta-tadi Mas ada keluar?” tanya Hasna lagi. Dia tidak tahu berapa besar kekuatan mentalnya, namun Hasna harus segera tahu. “Ada, aku meeting diluar sama karyawan kantor. Wah teman kamu ngadu ya kalau aku selingkuh, Pantes aja kamu nelpon gini ya. “ Hasna terdiam. “Kamu kira aku nggak punya otak? Kalaupun aku selingkuh nggak mungkin di tempat yang ramai gitu, aku bakalan selingkuh di tempat yang nggak ada kenal sama aku atau kamu. Ngerti?” Hasna tersentak kaget. Hasna segera meminta maaf. Ternyata dugaan Hasna salah. Hasna sudah sangat kelewatan berpikir entah kemana-mana. “Ma-maaf Mas, Hasna nggak berpikir kayak gitu,” ucap Hasna beralibi. “Alahh nggak usah bohong kamu, udah lah Na. Kamu jadi istri baik aja sehari bisa nggak? Nggak di rumah, nggak di kantor kepala aku mumet. Belum lagi masalah kantor, Aku pusing!!!” “Bukan gitu-“ Tut…tut…tut Panggilan itu langsung terputus secara sepihak. Hasna tidak tahu bahwa pertanyaanya membuat Surya marah. Salahkan Hasna jika menginginkan respon yang lebih baik. Respon yang membuat gundah di dalam hatinya bisa sedikit meredah. Namun harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Hasna hanya mampu menahan itu semua sendiri. Rasa khawatir tentu saja ada, Hasna juga selalu berpikir kenapa suaminya  tidak mau melakukan hubungan badan dengan nya beberapa hari ini. Biasanya dia tidak seperti itu. Hasna langsung mengenyahkan pikiran tersebut. Dia melangkah ke dapur untuk mengambil air minum. “Ibu abis tidur?” tanya Ayra. Hasna menggeleng. Mungkin karena tidak keluar dari kamar seperti biasanya Ayra mengira Hasna tidur. Biasanya dia selalu datang ke kamar anak pertamanya itu untuk sekedar ngobrol santai atau hanya memperhatikan dia untuk belajar. Namun Hasna kembali berpikir bahwa tindakannya itu mungkin saja dapat mengganggu konsentrasi Ayra dalam belajar. “Ibu nggak sakit kan?” tanya Ayra lagi. Hasna mengerutkan keningnya, kenapa Ayra bertanya seperti itu. “Memang kenapa Nak?” tanya Hasna balik. “Muka ibu kusut gitu,” jawabnya. Hasna tidak bisa melihat bagaimana kondisi dirinya. Hatinya memang sedang tidak baik-baik saja. Apa fisiknya juga berkata demikian? “Ibu baik-baik aja kok hehe, udah-udah nak nggak usah khawatir ya!” Ayra hanya tersenyum sambil memeluk Hasna. Hasna tersenyum, Ayra tahu saja apa yang Hasna butuhkan sekarang. Hasna mengelus pucuk kepalanya dengan sayang bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Semuanya akan kembali seperti semula lagi. “Nggak capek belajar terus nak?” tanya Hasna penasaran. “Enggak Bu, Ayra suka kok belajar hehe.” Ayra memang anak pintar dan rajin. Dia tidak pernah mengeluh soal apapun tentang belajarnya, Ayra juga tidak pernah meminta untuk di masukan di lembaga les untuk menambah ilmunya. Anak pertama Hasna memang sesuatu. Hasna melihat jam, ternyata sudah jam sebelas siang. Anak ketiganya sebentar lagi akan pulang. Hasna mulai membuat makanan untuk makan siang. sedangkan Agra akan pulang pada jam lima sore karena ada bimbingan belajar. Agra juga pintar dan Hasna berharap anaknya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik di negeri ini sama seperti kakaknya.  “Kita masak apa Bu?” tanya Ayra memecahkan lamunanku. “Kayaknya sup kerang aja Nak,” usul Hasna. Memang beberapa hari yang lalu Hasna ke pasar dan membeli kerang. Sudah lama Hasna tidak memakannya. Ayra setuju. Hasna langsung mengeluarkan bahan-bahan dan dibantu oleh anakku. Kami berdua mulai memasak sambil mengobrol. “Ayra ada nanya nggak sama Agra mau lanjutin kuliah dimana?” tanya Hasna penasaran. Dia belum punya waktu untuk membahas hal tersebut dengan Agra. Hasna juga takut Agra menjadi seperti dituntut jika dia membahas hal tersebut dengan Agra. “Nggak usah khawatir Bu, Agra tahu kok apa yang baik buat dia.” Jawaban Ayra belum sepenuhnya membuat Hasna tenang.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN