“Nad, kau baik-baik saja?” Rangga yang khawatir langsung mengambil alih handuk putih tersebut. Dia membopong Nadira sambil mengelap darah yang keluar. Masa bodoh dengan lampu yang rusak. Perhatian Rangga kini hanya tertuju pada Nadira. “Aku bisa sendiri, Rangga! Tadi ... aku hanya sedikit ceroboh, sampai-sampai ... uhukk!” “Sudah! Jangan banyak bicara dulu!” Rangga membawa Nadira duduk di atas sofa ruang tengah. Lalu pria tersebut mengangkat kaki Nadira agar berselonjor di sofa tersebut. “Istirahat di sini!” titahnya. Nadira menyandarkan kepala pada bahu sofa. Dia memejamkan mata sejenak, lalu terbuka lagi. Matanya menatap pada handuk putih yang sudah penuh dengan noda darah tergeletak di atas meja. Sementara Rangga langsung pergi ke dapur untuk membuatkan minuman hangat. P

