Hari ketiga Jason di rumah, dia masih berusaha meredakan jet lag-nya. Meski waktu istirahat malamnya tidak terpengaruh, tapi kepalanya masih terasa pusing tiap kali dia bangun tidur. Jason pun berusaha untuk beraktivitas daripada diam di kamar. Mamanya justru meminta Jason untuk beristirahat, tetapi Jason bersikeras.
Sejak tidak bekerja, Jason selalu menemukan sesuatu untuk dilakukan. Di New York, banyak yang bisa dia kerjakan. Tiap kali pulang ke rumah, Jason selalu menghabiskan lebih banyak waktu di rumah karena mamanya pun jarang keluar kecuali memang ada yang perlu dibeli. Namun kali ini, Jason seperti kebingungan melakukan sesuatu karena dia Jakarta yang dikenalnya hampir dua puluh tahun lalu, sudah banyak berubah. Dia pun tidak punya teman yang bisa diajak bertemu kecuali Richard ya
